Rabu, 04 Juni 2014

Makalah Epidemiologi kontemporer



TUGAS EPIDEMIOLOGO KONTEMPORER

 

KEBAKARAN HUTAN


KELOMPOK II


SARAH FEBRIANA 1110118
RUSMINA KHARIE 1110103



 









SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
BISMIL
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas tentang  “Kebakaran Hutan ”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat di harapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan makalah kami selanjutnya, Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
Sekian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, ‘Wasalamualaikum Wr. Wb’.




                                                                   Makassar, 29 Maret 2014


                                                                 Penulis
                                                                 Kelompok II






DAFTAR ISI

Halaman judul                                                                                             i
Kata pengantar                                                                                           ii
Daftar isi                                                                                                      iii

BAB I   :    PENDAHULUAN                                                                   
1.    Latar Belakang                                                                                  1
2.    Rumusan Masalah                                                                             2

BAB II  :    PEMBAHASAN
A.  Sejarah Virus Hepatitis A                                                                 3
B.   Pengertian Virus Hepatitis A                                                            4
C.   Sifat Umum Virus Hepatitis A                                                         5
D.  Penyabab, Tanda dan Gejala  Virus Hepatitis A                              6                                                  
E.   Penyebaran Virus Hepatitis A                                                           8
F.    Penularan  Virus Hepatitis A                                                            8
G.  Pencegahan Virus Hepatitis A                                                          10
H.  Pengobatan Virus Hepatitis A                                                          11
                                                                                                   

BAB III     :                                                                                                  PENUTUP
A.  Kesimpulan                                                                                       20
B.   Saran                                                                                                 21

DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Hutan adalah kunci utama dalam setiap masalah alam yang dikeluhkan saat ini, karena hutan adalah titik keseimbangan bumi. Banyak sekali hutan-hutan rusak akibat kesengajaan yang diperbuat oleh manusia ataupun karena gejala alam, sehingga fungsi hutan hilang dan terjadilah longsor, banjir dimana-mana, panas yang menyengat, polusi udara dan bencana alam lainnya. Salah satu penyebab keruakan tersebut adalah pembakaran hutan. Fungsi hutan sebagai penghasil oksigen berubah menjadi penghasil karbondioksida terbesar dan sebagai pembawa penyakit pernapasan yang meresahkan masyarakat sekitar  serta hilangnya fungsi hutan sebagai penjaga habitat-habitat yang hidup di hutan.
Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan hamparan hutan seluas 144 juta ha. Hutan tersebut memiliki berbagai fungsi anatara lain sebagai penghasil kayu, sumber palsma nutfah, ekosistem, habitat flora dan fauna serta sebagai pengatur tata air dan dan pengawetan tanah. Fungsi tersebut sangat penting bagi kehidupan manusia, sehingga perlu dijaga akan kelestariannya dari gangguan yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya fungsi tersebut.

Keberadaan hutan di Indonesia sangat penting tak hanya untuk bangsa Indonesia tetapi juga bagi semua makhluk hidup di bumi. Hutan di Indonesia sering dijuluki sebagai paru-paru dunia. Hal ini wajar mengingat jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia. Sayangnya, akhir-akhir ini kebakaran hutan di Indonesia semakin sering terjadi. Penyebabnya bisa beragam yang dibagi ke dalam dua kelompok utama, alam dan campur tangan manusia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90 % disebabkan oleh manusianya dan selebihnya adalah kehendak alam. Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia antara lain :
1.     Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.
2.     Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem. Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau longsor.
3.     Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.
4.     Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
5.     Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.
6.     Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah Negara.

B.    Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dan Jenis Kebakaran Hutan ?
2. Bagaimana Proses Terjadinya Kebakaran Hutan ?
3. Mengetahui Kandunga Dalam Asap Kebakaran ?
4. Mengetahui Dampak Kebakarn Hutan ?








BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya.
Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida , habitat hewan,  arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya kelestarian lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan merupakan suatu usaha Perlindungan Hutan agar kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak meluas.
Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.     Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari api permukaan.
Api membakar bahan-bahan organik dan vegetasi di atas lantai hutan, yaitu seresah, tumbuhan bawah, anakan pohon dan lain-lain.
Bentuk nyala api adalah seperti api unggun, dimana angin memainkan peranan dalam penyebaran kebakaran ini.

2.     Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
Bahan bakar potensial adalah tajuk pohon dengan ranting-ranting dan cabang pohon yang bilamana terbakar habis akan menyebabkan pohon-pohon menjadi kering dan mati. Jenis konifer yang banyak mengandung resin mengakibatkan lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis tajuk daun lebar.
Pengaruh angin pada kebakaran tajuk sangat berarti dalam menentukan penyebaran api. Bentuk jalaran api adalah lonjong ke suatu arah sesuai dengan arah angin seperti pada kebakaran permukaan. 

3.     Kebakaran Bawah (Ground Fire) atau Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala api. Penyebaran  api juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu tempat.Pada tipe kebakaran ini api membakar bahan-bahan organik yang terdapat di bawah seresah seperti humus, gambut, serbuk gergaji, akar pohon ataupun kayu yang sedang melapuk.


B.    Proses Terjadinya Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan hanya dapat terjadi apabila terdapat nyala api, sedangkan proses nyala api dapat berlangsung apabila ada tiga unsur utama, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen atau udara. Ketiga komponen tersebut sering disebut dengan fire triangle (Davis, 1959).  

  

Bahan bakar di hutan dapat berupa humus,  jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang, cabang, ranting pohon dan sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa daripada tanaman dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas biasanya  datang dari kondisi iklim yang berubah ekstrim, dimana penyinaran matahari yang lama dengan jumlah hari hujan yang sangat minim pada setiap bulan dan tahun. Makin terbukanya hutan akibat jalan-jalan logging akan menyebabkan semakin mantapnya aliran udara di dalam hutan, sehingga  dengan sendirinya menciptakan kondisi yang mudah terbakar.
Secara teoritis proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu Konveksi (aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).
1.     Konveksi adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai dengan perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada suatu kebakaran bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa jenis udara bagian bawah dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini menyebabkan adanya aliran massa yang membawa panas.

2.     Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses ini dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra merah). Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu proses radiasi.

3.     konduksi adalah proses rambatan  kalor dalam zat yang tidak disertai perpindahan massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar akan menaikkan kalor/suhu pada bagian pohon yang lain.
Melalui ketiga proses fisika inilah bagaimana api dalam suatu kebakaran dapat menyala, muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin yang kencang tentu akan sangat memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan panas dengan proses konveksi, sehingga keadaan mudah terbakar akan semakin mungkin.
Pemanasan global dari sinar matahari menyebabkan bahan bakar menjadi kering, sehingga mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan.


C.     Kandungan Asap

Secara umum, asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi.
Asap adalah produk pembakaran yang sempurna dan tidak sempurna, yang terdiri dari partikel partikel gas dan uap serta unsur unsur terurai yang dilepas dari suatu bahan yang terbakar. Semua bahan yang dapat terbakar akan menghasilkan karbon monosida ( gas CO ) dan karbon dioksida ( gas CO2 ) dalam jumlah besar. Selain itu juga, mengeluarkan zat zat beracun seperti : Nitrogen monoksida dan dioksida, gas sulfur, formaldehida ( dikenal sebagai formalin ), hidrokarbon, partikel dan zat oksidan, serta puluhan bahan beracun lainnya.
Karbon monoksida : sifat yang khas dari gas CO, adalah kemampuannya untuk berikatan dengan hemoglobin ( zat warna sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh ) 200 kali lebih besar dari pada oksigen, sehingga aliran oksigen terganggu. Kondisi ini berbahaya bagi otot jantung dan pembuluh darah tepi. Pada susunan syaraf dapat menyebabkan kejang kejang dan hilang kesadaran. Pada wanita hamil akan menyebabkan aliran oksigen ke janin berkurang sehingga bayi akan lahir dengan berat badan rendah, keguguran, anak dengan kepintaran kurang ( IQ rendah ). Pada kulit akan cepat menjadi keriput dan kendur,
Nitrogen monoksida dan dioksida : adalah gas yang berbahaya bagi manusia, NO2 empat kali lebih berbahaya dari pada gas NO, keracunan gas ini akan menyebabkan kelumpuhan sistem syaraf dan kejang. Pada paru paru menyebabkan gejala infeksi pernapasan akut ( ISPA ) kesulitan bernapas, kekambuhan asma, pembengkakan paru paru.
Zat Oksidan : Oksidanperoksida atau Oksidanfotokimia terdiri dari Ozon, Nitrogen dioksida, Peroksiasetilnitrat, gas gas ini akan menyebabkan gangguan pernapasan sampai pembengkakan dan kanker paru paru. Pada susunan syaraf menyebabkan gangguan koordinasi, pusing , dapat juga menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan.
Hidrokarbon : bila dihirup akan mengakibatkan iritasi paru paru dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker paru paru.
Formalin : Selain sebagai bahan pensucihamaan dan pengawet mayat, yang berupa gas formalin dapat terhirup dari asap sisa pembakaran. Bila keracunan formalin : timbul mual,muntah, diare, bersih, radang amandel, iritasi hidung, radang dan pembengkakan paru paru. Pada mata akan terjadi iritasi, mata merah, berair, radang selaput mata dan lensa ( Kompas Cyber Media /Depkes RI 14/08/06 ).

Partikel debu melayang ( Suspended Partikulated Matter/SPM ): campuran berbagai senyawa organik maupun nonorganik di udara, bisa juga bercampur dengan timah hitam. Partikel ini memyebabkan iritasi saluran pernapasan dan iritasi mata.
Sebagian gas dan partikel diatas, akan lebih berbahaya bila mengenai bayi, balita dan orang tua atau orang dengan kondisi tubuh yang menurun. Hal ini dihubungkan dengan kondisi badan , lamanya atau beratnya paparan gas tersebut.

D.    Dampak Kebakaran Hutan

Berbagai dampak kebakaran hutan di berbagai aspek antara lain:
1.     Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan.Sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil hutan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Asap yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut sedikit banyak mengganggu aktivitasnya yang secara otomatis juga ikut mempengaruhi penghasilannya.

2.      Terganggunya aktivitas sehari-hari
Adanya gangguan asap secara otomatis juga mengganggu aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari. Demikian pula terhadap banyak aktivitas yang menuntut manusia untuk berada di luar ruangan. Adanya gangguan asap akan mengurangi intensitas dirinya untuk berada di luar ruangan. Ketebalan asap juga memaksa orang menggunakan masker yang tidak sedikit banyak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

3.     Terganggunya kesehatan
Di tinjau dari sudut kesehatan, asap yang keluar akibat kebakaran hutan mengandung berbagai komponen yang berbahaya. Komponen ini terdiri dari gas maupun partikel-partikel. Komponen gas yang besar peranannya mengganggu kesehatan adalah Karbon monoksida dan Aldehid. Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
 Selain itu, tercatat akibat merugikan dari ozon, Nitrogen oksida, Karbon dioksida, dan Hidrokarbon. Dalam kebakaran hutan, berbagai jenis zat dapat terbang jauh, dan dalam transportasi ini dikonversikan menjadi gas lain seperti ozon, atau berubah menjadi partikel seperti Spesies nitrat dan Oksigen organik.


4.     Hilangnya sejumlah spesies
Kebakaran bukan hanya meluluh lantakkan berjenis-jenis pohon namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat satwa lainnya. Umumnya satwa yang ikut musnah akibat terperangkap oleh asap dan sulitnya jalan keluar karena api telah mengepung dari segala penjuru.

5.      Ancaman erosi
Dampak lainnya adalah kerusakan hutan setelah terjadi kebakaran dan hilangnya margasatwa. Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar. Pada saat hujan turun dan ketika run off terjadi, ketiadaan akar tanah akibat terbakar sebagai pengikat akan menyebabkan tanah ikut terbawa oleh hujan ke bawah yang pada akhirnya potensial sekali menimbulkan bukan hanya erosi tetapi juga longsor.




6.     Terganggunya ekosistem terumbu karang
Terganggunya ekosistem terumbu karang lebih disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat terumbu karang dan beberapa spesies lainnya menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa.

7.     Pemanasan global
Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi akhir-akhir ini dipandang sebagai sebuah malapetaka yang tidak hanya bersifat nasional saja akan tetapi sudah bersifat regional bahkan global karena asap yang berasal dari kebakaran hutan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi Gas Rumah Kaca di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca secara global yang berakibat pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global ini pada akhirnya membawa dampak terjadinya perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan di bumi. Dalam kaitan tersebut, terkaitlah peran serta dari suatu fenomena alam yang disebut dengan efek rumah kaca.
Dengan demikian, kebakaran hutan yang secara luas menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi merupakan ancaman yang sangat serius bagi keselamatan lingkungan hidup dan kehidupan manusia. Salah satu dampak dari pemanasan global ini adalah penipisan lapisan ozon. Dimana lapisan ozon ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari. Rusaknya lapisan ozon ini mengakibatkan kerusakan-kerusakan bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan dan peternakan disamping dapat menganggu kesehatan manusia serta dampak negatif lainnya yang sangat mengancam segala kehidupan di muka bumi ini.

8.     Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata
Selain itu asap tebal juga mengganggu transportasi khususnya transportasi udara disamping transportasi darat, sungai, danau, dan laut. Pada saat kebakaran hutan yang cukup besar banyak kasus penerbangan terpaksa ditunda atau dibatalkan. Sering sekali terdengar sebuah pesawat tidak bisa turun di satu tempat karena tebalnya asap yang melingkungi tempat tersebut. Sementara pada transportasi darat, sungai, danau dan laut terjadi beberapa kasus tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.


9.     Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Hidrologi
Salah satu poin yang terkait dengan aspek ekologi sebagai dampak terganggunya hutan akibat kebakaran adalah terganggunya fungsi hidrologi hutan, dimana hutan mempunyai peranan penting terkait fungsi hidrologi seperti meningkatkan curah hujan, aliran sungai, mengatur fluktuasi aliran sungai – meningkatkan aliran rendah musim kemarau, mengurangi erosi, mengurangi banjir, meningkatkan mutu pasokan air. Dampak kebakaran terhadap fungsi hidrologi ini terkait dengan hilangnya vegetasi, serasah, mikroorganisme dan rusaknya struktur tanah yang akan mempengaruhi proses-proses yang terjadi dalam siklus hidrologi seperti intersepsi, evapotranspirasi, infiltrasi, aliran permukaan (run off) dan simpanan air dalam tanah, meski demikian pengaruh kebakaran terhadap proses-proses tersebut tentu saja dipengaruhi oleh intensitas dan tingkat kebakaran yang terjadi.







E.     Contoh

Kasus Kebakaran Hutan yang terjadi di Pekan Baru/ Riau .
Kebakaran hutan yang terjadi didaerah riau  sepekan terakhir kian bertambah. Dari sebelumnya 7.900 hektare, kini mencapai 11.500 hektar. Kebakaran ini menyebabkan terjadinya kabut asap
Kabut asap dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan kelestarian hayati. Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit.
Terjadi 8 masalah kesehatan bagi masyarakat akibat kabut asap karena kebakaran hutan yang terjadi di Kota Dumai Riau.
Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungki juga infeksi.
Kedua, kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik,dll.
            Ketiga, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
Masalah akibat kabut asap yang
keempat, bagi yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakir kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
Kelima, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
Keenam, secara umum maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.            
Ketujuh, bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
Kedelapan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).
Sejauh ini data yang diperoleh tercatat sedikitnya 31.000 warga di 12 kabupaten/ kota di provinsi tersebut telah terserang berbagai jenis penyakit akibat polusi kabut asap. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau di Posko Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kabut Asap di Lapangan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru menyebutkan, penyakit terbanyak yang diderita adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan jumlah penderita mencapai 27.587 jiwa.  Penyakit lain adalah pneumonia (528 jiwa), asma (1.031 jiwa), iritasi kulit (1.368 jiwa), serta iritasi mata (751 jiwa). ”Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan sebelumnya di mana penderita penyakit akibat asap masih sekitar 28.000 orang. Ketebalan kabut asap ini telah membuat kualitas udara kota Riau menjadi buruk dan sangat berbahaya dengan indeks standar pencemar udara (ISPU) di atas 700 atau berada di level sangat berbahaya bagi kesehatan. ”Udara pagi juga sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan dan bisa saja kejadian kabut asap yang paling terparah tahun ini,”.
















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hutan adalah kunci utama dalam setiap masalah alam yang dikeluhkan saat ini, karena hutan adalah titik keseimbangan bumi. Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan , Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk dan Kebakaran Bawah (Ground Fire) atau Api Tanah.
Kebakaran hutan hanya dapat terjadi apabila terdapat nyala api, sedangkan proses nyala api dapat berlangsung apabila ada tiga unsur utama, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen atau udara.
Secara umum, asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi.
Berbagai dampak kebakaran hutan di berbagai aspek antara lain: Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan, Terganggunya aktivitas sehari-hari, Terganggunya kesehatan, Hilangnya sejumlah spesies, Ancaman erosi, Terganggunya ekosistem terumbu karang, Pemanasan global, Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata, serta Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Hidrologi.


B.    SARAN
1. Kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang terjadi dari kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di minimalisasi.
2. Kita harus membuang kebiasaan-kebiasaan buruk tentang kelalean kita terhadap penggunaan api di dalam hutan untuk membuka lahan yang tidak kekontrol dan lainya yang bias menyebabkan kebakaran hutan.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.bahaya kabut asap/com





Tidak ada komentar:

Posting Komentar