TUGAS EPIDEMIOLOGO KONTEMPORER
KEBAKARAN HUTAN
KELOMPOK II
SARAH FEBRIANA 1110118
RUSMINA KHARIE 1110103
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
karena rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Kebakaran
Hutan ”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu sangat di harapakan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari pembaca demi perbaikan penyusunan makalah kami
selanjutnya, Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
Sekian
yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, ‘Wasalamualaikum Wr. Wb’.
Makassar, 29 Maret 2014
Penulis
Kelompok II
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Kata pengantar ii
Daftar isi iii
BAB
I : PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang 1
2. Rumusan
Masalah 2
BAB
II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Virus Hepatitis A 3
B. Pengertian Virus Hepatitis A 4
C. Sifat Umum Virus Hepatitis A 5
D. Penyabab, Tanda dan Gejala Virus Hepatitis A 6
E. Penyebaran Virus Hepatitis A 8
F. Penularan Virus
Hepatitis A 8
G. Pencegahan Virus Hepatitis A 10
H. Pengobatan Virus Hepatitis A 11
BAB
III : PENUTUP
A. Kesimpulan 20
B. Saran 21
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hutan adalah
kunci utama dalam setiap masalah alam yang dikeluhkan saat ini, karena
hutan adalah titik keseimbangan bumi. Banyak sekali hutan-hutan rusak akibat
kesengajaan yang diperbuat oleh manusia ataupun karena gejala alam, sehingga
fungsi hutan hilang dan terjadilah longsor, banjir dimana-mana, panas yang
menyengat, polusi udara dan bencana alam lainnya. Salah satu penyebab keruakan
tersebut adalah pembakaran hutan. Fungsi hutan sebagai penghasil oksigen berubah
menjadi penghasil karbondioksida terbesar dan sebagai pembawa penyakit
pernapasan yang meresahkan masyarakat sekitar serta hilangnya fungsi
hutan sebagai penjaga habitat-habitat yang hidup di hutan.
Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan
hamparan hutan seluas 144 juta ha. Hutan tersebut memiliki berbagai fungsi
anatara lain sebagai penghasil kayu, sumber palsma nutfah, ekosistem, habitat
flora dan fauna serta sebagai pengatur tata air dan
dan pengawetan tanah. Fungsi tersebut sangat penting bagi kehidupan
manusia, sehingga perlu dijaga akan kelestariannya dari gangguan yang
menyebabkan berkurangnya atau hilangnya fungsi tersebut.
Keberadaan hutan di Indonesia sangat penting
tak hanya untuk bangsa Indonesia tetapi juga bagi semua makhluk hidup di bumi.
Hutan di Indonesia sering dijuluki sebagai paru-paru dunia. Hal ini wajar
mengingat jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur
ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia.
Sayangnya, akhir-akhir ini kebakaran hutan di Indonesia semakin sering terjadi.
Penyebabnya bisa beragam yang dibagi ke dalam dua kelompok utama, alam dan
campur tangan manusia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia
sebanyak 90 % disebabkan oleh manusianya dan selebihnya adalah kehendak alam.
Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa
ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia antara lain :
1. Kebakaran hutan akan menyebarkan
sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena
penipisan lapisan ozon.
2. Dengan
terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan
mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat
pada ketidakseimbangan ekosistem. Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan
identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah
serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana
akan datang seperti bajir
atau longsor.
3. Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat
bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada
perekonomian.
4. Jumlah
hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.
5. Asap
dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang
berhubungan dengan pernapasan.
6. Kebakaran
hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah
Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dan Jenis Kebakaran Hutan ?
2. Bagaimana Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
?
3. Mengetahui Kandunga Dalam Asap Kebakaran ?
4. Mengetahui Dampak Kebakarn Hutan
?
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
Kawasan-kawasan
semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi
sebagai penampung karbon
dioksida , habitat hewan, arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Kebakaran Hutan
adalah suatu keadaan dimana hutan
dilanda api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya
kelestarian lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan
merupakan suatu usaha Perlindungan
Hutan agar
kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak meluas.
Dikenal ada 3
macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Api Permukaan
atau Kebakaran
Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan membakar seresah, kayu-kayu kering
dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat, nyalanya besar dan
panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran berasal dari
api permukaan.
Api membakar bahan-bahan organik dan
vegetasi di atas lantai hutan, yaitu seresah, tumbuhan bawah, anakan pohon dan
lain-lain.
Bentuk nyala api adalah seperti api
unggun, dimana angin memainkan peranan dalam penyebaran kebakaran ini.
2. Api Tajuk
atau Kebakaran
Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok terutama
pada jenis-jenis
hutan yang
daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat, maka api yang terjadi
cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi
apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.
Bahan
bakar potensial adalah tajuk pohon dengan ranting-ranting dan cabang pohon yang
bilamana terbakar habis akan menyebabkan pohon-pohon menjadi kering dan mati.
Jenis konifer yang banyak mengandung resin mengakibatkan lebih mudah terbakar
daripada jenis-jenis tajuk daun lebar.
Pengaruh angin
pada kebakaran tajuk sangat berarti dalam menentukan penyebaran api. Bentuk
jalaran api adalah lonjong ke suatu arah sesuai dengan arah angin seperti pada
kebakaran permukaan.
3. Kebakaran
Bawah (Ground Fire) atau Api Tanah
adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena
sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai
dengan adanya nyala api. Penyebaran api
juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu
tempat.Pada tipe kebakaran ini api membakar bahan-bahan organik yang terdapat
di bawah seresah seperti humus, gambut, serbuk gergaji, akar pohon ataupun kayu
yang sedang melapuk.
B.
Proses
Terjadinya Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan hanya dapat terjadi apabila
terdapat nyala api, sedangkan proses nyala api dapat berlangsung apabila ada
tiga unsur utama, yaitu bahan bakar, panas dan oksigen
atau udara. Ketiga komponen tersebut sering disebut dengan fire
triangle (Davis, 1959).
Bahan bakar di hutan dapat berupa humus,
jatuhan daun di lantai hutan, akar, batang, cabang, ranting pohon dan
sebagainya yang semuanya merupakan hasil fotosintesa daripada tanaman dalam
jangka waktu yang panjang. Sedangkan panas biasanya datang dari kondisi iklim
yang berubah ekstrim, dimana penyinaran matahari yang lama dengan jumlah hari
hujan yang sangat minim pada setiap bulan dan tahun. Makin terbukanya hutan
akibat jalan-jalan logging akan menyebabkan semakin mantapnya aliran udara di
dalam hutan, sehingga dengan sendirinya menciptakan kondisi yang mudah
terbakar.
Secara teoritis
proses pembakaran dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan, yaitu Konveksi
(aliran), radiasi (pancaran) dan Konduksi (hantaran).
1.
Konveksi
adalah proses rambatan kalor (panas) dalam suatu zat yang disertai dengan
perpindahan massa. Bagian udara di lantai hutan akan naik suhunya pada suatu
kebakaran bawah yang berakibat massa jenisnya berkurang. Perbedaan massa jenis
udara bagian bawah dan atas menyebabkan adanya pertukaran massa. Ini
menyebabkan adanya aliran massa yang membawa panas.
2.
Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Kalor dalam proses ini
dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet pembawa panas (sinar infra
merah). Peristiwa pancaran kalor dari matahari sampai ke bumi adalah suatu
proses radiasi.
3.
konduksi
adalah proses rambatan kalor dalam zat yang tidak disertai perpindahan
massa. Pemanasan pada pangkal batang pohon yang terbakar akan menaikkan
kalor/suhu pada bagian pohon yang lain.
Melalui
ketiga proses fisika inilah bagaimana api dalam suatu kebakaran dapat menyala,
muncul dan merambat dengan cepatnya. Angin yang kencang tentu akan sangat
memainkan peranan yang besar dalam menyebarkan panas dengan proses konveksi,
sehingga keadaan mudah terbakar akan semakin mungkin.
Pemanasan
global dari sinar matahari menyebabkan bahan bakar menjadi kering, sehingga
mudah dilalap api dari satu bagian ke bagian lainnya (konduksi).
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan.
Dari keadaan yang disebutkan di atas dapat menimbulkan api secara alami, bilamana pemanasan telah cukup tinggi dan lama. Belum lagi jika memang sumber api berasal dari para peladang yang bekerja di hutan ataupun kelalaian para pekerja hutan.
C.
Kandungan
Asap
Secara umum, asap
akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi.
Asap adalah produk pembakaran yang sempurna
dan tidak sempurna, yang terdiri dari partikel partikel gas dan uap serta unsur
unsur terurai yang dilepas dari suatu bahan yang terbakar. Semua bahan yang
dapat terbakar akan menghasilkan karbon monosida ( gas CO ) dan karbon dioksida
( gas CO2 ) dalam jumlah besar. Selain itu juga, mengeluarkan zat zat beracun
seperti : Nitrogen monoksida dan dioksida, gas sulfur, formaldehida ( dikenal
sebagai formalin ), hidrokarbon, partikel dan zat oksidan, serta puluhan bahan
beracun lainnya.
Karbon monoksida : sifat yang khas dari gas
CO, adalah kemampuannya untuk berikatan dengan hemoglobin ( zat warna sel darah
merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh ) 200 kali lebih besar dari pada
oksigen, sehingga aliran oksigen terganggu. Kondisi ini berbahaya bagi otot
jantung dan pembuluh darah tepi. Pada susunan syaraf dapat menyebabkan kejang
kejang dan hilang kesadaran. Pada wanita hamil akan menyebabkan aliran oksigen
ke janin berkurang sehingga bayi akan lahir dengan berat badan rendah,
keguguran, anak dengan kepintaran kurang ( IQ rendah ). Pada kulit akan cepat
menjadi keriput dan kendur,
Nitrogen monoksida dan dioksida : adalah gas
yang berbahaya bagi manusia, NO2 empat kali lebih berbahaya dari pada gas NO,
keracunan gas ini akan menyebabkan kelumpuhan sistem syaraf dan kejang. Pada
paru paru menyebabkan gejala infeksi pernapasan akut ( ISPA ) kesulitan
bernapas, kekambuhan asma, pembengkakan paru paru.
Zat Oksidan : Oksidanperoksida atau
Oksidanfotokimia terdiri dari Ozon, Nitrogen dioksida, Peroksiasetilnitrat, gas
gas ini akan menyebabkan gangguan pernapasan sampai pembengkakan dan kanker
paru paru. Pada susunan syaraf menyebabkan gangguan koordinasi, pusing , dapat
juga menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan.
Hidrokarbon : bila dihirup akan mengakibatkan
iritasi paru paru dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker paru paru.
Formalin : Selain sebagai bahan pensucihamaan
dan pengawet mayat, yang berupa gas formalin dapat terhirup dari asap sisa
pembakaran. Bila keracunan formalin : timbul mual,muntah, diare, bersih, radang
amandel, iritasi hidung, radang dan pembengkakan paru paru. Pada mata akan
terjadi iritasi, mata merah, berair, radang selaput mata dan lensa ( Kompas Cyber
Media /Depkes RI 14/08/06 ).
Partikel debu melayang ( Suspended
Partikulated Matter/SPM ): campuran berbagai senyawa organik maupun nonorganik
di udara, bisa juga bercampur dengan timah hitam. Partikel ini memyebabkan
iritasi saluran pernapasan dan iritasi mata.
Sebagian
gas dan partikel diatas, akan lebih berbahaya bila mengenai bayi, balita dan
orang tua atau orang dengan kondisi tubuh yang menurun. Hal ini dihubungkan
dengan kondisi badan , lamanya atau beratnya paparan gas tersebut.
D.
Dampak Kebakaran Hutan
Berbagai dampak
kebakaran hutan di berbagai aspek antara lain:
1.
Hilangnya sejumlah mata pencaharian
masyarakat di sekitar hutan.Sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan
hidupnya dari hasil hutan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Asap yang
ditimbulkan dari kebakaran tersebut sedikit banyak mengganggu aktivitasnya yang
secara otomatis juga ikut mempengaruhi penghasilannya.
2.
Terganggunya aktivitas sehari-hari
Adanya gangguan asap secara otomatis
juga mengganggu aktivitas yang dilakukan manusia sehari-hari. Demikian pula
terhadap banyak aktivitas yang menuntut manusia untuk berada di luar ruangan.
Adanya gangguan asap akan mengurangi intensitas dirinya untuk berada di luar
ruangan. Ketebalan asap juga memaksa orang menggunakan masker yang tidak
sedikit banyak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Di tinjau dari sudut kesehatan, asap yang
keluar akibat kebakaran hutan mengandung berbagai komponen yang berbahaya.
Komponen ini terdiri dari gas maupun partikel-partikel. Komponen gas yang besar
peranannya mengganggu kesehatan adalah Karbon monoksida dan Aldehid.
Terganggunya kesehatan; Kebakaran hutan berakibat pada pencemaran udara oleh
debu, gas SOx, NOx, COx, dan lain-lain dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan manusia, antara lain infeksi saluran pernafasan, sesak
nafas, iritasi kulit, iritasi mata, dan lain-lain.
Selain itu, tercatat akibat merugikan dari
ozon, Nitrogen oksida, Karbon dioksida, dan Hidrokarbon. Dalam kebakaran hutan,
berbagai jenis zat dapat terbang jauh, dan dalam transportasi ini dikonversikan
menjadi gas lain seperti ozon, atau berubah menjadi partikel seperti Spesies
nitrat dan Oksigen organik.
4.
Hilangnya sejumlah spesies
Kebakaran bukan hanya meluluh
lantakkan berjenis-jenis pohon namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat
satwa lainnya. Umumnya satwa yang ikut musnah akibat terperangkap oleh asap dan
sulitnya jalan keluar karena api telah mengepung dari segala penjuru.
5.
Ancaman erosi
Dampak lainnya adalah kerusakan hutan
setelah terjadi kebakaran dan hilangnya margasatwa. Hutan yang terbakar berat
akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya
tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak
dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul
bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar. Pada
saat hujan turun dan ketika run off terjadi, ketiadaan akar tanah akibat
terbakar sebagai pengikat akan menyebabkan tanah ikut terbawa oleh hujan ke
bawah yang pada akhirnya potensial sekali menimbulkan bukan hanya erosi tetapi
juga longsor.
6.
Terganggunya ekosistem terumbu karang
Terganggunya ekosistem terumbu karang
lebih disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk
menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat terumbu karang dan
beberapa spesies lainnya menjadi sedikit terhalang untuk melakukan fotosintesa.
7.
Pemanasan global
Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi
akhir-akhir ini dipandang sebagai sebuah malapetaka yang tidak hanya bersifat
nasional saja akan tetapi sudah bersifat regional bahkan global karena asap
yang berasal dari kebakaran hutan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
Gas Rumah Kaca di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca
secara global yang berakibat pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi,
yang kemudian dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global ini pada
akhirnya membawa dampak terjadinya perubahan iklim yang mempengaruhi kehidupan
di bumi. Dalam kaitan tersebut, terkaitlah peran serta dari suatu fenomena alam
yang disebut dengan efek rumah kaca.
Dengan demikian, kebakaran hutan yang
secara luas menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi merupakan
ancaman yang sangat serius bagi keselamatan lingkungan hidup dan kehidupan
manusia. Salah satu dampak dari pemanasan global ini adalah penipisan lapisan
ozon. Dimana lapisan ozon ini memiliki fungsi yang sangat penting dalam
melindungi bumi dari radiasi sinar ultra violet yang dipancarkan oleh matahari.
Rusaknya lapisan ozon ini mengakibatkan kerusakan-kerusakan bagi kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan peternakan disamping dapat menganggu kesehatan manusia
serta dampak negatif lainnya yang sangat mengancam segala kehidupan di muka
bumi ini.
8.
Dampak
terhadap Perhubungan dan Pariwisata
Selain itu asap tebal juga mengganggu
transportasi khususnya transportasi udara disamping transportasi darat, sungai,
danau, dan laut. Pada saat kebakaran hutan yang cukup besar banyak kasus
penerbangan terpaksa ditunda atau dibatalkan. Sering sekali terdengar sebuah
pesawat tidak bisa turun di satu tempat karena tebalnya asap yang melingkungi
tempat tersebut. Sementara pada transportasi darat, sungai, danau dan laut
terjadi beberapa kasus tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya
nyawa dan harta benda.
9.
Dampak
Kebakaran Hutan Terhadap Hidrologi
Salah satu poin yang terkait dengan
aspek ekologi sebagai dampak terganggunya hutan akibat kebakaran adalah
terganggunya fungsi hidrologi hutan, dimana hutan mempunyai peranan penting
terkait fungsi hidrologi seperti meningkatkan curah hujan, aliran sungai,
mengatur fluktuasi aliran sungai – meningkatkan aliran rendah musim kemarau,
mengurangi erosi, mengurangi banjir, meningkatkan mutu pasokan air. Dampak
kebakaran terhadap fungsi hidrologi ini terkait dengan hilangnya vegetasi,
serasah, mikroorganisme dan rusaknya struktur tanah yang akan mempengaruhi
proses-proses yang terjadi dalam siklus hidrologi seperti intersepsi,
evapotranspirasi, infiltrasi, aliran permukaan (run off) dan simpanan
air dalam tanah, meski demikian pengaruh kebakaran terhadap proses-proses
tersebut tentu saja dipengaruhi oleh intensitas dan tingkat kebakaran yang
terjadi.
E.
Contoh
Kasus Kebakaran
Hutan yang terjadi di Pekan Baru/ Riau .
Kebakaran hutan yang terjadi didaerah
riau sepekan terakhir kian bertambah.
Dari sebelumnya 7.900 hektare, kini mencapai 11.500 hektar. Kebakaran ini
menyebabkan terjadinya kabut asap
Kabut asap dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan kelestarian hayati. Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit.
Kabut asap dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungan, dan kelestarian hayati. Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit.
Terjadi
8 masalah kesehatan bagi masyarakat akibat kabut asap karena kebakaran hutan
yang terjadi di Kota Dumai Riau.
Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi
pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan
dan mungki juga infeksi.
Kedua, kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis
kronik,dll.
Ketiga,
kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami
kesulitan bernapas.
Masalah akibat kabut asap yang
Masalah akibat kabut asap yang
keempat, bagi yang berusia lanjut dan
anak-anak (juga mereka yang punya penyakir kronik) dengan daya tahan tubuh rendah
akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
Kelima, kemampuan paru dan saluran pernapasan
mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
Keenam, secara umum maka berbagai penyakit
kronik juga dapat memburuk.
Ketujuh, bahan polutan di asap kebakaran hutan
yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di
sarana air bersih dan makanan yang tidak
terlindungi.
Kedelapan, infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidak seimbangan daya tahan
tubuh (host), pola bakteri/virus dll penyebab
penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).
Sejauh ini data yang diperoleh tercatat
sedikitnya 31.000 warga di 12 kabupaten/ kota di provinsi tersebut telah
terserang berbagai jenis penyakit akibat polusi kabut asap. Data Dinas
Kesehatan (Dinkes) Riau di Posko Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana
Kabut Asap di Lapangan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru menyebutkan,
penyakit terbanyak yang diderita adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
dengan jumlah penderita mencapai 27.587 jiwa.
Penyakit lain adalah pneumonia (528 jiwa), asma
(1.031 jiwa), iritasi kulit (1.368 jiwa), serta iritasi mata (751 jiwa).
”Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan sebelumnya di mana penderita penyakit
akibat asap masih sekitar 28.000 orang. Ketebalan kabut asap ini telah membuat kualitas udara kota Riau menjadi
buruk dan sangat berbahaya dengan indeks standar pencemar udara (ISPU) di atas
700 atau berada di level sangat berbahaya bagi kesehatan. ”Udara pagi juga sangat
berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan dan bisa saja kejadian kabut
asap yang paling terparah tahun ini,”.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hutan adalah kunci utama dalam setiap masalah
alam yang dikeluhkan saat ini, karena hutan adalah titik keseimbangan bumi.
Dikenal ada 3 macam kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan , Api Tajuk
atau Kebakaran
Tajuk dan Kebakaran Bawah (Ground Fire) atau Api Tanah.
Kebakaran
hutan hanya dapat terjadi apabila terdapat nyala api, sedangkan proses nyala
api dapat berlangsung apabila ada tiga unsur utama, yaitu
bahan bakar, panas dan oksigen atau udara.
Secara umum, asap
akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi.
Berbagai dampak
kebakaran hutan di berbagai aspek antara lain: Hilangnya sejumlah mata
pencaharian masyarakat di dan sekitar hutan, Terganggunya aktivitas sehari-hari,
Terganggunya kesehatan, Hilangnya sejumlah spesies, Ancaman erosi, Terganggunya
ekosistem terumbu karang, Pemanasan global, Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata, serta Dampak Kebakaran Hutan
Terhadap Hidrologi.
B.
SARAN
1.
Kita
harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang terjadi dari
kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di
minimalisasi.
2. Kita harus
membuang kebiasaan-kebiasaan buruk tentang kelalean kita terhadap penggunaan
api di dalam hutan untuk membuka lahan yang tidak kekontrol dan lainya yang
bias menyebabkan kebakaran hutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bahaya kabut asap/com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar