

Oleh
OSCARIANI
PASERANG 1110002
INRIANA
SUKMA 1110028
RUSMINA
KHARIE 1110103
SARAH
FEBRIANA 1110118
STEFANUS DJAWA 1110130
BAGIAN
EPIDEMIOLOGI & BIOSTATISTIK
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA
MAKASSAR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Metode
keluarga berencana alami telah banyak digunakan di masa lalu oleh berbagai
kelompok agama seperti penganut Katolik Roma. Metode ini dilakukan dengan
mengamati perubahan tubuh tertentu yang menandai ovulasi. Dari informasi ini,
pasangan dapat memilih pantang koitus dan menggunakannya sebagai metode
keluarga berencana mereka, atau menggunakan masa subur ini untuk melakukan
koitus sehingga meningkatkan kehamilan, yang disebut sebagai kesadaran terhadap
kesuburan. (Suzanne Everett, 2007 : 37).
Adapun
dasar para fuqoha membolehkan kontrasepsi yang bersifat sementara diantaranya
mengacu pada sumber hukum Islam sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Suci al
Qur’an Surat al Baqoroh ayat 233 yang mengajarkan tentang metode kontrasepsi
secara alami dengan cara pemberian ASI exklusif bagi seorang ibu pada bayinya
selama 2 tahun sebagai usaha untuk mencegah atau memperlambat terjadinya
kehamilan berikutnya, dan juga berdasar pada hadits Nabi yang diriwayatkan Imam
Bukhori dan Imam Muslim mengenai al azl / العزل sebagai
berikut :
عن
جابر رضىالله عنه قال : كنانعزل على عهد رسول الله ص م و القران ينزل
- رواه البخارى و مسلم
Artinya
: Dari Jabir ra ia berkata : “ Kami pernah melakukan azl pada zaman Nabi
Muhammad SAW
“Para
uskup Indonesia mendukung ajaran Paus dengan memberi anjuran hendaknya metode
alamiah (KB Alamiah-pantang berkala) beserta segala perbaikannya lebih
diperkenalkan dan dianjurkan,” ujar Romo Jeremias mengutip pedoman Pastoral
keluarga tahun 1975 No.26. Sejauh ini Agama Katolik menganjurkan umat
melaksanakan program KB dengan cara pantang berkala (tidak melakukan
persetubuhan saat masa subur).
Metode keluarga berencana alami sebelumnya disebut pantang berkala, masa
aman dan metode irama. Baru belakangan ini metode tersebut dipromosikan kepada
wanita sebagai suatu metode kesadaran terhadap kesuburan, dan seiring makin
banyak wanita menunda kehamilan, metode ini menjadi pilihan yang semakin
popular. Pada tahun 1930, Ogino di Jepang dan pada tahun 1933, Knaus di
Australia, menemukan bahwa konsepsi berlangsung di antara siklus menstruasi,
dan masa dari ovulasi ke masa menstruasi berikutnya selalu sama tanpa
mempertimbangkan siklus tersebut.
Dengan menggunakan informasi ini mereka mengembangkan metode kalender. Pada
masa ini metode perubahan lender serviks diperhatikan oleh Seguy dan Vimeux.
Pada tahun 1947 Ferin mula-mula memperhatikan bahwa suhu tubuh seorang wanita
berubah pada saat ovulasi. Namun, temuan ini tidak digunakan sampai tahun 1964. Drs. John dan Evelyn Billings menggunakan
temuan ini untuk merumuskan metode
Billings, saat ini dikenal dengan metode serviks.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
pandangan agama terhadap penerapan metode kontraspsi alami ?
2. Apa
saja jenis-jenis metode kontrasepsi alami ?
3. Apa
keuntungan, kerugian, manfaat dan efek samping metode kontrasepsi alami (suhu
basal, metode kelender, senggama terputus, metode amenorea laktasi, metode
lendir serviks, dan metode simtothermal ?
4. Apa
indikasi dan kontraindikasi dari metode kontrasepsi alami ?
C.
TUJUAN
a.
Tujuan
umum
1. Menyelesaikan
salah satu tugas mata kuliah Metode Kontrasepsi yang membahas mengenai Metode
Kontrasepsi Alami.
b.
Tujuan
khusus
1. Menjelaskan
pandangan agama terhadap penerapan metode kontrasepsi alami.
2. Memaparkan
berbagai jenis metode kontrasepsi alami.
3. Menjelaskan
setiap jenis metode kontrasepsi alami.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
METODE KONTRASEPSI ALAMI
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra
berarti menolak, konsepsi berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang
sudah matang dengan sel mani pria (sperma) sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur
yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama, sehingga tidak akan terjadi
pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Sedangkan
yang dimaksud dengan istilah ‘alamiah’ di sini adalah metoda-metoda yang tidak
membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang)
juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metoda hormonal).
Jadi,
yang dimaksud Kontrasepsi Alamiah adalah suatu upaya mencegah /mengahalangi
pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma dengan menggunakan
metode-metode yang tidak membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi
cirri khas metode perintang ) juga tidak memerlukan obat-obatan.
B. JENIS METODE
KONTRASEPSI ALAMI
Ada dua
jenis metode kontrasepsi alami yang banyak digunakan yaitu:
a. Metode irama tubuh
Penentuan
waktu ovulasi dapat diketahui melalui pemeriksaan tubuh dengan menggunakan
metode kalender, suhu tubuh, lendir vagina, metode simptohtermal, dan metode
laktasi. Jadi KB alami dengan menggunakan metode irama tubuh ialah dengan cara
mengetahui waktu terjadinya ovulasi pada wanita. Apabila menginginkan
kehamilan, maka hubungan seksual dilakukan pada waktu masa subur dan apabila
tidak menginginkan kehamilan maka jangan melakukan hubungan seksual saat
terjadinya masa subur.
b. Senggama terputus
C. SUHU BASAL
a. Pengertian dan Tujuan Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu
yang diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan
aktivitas apa-apa. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan
terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina,
atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat
Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi
37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada
saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi
sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya
kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena
produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak
terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi
sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak
adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika
terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi
kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi,
maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu
tubuh tetap tinggi.
b. Suhu Basal Sebagai Kontrasepsi
Metode suhu tubuh dilakukan dengan wanita mengukur suhu tubuhnya setiap
hari untuk mengetahui suhu tubuh basalnya. Setelah ovulasi suhu basal ( BBt /
basal body temperature ) akan sedikit turun dan akan naik sebesar ( 0,2 – 0,4 °
C ) dan menetap sampai masa ovulasi berikutnya.
Hal ini terjadi karena setelah ovulasi hormone progesterone disekresi oleh
korpus luteum yang menyebabkan suhu tubuh basal wanita naik, Aturan perubahan
suhu:
a)
Mengukur suhu pada waktu yang
hampir sama setiap pagi ( sebelum bangkit dari tempat tidur ) dan mencatat suhu
ibu pada kartu yang telah disediakan oleh instruktur KBA.
b)
Memakai catatan suhu pada
kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu
tertinggi dari suhu yang normal, rendah. Mengabaikan suhu tinggi yang
disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
c)
Menarik garis pada 0,05°C –
0,1°Cdi atas suhu tertinggi dari 10 suhu 10 hari tersebut. Ini dinamakan garis
pelindung ( cover line ) atau garis suhu.
d)
Masa tak subur mulai pada sore
setelah hari ketiga berturut-turut suhu berada di atas garis pelindung tersebut
Catatan :
Ø Jika salah satu dari 3 suhu tersebut di bawah garis pelindung (cover line )
selama perhitungan 3 hari, ini mungkin tanda bahwa ovulasi belum terjadi. Untuk
menghindari kehamilan menunggu sampai 3 hari berturu-turut suhu tersebut di
atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
Ø Ketika mulai masa tak subur, tidak perlu untuk mencatat suhu basal ibu. Ibu
dapat berhenti mencatat sampai haid berikut mulai dan bersenggama sampai hari
pertama haid berikutnya.
c. Kerugian
1.
Membutuhkan motivasi
2.
Perlu diajarkan oleh spesialis
keluarga berencana alami
3.
Suhu tubuh basal dipengaruhi
oleh penyakit, ganggiuan tidur, stress, alcohol dan obat-obatan, misalnya
aspirin
4.
Apabila suhu tubuh tidak
diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari akan menyebabkan
ketidakakuratan suhu tubuh basal
5.
Tidak mendeteksi permulaan
masa subur sehinggamempersulit untuk mencapai kehamilan
6.
Membutuhkan masa pantang yang
lama, karena ini hanyalah mendeteksi pasca ovulasi.
d. Keuntungan
1.
Meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran pasangan terhadap masa subur.
2.
Membantu wanita yang mengalami
siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi.
3.
Dapat membantu menunjukan
perubahan tubuh lain seperti lender serviks.
4.
Berada dalam kendali wanita.
5.
Dapat digunakan mencegah atau
meningkatkan kehamilan
e.
Kontraindikasi
1. Sikluls
haid yang tidak teratur.
2. Riwayat
siklus haid yang an-ovulatori.
3. Kurve
suhu badan yang tidak teratur.
4. Sang
istri sedang sakit atau demam, sehingga suhu basalnya tidak bisa diketahui
secara tepat.
f.
Indikasi
1. Wanita yang mau mengamati tanda kesuburan
2. Wanita
yang mempunyai siklus haid yang cukup teratur
3. Pasangan
dengan tidak dapat mengguanakan metode lain
4. Tidak
keberatan jika terjadi kehamilan
g. Efek Samping
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan
stress atau frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet
wanita sewaktu senggama.
h. Efektifitas
Daya guna teoritis adalah 15 kehamilan per 100
wanita pertahun. Daya guna pemakaian adalah 20 – 30 kehamilan per 100 wanita/tahun. Daya guna dapat ditingkatkan dengan menggunakan pula cara rintangan,
misalnya kondom atau obat spermisida di
samping pantang berkala.
D.
METODE
LENDIR SERVIKS/ METODE OVULASI BILLINGS (MOB)
a.
Pengertian
Metode mukosa serviks
atau metode ovulasi
merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) dengan cara mengenali masa subur
dari siklus menstruasi
dengan mengamati lendir serviks
dan perubahan rasa pada vulva
menjelang hari-hari ovulasi.
Metode
lendir serviks adalah metode
mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur
ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Abstinensia (tidak
melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap hari selama
periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa
subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
b.
Cara
kerja
Metode lendir serviks yakni
pengamatan dilakukan pada lendir serviks. Pengamatan lendir serviks
dapat dilakukan dengan:
2. Melihat
langsung lendir pada waktu tertentu.
Menjelang ovulasi lendir ini akan
mengandung banyak air (encer) sehingga mudah dilalui sperma. Setelah ovulasi
lendir kembali menjadi lebih padat.
Jika lendir mulai keluar atau bagi
wanita yang mengalami keputihan (sering mengeluarkan lendir) lendir mengencer,
bergumpal-gumpal dan lengket, hal ini menunjukan akan terjadi ovulasi. Sehingga
senggama harus dihindari dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Pada puncak masa subur, yaitu
menjelang dan pada saat ovulasi lendir akan keluar dalam jumlah lebih banyak
menjadi transparan, encer dan bening seperti putih telur dan dapat ditarik
diantara dua jari seperti benang. Tiga hari setelah puncak masa subur dapat
dilakukan senggama tanpa alat kontrasepsi.
Lendir dari servirks tidak dapat
diamati pada saat sedang terangsang dan beberapa jam setelah senggama, karena
dinding vagina juga akan mengeluarkan lendir yang akan memalsukan lendir
servik.
Metode mukosa serviks
bermanfaat untuk mencegah kehamilan
yaitu dengan berpantang senggama
pada masa subur. Selain itu, metode
ini juga bermanfaat bagi wanita
yang menginginkan kehamilan.
d.
Kelebihan
2. Tidak
memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks
merupakan metode keluarga berencana
alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
e.
Kekurangan
1. Tidak
efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
lain (misal metode simptothermal).
f. Indikasi
1.
Semua
perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2.
Semua
perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara.
3.
Perempuan
kurus atau gemuk.
4.
Perempuan
yang merokok.
5.
Perempuan
dengan alasan kesehatan tertentu seperti hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam,
atau emboli paru.
6.
Pasangan
dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7.
Perempuan
yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8.
Pasangan
yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid
9. Pasangan yang ingin dan termotivasi
untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
g.
Kontraindikasi
1.
Perempuan
yang dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya membuat kehamilan
menjadi suatu kondisi risiko tinggi.
2.
Perempuan
sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.
3.
Perempuan
dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4.
Perempuan
yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu dalam
siklus haid.
5.
Perempuan
yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.
h.
Efek samping
1. Komplikasi
yang langsung tidak ada
2. Persoalan
timbul bila terjadi kegagalan/kehamilan.
E. METODE
AMENOREA LAKTASI
a. Pengertian
Metode
Amenorea
Laktasi
(MAL) atau Lactational
Amenorrhea Method (LAM) adalah metode kontrasepsi
sementara yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif,
artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan
dan minuman lainnya.
Pada periode menyusui sering wanita
menjadi tidak haid akibat hormon laktasi. Ternyata disamping haid, ovulasi juga
ikut terhambat. Supaya methode ini bekerja dengan baik, ibu-ibu harus
memberikan ASI saja (eksklusif). Interval menyusui pada malam hari tidak
melebihi 6 jam dan interval siang tidak lebih 4 jam. Semakin sering dan lama
bayi menyusui maka semakin kecil ovulasi akan timbul.
b.
Cara
kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi
menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang
menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi.
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi :
menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari.
Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
c.
Kelebihan
1. Ekonomis.
2. Mengurangi
perdarahan pasca melahirkan.
3. Memberikan
nutrisi yang baik pada bayi.
4. pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
5. tidak mengganggu kesehatan,
6. merangsang seorang wanita untuk menyusui
d.
Kekurangan
1. Hanya
melindungi pada 6 bulan pertama.
2. Angka
kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
3. tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak
melindungi dari PMS
e.
Indikasi
Metode Amenorea
Laktasi
(MAL) dapat digunakan oleh wanita
yang ingin menghindari kehamilan
dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
f. Kontraindikasi Yang Tidak
Dapat Menggunakan MAL
6. Wanita
yang menggunakan obat-obatan
jenis
ergotamine, anti metabolisme,
cyclosporine, bromocriptine, obat radioaktif, lithium atau anti koagulan.
g.
Efek
samping
1. Efektifitas
tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
2. Tidak
melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
3. Kesulitan
dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
F.
SISTEM
KELENDER
Metode kalender
atau pantang berkala
adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama
atau hubungan seksual
pada masa subur/ovulasi.
b.
Cara
kerja
Prinsip
metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa subur
yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lendir encer dari
liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang
dikurangi 11 hari dan siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang
diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus
pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika
seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka
perhitungannya adalah 28-18=10, dan 36-11=25. Maka konsepsi dapat terjadi hari
ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama
sampai hari ke 9 daur haid.
Metode kalender
atau pantang berkala
dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi
maupun konsepsi.
Metode kalender
atau pantang berkala
dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi
maupun konsepsi.
Sebagai alat pengendalian kelahiran
atau mencegah kehamilan.
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi
dengan melakukan hubungan seksual
saat masa subur/ovulasi
untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.
d.
Keuntungan
4. Tidak
mengganggu pada saat berhubungan seksual.
5. Kontrasepsi
dengan menggunakan metode kalender
dapat menghindari resiko kesehatan
yang berhubungan dengan kontrasepsi.
6. Tidak
memerlukan biaya.
7. Tidak
ada efek samping.
e.
Keterbatasan/kekurangan
Sebagai metode sederhana
dan alami, metode kalender
atau pantang berkala
ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Memerlukan
kerjasama yang baik antara suami istri.
f. Indikasi
1. Semua
perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur,
tidak haid baik karena menyusui maupun pramenopause.
2. Semua
perempuan dengan paritas berapa pun termasuk nulipara
3. Perempuan
kurus ataupun gemuk
4. Perempuan
yang merokok
5. Perempuan
dengan alasan kesehatan tertentu antara lain hipertensi sedang, varises,
disminorea sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista
ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena dalam,
atau emboli paru.
6. Pasangan
dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode lain.
7. Perempuan
yang tidak dapat menggunakan metode lain.
8. Pasangan
yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu setiap siklus haid.
9. Pasangan
yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan
gejala kesuburan
g. Kontraindikasi
1.
Perempuan dengan umur,
paritas atau masalah kesehatan yang membuat kehamilan menjadi suatu kondisi
resiko tinggi.
2.
Perempuan sebelum
mendapat haid(menyusui, segera setelah abortus)
3.
Perempuan dengan siklus
haid yang tidak teratur.
4.
Perempuan yang
pasangannya tidak mau bekerja sama (berpantang) selama waktu tertentu dalam
siklus haid
5.
Perempuan yang tidak
suka menyentuh daerah genitalnya.
a.
Pengertian
Metode simptothermal
merupakan metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang mengidentifikasi masa subur
dari siklus menstruasi
wanita.
Metode simptothermal
mengkombinasikan metode suhu basal tubuh
dan mukosa serviks.
Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator
kesuburan yaitu perubahan
suhu basal tubuh,
perubahan mukosa/lendir serviks
dan perhitungan masa subur
melalui metode kalender.
1. Metode simptothermal
digunakan sebagai alat kontrasepsi
atau menghindari kehamilan
dengan tidak melakukan hubungan seksual
ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur).
c.
Kontraindikasi
2. Wanita
yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita
itu sendiri atau alasan lain.
3. Wanita
yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual
tanpa alat kontrasepsi
barier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi
lain di hari tidak amannya.
5. Wanita
yang mengkonsumsi obat-obatan
tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal tubuh,
keteraturan menstruasi
maupun produksi lendir serviks.
d.
Keuntungan
3. Ekonomis.
4. Meningkatkan
hubungan kerjasama antar pasangan.
6. Tidak
memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi
lain setelah belajar metode simptothermal
dengan benar.
e.
Keterbatasan
1. Tidak
cocok digunakan oleh wanita
yang mempunyai bayi,
berpenyakit, pasca perjalanan
maupun konsumsi alkohol.
2. Metode simptothermal
kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat suhu basal tubuh
maupun perubahan lendir serviks.
4. Pengguna
harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.
f.
Efek
samping
1. Komplikasi
yang langsung tidak ada.
2. Persoalan
timbul bila terjadi kegagalan kehamilan karena data-data yang menunjukan
timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan dengan terjadinya fertilisasi oleh
spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu matang.
H.
SENGGAMA
TERPUTUS
a.
Pengertian
dan cara kerja senggama terputus
Cara
ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai sekarang
masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari
vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria
menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan dalam waktu kira-kira 1
detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari
vagina.
Cara
Kerja Alat kelamin (penis) dikeluarkan
sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga
kehamilan dapat dicegah. Keuntungan
dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan. kekurangannya adalah dibutuhkan
pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini dapat
menimbulkan neurasteni.
b.
Manfaat Kontrasepsi
1. Efektif
bila digunakan dengan benar
2. Tidak
mengganggu produksi ASI ·
3. Dapat
digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
4. Tidak Ada efek samping
5. Dapat
digunakan setiap waktu
6. Tidak
membutuhkan biaya Non Kontrasepsi
7. Meningkatkan
keterlibatan pria dalam keluarga berencana
8. Untuk
pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.
9. EFEKTIF
: Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.
c.
Indikasi
1. Pria
yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
2. Pasangan
yang tidak ingin memakai metode KB lainnya
3. Pasangan
yang memerlukan kontrasepsi dengan segera
4. Pasangan
yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lainnya
5. Pasangan
yang memerlukan metode pendukung
6. Pasangan
yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
d.
Kontraindikasi
2. Pria
yang sulit melakukan sanggama terputus
3. Pria
yang memiliki kelainan fisik atau psikologis ·
4. Perempuan
yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama
5. Pasangan
yang kurang dapat saling berkomunikasi
6. Pasangan
yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sejauh ini
Agama Katolik menganjurkan umat melaksanakan program KB dengan cara pantang
berkala (tidak melakukan persetubuhan saat masa subur). Namun, cara
melaksanakannya harus diserahkan sepenuhnya kepada tanggung jawab suami-istri,
dengan mengindahkan kesejahteraan keluarga.
Faktor pendorong masyarakat
memilih metode kontrasepsi sederhana tanpa alat adalah metode ini tidak
memerlukan biaya sehingga dapat menghemat pengeluaran, terhindar dari efek
merugikan bahan kimia yang terkandung di dalam alat kontrasepsi, menghindari
kemungkinan alergi yang ditimbulkan oleh karena pemakaian alat kontrasepsi,
tidak merubah siklus menstruasi pada wanita, tidak bertambahnya berat badan
bagi penggguna, tidak mempengaruhi kesuburan dalam jangka panjang, dan tidak menyakitkan.
B.
SARAN
Apabila hendak melakukan KB
sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu. segala
aspek yang menyangkut tentang KB.Semoga dengan penyusunan makalah
yang kami buat ini, dapat memberikan pedoman, inspirasi dan kreatifitas bagi
teman – teman. Dan sebuah kreatifitas yang bisa terilhami dari apa saja yang
kemudian diaplikasikan dalam proses belajar yang baik meskipun bentuk makalah
ini sangat sederhana dan masih banyak yang perlu disempurnakan karena masih ada
kesalahan – kesalahan dalam penyusunan makalah kami ini.
Saran dan
kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis dalam memperbaiki
suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga dalam suatu hal dan
yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan keberhasilan serta sebagai
pengayaan nilai yang maksima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar