MAKALAH
OBESITAS DAN GANGGUAN
PERILAKU MAKAN PADA REMAJA
DISUSUN OLEH :
SARAH
FEBRIANA ELEUJAAN
1110118
RUSMINA
KHARIE 110103
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKTAMALATEA MAKASSAR)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Obesitas merupakan permasalah global yang
melanda masyarakat dunia termasuk Indonesia, hal ini di sebabkan oleh perubahan
gaya hidup masyarakat sekarang ini. Obesitas merupakan suatu akumulasi lemak
berlebih di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan secara
keseluruhan.Obesitas terjadi disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dengan energi yang keluar (zainun mu’tadin, 2002)
World Health Organization (WHO) menyatakan akan ada satu
miliar orang di dunia, khususnya di wilayah perkotaan yang di bayangi akan
menderita obesitas atau kegemukan. Jumlah ini juga di prediksi oleh WHO tetap
akan meningkat pada 2015 mendatang dengan jumlah penderita obesitas sebanyak
1,5 miliar orang. Hal ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat
perkotaan yang hidup di bawah tuntutan ekonomi di paksa melupakan gaya hidup
yang sehat. Kepadatan rutinitas merupakan satu faktor utama pergeseran
masyarakat untuk berolah raga dan makan makanan yang sehat (Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan, 2009).
Bertambahnya prevalensi berkaitan dengan meningkatnya
status sosial yang diikuti perubahan pola hidup menjadi kurang sehat, antara
lain kurang kegiatan fisik, makan berlebihan, dengan akibat terjadinya
kegemukan (obesitas).
faktor
genetik, obesitas cenderung diturunkan sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota tidak hanya berbagi gen
tetapi juga makanan dan kebiasaan, gaya hidup yang biasaya mendorong
terjadinya obesitas.penelitian terbaru mennjukan bahwa rata-rata factor genetic
memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Obesitas
remaja terus meningkat dan tampaknya bahwa meskipun upaya pemerintah hanya
masalah semakin buruk. Banyak remaja diet 'sekarang dikonsumsi oleh junk
food dan minuman bersoda. Ini junk food sangat tinggi dalam lemak
dan tidak memiliki yang baik nutrisi di dalamnya. Oleh karena itu, junk
food bekerja sebagai apa yang kita dapat sebuah 'nutrisi anti'.
Anti-nutrisi adalah makanan yang mengambil jauh dari nutrisi tubuh lebih dari
itu menyediakan. Penarikan uang banyak sering tanpa setoran rutin mengarah
untuk menjadi tekor. Hal yang sama terjadi bagi tubuh manusia hanya bukan
ditarik berpengalaman dalam perasaan kelelahan dan menemukan sulit untuk
berkonsentrasi. Alasan lain mengapa begitu banyak remaja yang kelebihan berat
badan adalah karena jumlah gula dan pemanis buatan perusahaan
menggunakan dalam produk mereka. Sebagian besar makanan Anda akan menemukan di
supermarket hari ini diproses produk yang memiliki bahan kimia gula dan pemanis
buatan ditambahkan ke mereka untuk membantu meningkatkan selera mereka. Tingkat
gula yang tinggi membuat tingkat insulin dalam tubuh berubah dan hal ini dapat
mempromosikan berat badan.
Akhirnya,
penurunan remaja berolahraga adalah kunci alasan lain mengapa masyarakat remaja
saat ini lebih tidak layak dan tidak sehat dari sebelumnya. Penemuan konsol dan
video game berarti bahwa remaja lebih banyak tinggal di duduk di sofa bukan
berjalan di luar. Giliran hanya positif di dalam saat ini adalah penemuan
hal-hal seperti permainan tari atau Nintendo wii yang membantu untuk
mendorong remaja untuk latihan dan meningkatkan tingkat kebugaran mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERUBAHAN PADA MASA REMAJA
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan
berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan
fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah
dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan
ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin
logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar
keluarga.
Fase
remaja merupakan segmen perkembangan
individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik
(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Remaja didefenisikan sebagai masa
peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari
awal pebertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia 14
tahun pada pria dan usi 12 tahun pada wanita. Menurut World Health Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah
mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
- Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
- Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
- Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
1. Penyebab Obesitas
Pada Remaja
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak obesitas tumbuh menjadi orang dewasa gemuk.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas. Berikut adalah beberapa penyebab utama obesitas:
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak obesitas tumbuh menjadi orang dewasa gemuk.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas. Berikut adalah beberapa penyebab utama obesitas:
a. Fisik tidak aktif
Ini adalah salah satu penyebab terbesar dari obesitas remaja. Dengan remaja menghabiskan sebagian besar waktu mereka di depan televisi, bermain game komputer atau di ponsel dengan teman-teman mereka dan kurangnya minat dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau kuliah setelah dan kurang olahraga adalah beberapa penyebab utama obesitas remaja.
Ini adalah salah satu penyebab terbesar dari obesitas remaja. Dengan remaja menghabiskan sebagian besar waktu mereka di depan televisi, bermain game komputer atau di ponsel dengan teman-teman mereka dan kurangnya minat dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau kuliah setelah dan kurang olahraga adalah beberapa penyebab utama obesitas remaja.
b. Kebiasaan makan yang buruk Alasan
lain besar untuk obesitas remaja adalah kebiasaan makan yang buruk. Lonjakan
konsumsi makanan berlemak tinggi seperti burger, keripik, minuman bersoda dan
kentang goreng telah dikutuk dan diperlakukan sebagai salah satu penyebab utama
obesitas anak.
c. Genetik Pola Perilaku & Keluarga Pola genetik dan perilaku keluarga
juga penyebab penting dari obesitas dan sulit untuk memisahkan keduanya.
Sementara kemungkinan orang tua obesitas memiliki anak obesitas adalah sekitar
30%, benar juga bahwa orang tua obesitas sering memiliki kebiasaan makan yang
buruk dan gizi keluarga miskin mengampuni, sehingga anak-anak kelebihan berat
badan.
Kimia atau ketidakseimbangan hormon:
Lain alasan utama untuk obesitas, terutama di kalangan remaja, adalah perubahan hormonal. Remaja mengalami perubahan hormonal yang signifikan setelah mereka mencapai pubertas, yang dapat memicu keinginan untuk makanan tertentu atau over-konsumsi makanan.
Kimia atau ketidakseimbangan hormon:
Lain alasan utama untuk obesitas, terutama di kalangan remaja, adalah perubahan hormonal. Remaja mengalami perubahan hormonal yang signifikan setelah mereka mencapai pubertas, yang dapat memicu keinginan untuk makanan tertentu atau over-konsumsi makanan.
d. Metabolisme yang lebih rendah Beberapa remaja memiliki kecenderungan untuk mempertahankan atau menghemat energi tubuh dan sifat ini mudah terlihat dari anak usia dini, di mana pertumbuhan tonggak pada anak tampaknya lebih cepat dari biasanya.
Secara
ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan
oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran
kalori ini masih belum jelas. Namun, ternyata ada faktor lain selain faktor
genetik, faktor kesuburan, efek dari mengkonsumsi obat-obat tertentu, dan
aktivitas psikis. Ada tiga hal yang mempengaruhi munculnya obesitas pada
remaja.
a. Teman Dekat
Teman adalah seseorang yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup kita, karena tidak sedikit pola hidup kita dengan teman dekat memiliki kesamaan. Misalnya, ketika teman mengajak makan malam bersama meskipun kita dalam keadaan tidak lapar, kita tidak bisa menolak tawaran itu.
Teman adalah seseorang yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup kita, karena tidak sedikit pola hidup kita dengan teman dekat memiliki kesamaan. Misalnya, ketika teman mengajak makan malam bersama meskipun kita dalam keadaan tidak lapar, kita tidak bisa menolak tawaran itu.
b.Insomnia
Insomnia atau kebiasaan sulit tidur. Karena kurang tidur meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan yang memicu terjadinya peningkatan berat badan.
Insomnia atau kebiasaan sulit tidur. Karena kurang tidur meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan yang memicu terjadinya peningkatan berat badan.
2. GANGGUAN
MAKAN PADA REMAJA
Mengadaptasikan suatu gambaran mental dari tubuh seseorang (citra
diri/body image) adalah suatu cirri dasar perkembangan remaja. Distorsi atau
penyimpangan body image adalah suatu karateristik inti dari gangguan perilaku
makan pada remaja, contohnya kasus anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Bagi sebagian remaja ,
gangguan makan berkembang secara perlahan-lahan, gangguan makan ini sebernarnya
sangat kompleks. Gangguan makan memberikan efek yang berat dan menyebabkan
gangguan citra diri (body image) dan kematian, serta ketidak rasionalan dalam
mengejar ukuran tubuh yang kecil. Gangguan makan yang paling banyak terjadi
antara lain yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder, dan
obesitas. Gangguan makan yang mulai muncul adalah orthorexia nervosa dan
nocturnal eating syndrome (NES). Penelitian menunjukan bahwa di Amerika Serikat ditemukan lebih dari dua juta orang
dimana sebagaian besar adalah remaja . yang menderita anoxeria nervosa atau
bulimia nervosa, dan lebih dari 20% dari populasi remaja menderita obesitas.
Ada beberapa gangguan makan yang sering terjadi :
a. Anorexia
Nervosa
Anoreksia
Nervosa yaitu suatu penyakit kelainan yang biasanya dapat ditandai dengan
adanya perubahan pada tubuh dan bisa juga dikatakan sebagai perubahan gambaran
pada tubuh, selain itu juga merasakan ketakutan yang luar biasa yang dialami
penderita disertai dengan adanya penolakan dalam mempertahankan berat badan
secara normal yang dialami penderita. usaha untuk mengeluarkan makanan yang masuk
dengan berbagai cara, baik dengan buang air besar ataupun di muntahkan. ini
kebalikan dari Anorexia mereka tidak takut makan banyak tapi setalah makan
mereka berusaha keluarkan lagi.Tujuannya sama ingin tampak langsing.
Dan bagi penderita wanita akan berbahaya karena Anoreksia Nervosa ini dapat mengakibatkan hilangnya siklus datang bulan ( haid ). Dan memang kebanyakan penderita dari penyakit ini 95% adalah wanita dibandingkan pria dan penderita pria hanya 5% saja. Penyakit ini dapat mulai muncul pada masa remaja dan juga pada masa dewasa.
Dan bagi penderita wanita akan berbahaya karena Anoreksia Nervosa ini dapat mengakibatkan hilangnya siklus datang bulan ( haid ). Dan memang kebanyakan penderita dari penyakit ini 95% adalah wanita dibandingkan pria dan penderita pria hanya 5% saja. Penyakit ini dapat mulai muncul pada masa remaja dan juga pada masa dewasa.
Penyebab Anoreksia Nervosa
Anoreksia
Nervosa memang penyakit yang menyebabkan penderitanya megalami kelainan namun
secara pasti apa dan dari mana kelainan ini dapat terjadi belumlah diktahui apa
yang menyebabkan nya secara pasti namun di perkirakan faktor sosial mempunyai
pernan yang sangat penting bagi timbulnya penyakit ini.
Gejala Anoreksia Nervosa
Penderita
penyakit ini dapat diketahui dengan adanya gejala yang dapat dilihat seperti
penderita pasti merasakan rasa yang tidak puas terhadap dirinya sendiri seperti
penderita merasakan kegemukan yang sebenarnya tidaklah dialami penderita namun
penderita selalu merasakan kegemukan dan hal inilah yang mendorong penderita
meningkatkan perhatian terhadap nafsu makan dan juga berat badan. Namun
penyakit ini juga mempunyai gejala yang khas seperti tekanan darah dan suhu
tubuh rendah dan juga denyut jantung rendah disertai dengan pembengkakan pada
jaringan yang diakibatkan karena adanya penimbunan cairan.
b.
Bulimia Nervosa
Secara
umum bulimia nervosa dapat didefinisikan sebagai suatu kelainan pada seseorang
yang dapat diketahui dengan adanya tanda-tanda seperti, episode berulang dari
binge atau sering disebut dengan cara mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
lebih dari cukup atau banyak, selain itu dapat juga ditandai dengan diet yang
berlebih, dan olah raga yang berlebih juga. Kebanyakan para penderita kelainan
ini adalah para wanita dimana mereka adalah kaum yang jauh lebih mementingkan
penampilan fisik terutama bentuk tubuh mereka.
Penyebab bulimia nervosa
Penyebab bulimia nervosa
Belum
diketahui secara pasti penyebab dari kelainan ini hingga sekarang, namun begitu
terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya kelainan ini,
antara lain:
·
Body image yang rendah
·
Harga diri yang rendah
·
Makanan
·
Penampilan berorientasi pada profesi atau
aktivitas
·
Perubahan hidup yang besar
Gejala bulimia nervosa
Seperti yang dijelaskan pada definisi bulimia nervosa diatas bahwa kelainan ini dapat ditandai dengan adanya episode berulang dari binge, binge itu sendiri merupakan suatu keadaan dimana seseorang kehilangan kendali yang dapat membuat seseorang tersebut mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Stres dan juga emosi dapat menjadi pemicu terjadinya makan secara berlebihan yang sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Kelainan ini bisa terlihat karena seseorang tersebut khawatir akan mejadi gemuk. Umumnya pada para penderita memang mengalami kegemukan akibat dari makan berlebihan, namun cenderung berat badan mereka menjadi turun naik.
Seperti yang dijelaskan pada definisi bulimia nervosa diatas bahwa kelainan ini dapat ditandai dengan adanya episode berulang dari binge, binge itu sendiri merupakan suatu keadaan dimana seseorang kehilangan kendali yang dapat membuat seseorang tersebut mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Stres dan juga emosi dapat menjadi pemicu terjadinya makan secara berlebihan yang sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Kelainan ini bisa terlihat karena seseorang tersebut khawatir akan mejadi gemuk. Umumnya pada para penderita memang mengalami kegemukan akibat dari makan berlebihan, namun cenderung berat badan mereka menjadi turun naik.
c.
Binge Eating Disorder
Gangguan
makan atau eating disorder diakibatkan
mereka yang terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra
tubuh yang ideal. Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan
apabila ia terobsesi dengan pengaturan
makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga
berat badannya.
d.
Nocturnal Eating Syndrome
Nocturnal
Eating Syndrome merupakan suatu gangguan perilaku makan, dimana seseorang
mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar ketika dalam keadaan tidak lapar saat
larut malam dan tidak tidur. Sindrom makan malam merupakan salah satu gangguan mental
yang membuat orang hanya mau makan di malam hari setelah lewat jam makan malam
dan tidak makan lagi saat sarapan atau pun makan siang.
Orang yang mengalami sindrom makan malam sering
disebabkan karena depresi dan kecemasan, diet berkepanjangan atau kebosanan
yang berlebihan. merupakan salah satu gangguan yang sangat spesifik di mana
individu yang terkena bangun beberapa kali di malam hari dan tidak dapat tidur
kembali kecuali mereka makan sesuatu.
Orang dengan sindrom makan malam sering mengalami gejala
seperti berikut:
·
Sedikit atau tidak nafsu makan sama sekali saat sarapan
dan makan siang.
·
Makan lebih banyak setelah waktu makan malam
·
Tidak
Merasa lapar dipagi hari
·
Terbangun di tengah malam untuk makan dalam porsi banyak
dan kembali tidur lagi
Sindrom ini
bisa membahayakan kesehatan karena orang dengan sindrom makan malam akan
mengalami penurunan hormon melatonin (hormon tidur) dan leptin (hormon yang
mengontrol nafsu makan). Pada waktu yang sama, hormon kortisol (hormon stres)
justru naik.
Yang tampak secara nyata, orang dengan sindrom ini akan
mengalami,
·
kekurangan waktu tidur, yang menyebabkan berbagai masalah
kesehatan seperti obesitas, diabetes, jantung dan penyakit serius lainnya.
·
Menyebabkan kenaikan berat badan. Makan larut malam
sangat mudah membuat berat badan seseorang, karena umumnya orang tidak
melakukan banyak aktivitas di malam hari sehingga makanan yang masuk akan
disimpan dalam tubuh menjadi lemak.
·
Rawan terkena konsekuensi kesehatan lainnya. Kondisi ini
memicu terjadinya refluks esofagus (makanan berbalik naik ke atas) karena
makanan yang dikonsumsi belum sepenuhnya sampai di lambung tapi sudah langsung
tidur, memicu terjadinya penyakit gastroesophageal reflux (GERD) yang
menimbulkan sensasi rasa terbakar ringan di dada dan nyeri daerah jantung.
Sedangkan pada orang dengan diabetes, maka larut malam bisa mempengaruhi
kemampuan resistensi insulin.
3.
PENGEMBANGAN PERILAKU MAKAN YANG SEHAT SEMASA REMAJA UNTUK
MENGURANGI
TINGKAT GANGGUAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA
a. Hal yang perlu dianjurkan
Penelitian banyak yang menunjukan
ketidakcukupan asupan zat gizi para remaja.Mereka sering melewatkan dan melupakan
jam makan dan lebih senang mengkonsumsi
Makanan diluar rumah. Anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan
yang baik bagi
Remaja
adalah sebagai berikut :
·
Mendorong
para remaja untuk menikmati makanan, mencoba makanan yang baru, mengkonsumsi
beberapa makanan dipagi hari, makan bersama keluarga, dan menyeleksi makanan
jajanan yang bergizi.
·
Menggariskan
tujuan untuk setidaknya sekali dalam sehari membuat waktu makan menjadi saat
menyenangkan.
·
Mengetahui
jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan bersama tidak berbenturan dengan
kegiatan mereka.
b. Diet
yang seimbang dan menyehatkan
Diet yang sehat dan seimbang adalah
suatu cara untuk mencapai kehidupan yang sehat Dengan kehidupan yang sehat itu,
kita dapat meraih semua tujuan atas segala apa yang kita Kerjakan demi meraih
masa depan.
c. Diet sehat dan makanan yang menyenangkan
Agar diet sehat dapat terjaga,
makanan sebaiknya yang menyenangkan, namun tetap harus mendukung keseimbangan
nutrient. Makanan seharusnya disarankan yang memberikan alternative sehingga
setiap individu dapat meraih anata diet yang menyehatkan tetapi juga diet yang
menyenangkan.
Ada beberapa tip untuk makan dengan
benar yaitu :
·
Pusatkan
makanan yang utama pada makanan yang mengandung karbohidrat.
·
Konsumsi
buah-buahan dan sayuran dalam jumlah banyak
·
Konsumsi
banyak ikan
·
Kurangi
lemak jenuh dan gula
·
Tetap
aktif dan cobalah untuk menjaga berat badan yang normal
·
Banyak
minum air
·
Jangan
meninggalkan sarapan
Saran-saran yangdapat diberikan agar
dapat menjaga diet yang sehat yaitu :
·
Makanan
berbagai jenis makanan yang berbeda-beda.
·
Makan
dengan jumlah yang benar agar mendapatkan berat badan yang sehat pula.
·
Makan
Makanan berupa kanji, serat, dan gandum
·
Pebanyak
makan buah dan sayuran
·
Hindari
banyak makan makanan yang tinggi lemak
B. OBESITAS
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana
perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan.
Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik diseluruh tubuh atau
terlokalisasi pada bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak
tubuh, yaitu apabila berat badan laki-laki melebihi 15% dan pada wanita 20%
dari berat badan ideal menurut umurnya. Lebih
ringkasnya, Obesitas adalah suatu penyakit kronis akibat dari timbunan lemak
tubuh yang berlebihan (eksesif).
a. Jenis-Jenis
Obesitas
Berdasarkan distribusi
lemak dalam tubuh, kegemukan dibedakan
menjadi dua tipe,
yaitu :
·
Tipe android
Tipe android ditandai dengan adanya timbunan lemak pada pinggang, perut,
dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android biasanya pada wanita yang sudah mengalami
monopause. Dalam penelitian Vogue, seorang peneliti dari Prancis mengatakan
bahwa tipe Android ini potensial beresiko lebih tinggi menderita penyakit yang
berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti Diabetes Mellitus,
Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi.
·
Tipe Gynecoid
Gynecoid ditandai dengan adaanya penumpukan lemak dibagian peurt seperti
panggul, pantat, dan paha. Pada tipe gynecoid lebih aman dibandingkan dengan
tipe android, sebab lebih kecil kemungkinan mengalami resiko terkena penyakit.
b. Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi
akibat mengonsumsi kalori
lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidak
seimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya
obesitas melibatkan beberapa faktor:
Obesitas
cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik.
Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang.
·
Faktor
lingkungan.
Gen merupakan
faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang
juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola
gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta
bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola
genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
Apa yang ada di
dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang
memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu
bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan
masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa
menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak
nyaman dalam pergaulan sosial. Ada
dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas
yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari
(sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh
stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang
makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti
dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori
yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan,
agitasi dan insomnia pada malam hari.
c. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma
dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru,
sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya
melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat
tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai
masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering
ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah
cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
d. Dampak Obesitas
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi
merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya
bagi kesehatan seseorang.Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah
penyakit menahun seperti:
·
Resistensi Insulin dan Diabetes tipe 2 timbul pada masa dewasa Obesitas
dapat memicu intoleransi glukosa dan resistensi hormon insulin, yang dapat
berujung pada diabetes melitus tipe 2. Kondisi insulin resisten sangat
berkaitan erat dengan timbunan dari lemak dalam perut. Ada beberapa faktor
utamanya, seperti asam lemak bebas yang naik akibat kenaikan massa lemak tubuh,
yang berdampak pada penurunan sensitifitas insulin, adanya akumulasi lipid
dalam sel, dan adanya beberapa peptide yang dapat diproduksi oleh jaringan
lemak yang dapat memodifikasi fungsi dan aksi dari insulin. Disisi lain,
seseorang dengan kondisi hyperinsulinemia dan insulin yang resisten, dapat
menyebabkan kenaikan berat badan dan mencegah dari kehilangan berat badan.Obesitas dapat memicu intoleransi glukosa dan resistensi
hormon insulin, yang dapat berujung pada diabetes melitus tipe 2. Kondisi
insulin resisten sangat berkaitan erat dengan timbunan dari lemak dalam perutFakta
lain menunjukkan bahwa obesitas memicu peradangan mikro dalam tubuh yang
terjadi secara menyeluruh dan terus menerus. Mekanisme peradangan tersebut
dapat berkaitan erat dengan terjadinya respon stress yang berujung pada
resistensi fungsi insulin. Dari sini, kita dapat mengambil faedah yaitu,
obesitas, adalah salah satu faktor resiko utama diabetes dan memang faktanya
80% pada pasien diabetes type 2, mengalami obesitas. Adanya olahraga dan
pengurangan berat badan, terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan sensitifitas
dari insulin dan memperbaiki kontrol gula darah pada pasien diabetes.
·
Stroke
Dimana keaadan ketika
terjadi penyumbatan pembuluh darah di otak sehingga mengakibatkan sistem saraf
seluruh tubuh menjadi rusak.
·
Serangan
jantung dan pembuluh darah
Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan
peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar tubuh seseorang
maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan
tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut
gagal jantung. Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.
Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah
tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan
lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja memperberat kerja
jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada dinding bilik jantung disertai
kekurangan oksigen. Keadaan ini akan mempercepat timbulnya gagal jantung.
·
Gangguan fungsi paru-paru
Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung dengan kematian.
Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung dengan kematian.
·
Gangguan persendian
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi.
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi.
·
Gangguan system hormonal
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.
Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu. Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.
Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu. Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
·
Meningkatkan resiko penyakit ganas
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
·
Gangguan psikologis
Orang dengan obesitas juga sering kali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
Orang dengan obesitas juga sering kali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
·
Tidur apneu (kegagalan
untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya
kadar oksigen dalam darah).
e. Diagnosa
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam mendiagnosa obesitas
yaitu :
a). Mengukur lemak
tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara
berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
·
Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian
lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
·
BOD POD merupakan ruang berbentuk telur
yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara
yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
·
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry),
menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi
dari lemak tubuh.
Selain
tiga car tersebut, ada cara lain yang lebih sederhana dan tidak rumit, yaitu
dengan menggunakan peralatan :
·
Jangka
kulit,
ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu
alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
·
Bioelectric
impedance analysis (analisis tahanan bioelektrik), penderita berdiri
diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke
seluruh tubuh lalu dianalisis.
Pemeriksaan tersebut bisa memberikan
hasil yang tidak.
f. Pengobatan
Ada beberapa cara untuk mengurangi
prevalensi obesitas yaitu ` sebagai
berikut :
·
Edukasi
Memberikan pengajaran kepada
penderita obesitas bahwa cara yang paling efektif untuk menurunkan barat badan
adalah dengan meningkatkan aktifitas fiski dan mengurangi asupan energy.
·
Pencegahan
Meyakinkan bahwa seseorang sudah
pada berat badan yang cukup ideal
·
Pengobatan
Memberikan motivasi kepada penderita
obesitas untuk membuat suatu rencana dalam rangka menurunkan asupan energi dan
meningkatkan aktifitas fisik. Pembatasan kalori dan modifikasi diet seharusnya
dilakukan sehingga mereka dapat mencapai dan menjaga berat badan yang
diidam-idamkan.
g.
Modifikasi Perilaku
Modifikasi
perilaku berhubungan dengan pengurangan diet yang seimbang, membantu
mempromosikan penurunan berat badan yang menetap. Modifikasi perilaku ini harus
merupakan bagian dari semua program penurunan berat badan. Gambaran utama dari
program modifikasi perilaku adalah :
·
Monitor diri sendiri
·
Control stimulus dan pengelolaan lingkungan
·
Dorongan positif
·
Kontrak
·
Modifikasi perilaku untuk mempromosikan
penurunan atau mempertahankan berat badan
·
Jangan makan sewaktu ada aktifitas lain,
seperti nonton televisi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obesitas merupakan permasalah global
yang melanda masyarakat dunia termasuk Indonesia, hal ini di sebabkan oleh
perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini. Obesitas merupakan suatu
akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan secara
keseluruhan.Obesitas terjadi disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dengan energi yang keluar.
B. SARAN
Untuk
menghindari terjadinya obesitas remaja dengan memeperbaiki gaya
hidupnya dengan tidak mengkonsumsi
junkfood secara berlebihan, berhenti diet yg kurang tepat, serta sering-sering
lah melakukan aktifitas fisik seperti berolahrga secara teratur. Dan
mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan aturan asupan mekanan yang telah ditentukan
standrnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar