Kamis, 05 Juni 2014

Makalah Epidemiologi Perilaku

MAKALAH
OBESITAS DAN GANGGUAN
PERILAKU MAKAN PADA REMAJA






DISUSUN OLEH :
SARAH FEBRIANA ELEUJAAN 1110118
          RUSMINA KHARIE 110103


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
 (STIKTAMALATEA MAKASSAR)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
      Obesitas merupakan permasalah global yang melanda masyarakat dunia termasuk Indonesia, hal ini di sebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini. Obesitas merupakan suatu akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan secara keseluruhan.Obesitas terjadi disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar (zainun mu’tadin, 2002)
World Health Organization (WHO) menyatakan akan ada satu miliar orang di dunia, khususnya di wilayah perkotaan yang di bayangi akan menderita obesitas atau kegemukan. Jumlah ini juga di prediksi oleh WHO tetap akan meningkat pada 2015 mendatang dengan jumlah penderita obesitas sebanyak 1,5 miliar orang. Hal ini di anggap wajar terjadi, pasalnya masyarakat perkotaan yang hidup di bawah tuntutan ekonomi di paksa melupakan gaya hidup yang sehat. Kepadatan rutinitas merupakan satu faktor utama pergeseran masyarakat untuk berolah raga dan makan makanan yang sehat (Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan, 2009).
Bertambahnya prevalensi berkaitan dengan meningkatnya status sosial yang diikuti perubahan pola hidup menjadi kurang sehat, antara lain kurang kegiatan fisik, makan berlebihan, dengan akibat terjadinya kegemukan (obesitas).
faktor genetik, obesitas cenderung diturunkan sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota tidak hanya berbagi gen  tetapi juga makanan dan kebiasaan, gaya hidup yang biasaya mendorong terjadinya obesitas.penelitian terbaru mennjukan bahwa rata-rata factor genetic memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
Obesitas remaja terus meningkat dan tampaknya bahwa meskipun upaya pemerintah hanya masalah semakin buruk. Banyak remaja diet 'sekarang dikonsumsi oleh junk food dan minuman bersoda. Ini junk food sangat tinggi dalam lemak dan tidak memiliki yang baik nutrisi di dalamnya. Oleh karena itu, junk food bekerja sebagai apa yang kita dapat sebuah 'nutrisi anti'. Anti-nutrisi adalah makanan yang mengambil jauh dari nutrisi tubuh lebih dari itu menyediakan. Penarikan uang banyak sering tanpa setoran rutin mengarah untuk menjadi tekor. Hal yang sama terjadi bagi tubuh manusia hanya bukan ditarik berpengalaman dalam perasaan kelelahan dan menemukan sulit untuk berkonsentrasi. Alasan lain mengapa begitu banyak remaja yang kelebihan berat badan adalah karena jumlah gula dan pemanis buatan perusahaan menggunakan dalam produk mereka. Sebagian besar makanan Anda akan menemukan di supermarket hari ini diproses produk yang memiliki bahan kimia gula dan pemanis buatan ditambahkan ke mereka untuk membantu meningkatkan selera mereka. Tingkat gula yang tinggi membuat tingkat insulin dalam tubuh berubah dan hal ini dapat mempromosikan berat badan.
Akhirnya, penurunan remaja berolahraga adalah kunci alasan lain mengapa masyarakat remaja saat ini lebih tidak layak dan tidak sehat dari sebelumnya. Penemuan konsol dan video game berarti bahwa remaja lebih banyak tinggal di duduk di sofa bukan berjalan di luar. Giliran hanya positif di dalam saat ini adalah penemuan hal-hal seperti permainan tari atau Nintendo wii yang membantu untuk mendorong remaja untuk latihan dan meningkatkan tingkat kebugaran mereka.










BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN PADA MASA REMAJA
      Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
        Fase remaja merupakan segmen  perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pebertas sampai tercapainya kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan usi 12 tahun pada wanita. Menurut World Health Organization (WHO), batasan remaja secara umum adalah mereka yang berusia 10 tahun sampai 19 tahun.    
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:
  • Masa remaja awal, 12 - 15 tahun
  • Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
  • Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun
1. Penyebab Obesitas Pada Remaja

      Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan anak obesitas tumbuh menjadi orang dewasa gemuk.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas. Berikut adalah beberapa penyebab utama obesitas:
a. Fisik tidak aktif
       Ini adalah salah satu penyebab terbesar dari obesitas remaja. Dengan remaja menghabiskan sebagian besar waktu mereka di depan televisi, bermain game komputer atau di ponsel dengan teman-teman mereka dan kurangnya minat dalam kegiatan ekstra kurikuler sekolah atau kuliah setelah dan kurang olahraga adalah beberapa penyebab utama obesitas remaja.

b. Kebiasaan makan yang buruk                                                                          Alasan lain besar untuk obesitas remaja adalah kebiasaan makan yang buruk. Lonjakan konsumsi makanan berlemak tinggi seperti burger, keripik, minuman bersoda dan kentang goreng telah dikutuk dan diperlakukan sebagai salah satu penyebab utama obesitas anak.
c. Genetik Pola Perilaku & Keluarga                                                                                                        Pola genetik dan perilaku keluarga juga penyebab penting dari obesitas dan sulit untuk memisahkan keduanya. Sementara kemungkinan orang tua obesitas memiliki anak obesitas adalah sekitar 30%, benar juga bahwa orang tua obesitas sering memiliki kebiasaan makan yang buruk dan gizi keluarga miskin mengampuni, sehingga anak-anak kelebihan berat badan.
Kimia atau ketidakseimbangan hormon:
Lain alasan utama untuk obesitas, terutama di kalangan remaja, adalah perubahan hormonal. Remaja mengalami perubahan hormonal yang signifikan setelah mereka mencapai pubertas, yang dapat memicu keinginan untuk makanan tertentu atau over-konsumsi makanan.

d. Metabolisme yang lebih rendah                                                                       Beberapa remaja memiliki kecenderungan untuk mempertahankan atau menghemat energi tubuh dan sifat ini mudah terlihat dari anak usia dini, di mana pertumbuhan tonggak pada anak tampaknya lebih cepat dari biasanya.

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Namun, ternyata ada faktor lain selain faktor genetik, faktor kesuburan, efek dari mengkonsumsi obat-obat tertentu, dan aktivitas psikis. Ada tiga hal yang mempengaruhi munculnya obesitas pada remaja.
a. Teman Dekat
           Teman adalah seseorang yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup kita, karena tidak sedikit pola hidup kita dengan teman dekat memiliki kesamaan. Misalnya, ketika teman mengajak makan malam bersama meskipun kita dalam keadaan tidak lapar, kita tidak bisa menolak tawaran itu.
b.Insomnia
           Insomnia atau kebiasaan sulit tidur. Karena kurang tidur meningkatkan rasa lapar dan nafsu makan yang memicu terjadinya peningkatan berat badan.




2. GANGGUAN MAKAN PADA REMAJA 
      Mengadaptasikan suatu gambaran mental dari tubuh seseorang (citra diri/body image) adalah suatu cirri dasar perkembangan remaja. Distorsi atau penyimpangan body image adalah suatu karateristik inti dari gangguan perilaku makan pada remaja, contohnya kasus anorexia nervosa  dan bulimia nervosa. Bagi sebagian remaja , gangguan makan berkembang secara perlahan-lahan, gangguan makan ini sebernarnya sangat kompleks. Gangguan makan memberikan efek yang berat dan menyebabkan gangguan citra diri (body image) dan kematian, serta ketidak rasionalan dalam mengejar ukuran tubuh yang kecil. Gangguan makan yang paling banyak terjadi antara lain yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa, binge eating disorder, dan obesitas. Gangguan makan yang mulai muncul adalah orthorexia nervosa dan nocturnal eating syndrome (NES). Penelitian menunjukan bahwa di Amerika  Serikat ditemukan lebih dari dua juta orang dimana sebagaian besar adalah remaja . yang menderita anoxeria nervosa atau bulimia nervosa, dan lebih dari 20% dari populasi remaja menderita obesitas. Ada beberapa gangguan makan yang sering terjadi :
a.  Anorexia Nervosa
Anoreksia Nervosa yaitu suatu penyakit kelainan yang biasanya dapat ditandai dengan adanya perubahan pada tubuh dan bisa juga dikatakan sebagai perubahan gambaran pada tubuh, selain itu juga merasakan ketakutan yang luar biasa yang dialami penderita disertai dengan adanya penolakan dalam mempertahankan berat badan secara normal yang dialami penderita. usaha untuk mengeluarkan makanan yang masuk dengan berbagai cara, baik dengan buang air besar ataupun di muntahkan. ini kebalikan dari Anorexia mereka tidak takut makan banyak tapi setalah makan mereka berusaha keluarkan lagi.Tujuannya sama ingin tampak langsing.
Dan bagi penderita wanita akan berbahaya karena Anoreksia Nervosa ini dapat mengakibatkan hilangnya siklus datang bulan ( haid ). Dan memang kebanyakan penderita dari penyakit ini 95% adalah wanita dibandingkan pria dan penderita pria hanya 5% saja. Penyakit ini dapat mulai muncul pada masa remaja dan juga pada masa dewasa.
Penyebab Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa memang penyakit yang menyebabkan penderitanya megalami kelainan namun secara pasti apa dan dari mana kelainan ini dapat terjadi belumlah diktahui apa yang menyebabkan nya secara pasti namun di perkirakan faktor sosial mempunyai pernan yang sangat penting bagi timbulnya penyakit ini.

Gejala Anoreksia Nervosa
      
Penderita penyakit ini dapat diketahui dengan adanya gejala yang dapat dilihat seperti penderita pasti merasakan rasa yang tidak puas terhadap dirinya sendiri seperti penderita merasakan kegemukan yang sebenarnya tidaklah dialami penderita namun penderita selalu merasakan kegemukan dan hal inilah yang mendorong penderita meningkatkan perhatian terhadap  nafsu makan dan juga berat badan. Namun penyakit ini juga mempunyai gejala yang khas seperti tekanan darah dan suhu tubuh rendah dan juga denyut jantung rendah disertai dengan pembengkakan pada jaringan yang diakibatkan karena adanya penimbunan cairan.
b. Bulimia Nervosa
Secara umum bulimia nervosa dapat didefinisikan sebagai suatu kelainan pada seseorang yang dapat diketahui dengan adanya tanda-tanda seperti, episode berulang dari binge atau sering disebut dengan cara mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih dari cukup atau banyak, selain itu dapat juga ditandai dengan diet yang berlebih, dan olah raga yang berlebih juga. Kebanyakan para penderita kelainan ini adalah para wanita dimana mereka adalah kaum yang jauh lebih mementingkan penampilan fisik terutama bentuk tubuh mereka.

Penyebab bulimia nervosa
Belum diketahui secara pasti penyebab dari kelainan ini hingga sekarang, namun begitu terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya kelainan ini, antara lain:
·         Body image yang rendah
·         Harga diri yang rendah
·         Makanan
·         Penampilan berorientasi pada profesi atau aktivitas
·         Perubahan hidup yang besar
Gejala bulimia nervosa

        Seperti yang dijelaskan pada definisi bulimia nervosa diatas bahwa kelainan ini dapat ditandai dengan adanya episode berulang dari binge, binge itu sendiri merupakan suatu keadaan dimana seseorang kehilangan kendali yang dapat membuat seseorang tersebut mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup banyak. Stres dan juga emosi dapat menjadi pemicu terjadinya makan secara berlebihan yang sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Kelainan ini bisa terlihat karena seseorang tersebut khawatir akan mejadi gemuk. Umumnya pada para penderita memang mengalami kegemukan akibat dari makan berlebihan, namun cenderung berat badan mereka menjadi turun naik.
c. Binge Eating Disorder
Gangguan makan atau eating disorder diakibatkan mereka yang terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang ideal. Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya.
d. Nocturnal Eating Syndrome
Nocturnal Eating Syndrome merupakan suatu gangguan perilaku makan, dimana seseorang mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar ketika dalam keadaan tidak lapar saat larut malam dan tidak tidur. Sindrom makan malam merupakan salah satu gangguan mental yang membuat orang hanya mau makan di malam hari setelah lewat jam makan malam dan tidak makan lagi saat sarapan atau pun makan siang.                                                                                                                       Orang yang mengalami sindrom makan malam sering disebabkan karena depresi dan kecemasan, diet berkepanjangan atau kebosanan yang berlebihan. merupakan salah satu gangguan yang sangat spesifik di mana individu yang terkena bangun beberapa kali di malam hari dan tidak dapat tidur kembali kecuali mereka makan sesuatu.
Orang dengan sindrom makan malam sering mengalami gejala seperti berikut:
·         Sedikit atau tidak nafsu makan sama sekali saat sarapan dan makan siang.
·         Makan lebih banyak setelah waktu makan malam
·         Tidak Merasa lapar dipagi hari
·         Terbangun di tengah malam untuk makan dalam porsi banyak dan kembali tidur lagi
Sindrom ini bisa membahayakan kesehatan karena orang dengan sindrom makan malam akan mengalami penurunan hormon melatonin (hormon tidur) dan leptin (hormon yang mengontrol nafsu makan). Pada waktu yang sama, hormon kortisol (hormon stres) justru naik.

Yang tampak secara nyata, orang dengan sindrom ini akan mengalami,
·         kekurangan waktu tidur, yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, jantung dan penyakit serius lainnya.
·         Menyebabkan kenaikan berat badan. Makan larut malam sangat mudah membuat berat badan seseorang, karena umumnya orang tidak melakukan banyak aktivitas di malam hari sehingga makanan yang masuk akan disimpan dalam tubuh menjadi lemak.
·         Rawan terkena konsekuensi kesehatan lainnya. Kondisi ini memicu terjadinya refluks esofagus (makanan berbalik naik ke atas) karena makanan yang dikonsumsi belum sepenuhnya sampai di lambung tapi sudah langsung tidur, memicu terjadinya penyakit gastroesophageal reflux (GERD) yang menimbulkan sensasi rasa terbakar ringan di dada dan nyeri daerah jantung. Sedangkan pada orang dengan diabetes, maka larut malam bisa mempengaruhi kemampuan resistensi insulin.

3. PENGEMBANGAN PERILAKU MAKAN YANG SEHAT SEMASA REMAJA UNTUK      
    MENGURANGI TINGKAT GANGGUAN PERILAKU MAKAN PADA REMAJA

             a. Hal yang perlu dianjurkan
Penelitian banyak yang menunjukan ketidakcukupan asupan zat gizi para remaja.Mereka sering melewatkan dan melupakan jam makan dan lebih senang mengkonsumsi  Makanan diluar rumah. Anjuran untuk menciptakan pola kebiasaan pangan yang baik bagi
                        Remaja adalah sebagai berikut :
·         Mendorong para remaja untuk menikmati makanan, mencoba makanan yang baru, mengkonsumsi beberapa makanan dipagi hari, makan bersama keluarga, dan menyeleksi makanan jajanan yang bergizi.
·         Menggariskan tujuan untuk setidaknya sekali dalam sehari membuat waktu makan menjadi saat menyenangkan.
·         Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan bersama tidak berbenturan dengan kegiatan mereka.

             b. Diet yang seimbang dan menyehatkan
Diet yang sehat dan seimbang adalah suatu cara untuk mencapai kehidupan yang sehat Dengan kehidupan yang sehat itu, kita dapat meraih semua tujuan atas segala apa yang kita Kerjakan demi meraih masa depan.

            c. Diet sehat dan makanan yang menyenangkan
Agar diet sehat dapat terjaga, makanan sebaiknya yang menyenangkan, namun tetap harus mendukung keseimbangan nutrient. Makanan seharusnya disarankan yang memberikan alternative sehingga setiap individu dapat meraih anata diet yang menyehatkan tetapi juga diet yang menyenangkan.
Ada beberapa tip untuk makan dengan benar yaitu :
·         Pusatkan makanan yang utama pada makanan yang mengandung karbohidrat.
·         Konsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah banyak
·         Konsumsi banyak ikan
·         Kurangi lemak jenuh dan gula
·         Tetap aktif dan cobalah untuk menjaga berat badan yang normal
·         Banyak minum air
·         Jangan meninggalkan sarapan

Saran-saran yangdapat diberikan agar dapat menjaga diet yang sehat yaitu :
·         Makanan berbagai jenis makanan yang berbeda-beda.
·         Makan dengan jumlah yang benar agar mendapatkan berat badan yang sehat pula.
·         Makan Makanan berupa kanji, serat, dan gandum
·         Pebanyak makan buah dan sayuran
·         Hindari banyak makan makanan yang tinggi lemak


B. OBESITAS
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik diseluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila berat badan laki-laki melebihi 15% dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.  Lebih ringkasnya, Obesitas adalah suatu penyakit kronis akibat dari timbunan lemak tubuh yang berlebihan (eksesif).
a. Jenis-Jenis Obesitas
Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, kegemukan dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu :
·         Tipe android
Tipe android ditandai dengan adanya timbunan lemak pada pinggang, perut, dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android biasanya pada wanita yang sudah mengalami monopause. Dalam penelitian Vogue, seorang peneliti dari Prancis mengatakan bahwa tipe Android ini potensial beresiko lebih tinggi menderita penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa seperti Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi. 
·         Tipe Gynecoid
Gynecoid ditandai dengan adaanya penumpukan lemak dibagian peurt seperti panggul, pantat, dan paha. Pada tipe gynecoid lebih aman dibandingkan dengan tipe android, sebab lebih kecil kemungkinan mengalami resiko terkena penyakit.

b. Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidak seimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
·         Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
·         Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
·         Faktor psikis.
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.                                                                                                  Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

            c. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

d. Dampak Obesitas
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang.Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
·         Resistensi Insulin dan Diabetes tipe 2                                                timbul pada masa dewasa Obesitas dapat memicu intoleransi glukosa dan resistensi hormon insulin, yang dapat berujung pada diabetes melitus tipe 2. Kondisi insulin resisten sangat berkaitan erat dengan timbunan dari lemak dalam perut. Ada beberapa faktor utamanya, seperti asam lemak bebas yang naik akibat kenaikan massa lemak tubuh, yang berdampak pada penurunan sensitifitas insulin, adanya akumulasi lipid dalam sel, dan adanya beberapa peptide yang dapat diproduksi oleh jaringan lemak yang dapat memodifikasi fungsi dan aksi dari insulin. Disisi lain, seseorang dengan kondisi hyperinsulinemia dan insulin yang resisten, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan mencegah dari kehilangan berat badan.Obesitas dapat memicu intoleransi glukosa dan resistensi hormon insulin, yang dapat berujung pada diabetes melitus tipe 2. Kondisi insulin resisten sangat berkaitan erat dengan timbunan dari lemak dalam perutFakta lain menunjukkan bahwa obesitas memicu peradangan mikro dalam tubuh yang terjadi secara menyeluruh dan terus menerus. Mekanisme peradangan tersebut dapat berkaitan erat dengan terjadinya respon stress yang berujung pada resistensi fungsi insulin. Dari sini, kita dapat mengambil faedah yaitu, obesitas, adalah salah satu faktor resiko utama diabetes dan memang faktanya 80% pada pasien diabetes type 2, mengalami obesitas. Adanya olahraga dan pengurangan berat badan, terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan sensitifitas dari insulin dan memperbaiki kontrol gula darah pada pasien diabetes.
·         Stroke
Dimana keaadan ketika terjadi penyumbatan pembuluh darah di otak sehingga mengakibatkan sistem saraf seluruh tubuh menjadi rusak.
·         Serangan jantung dan pembuluh darah
Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.
Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan mempercepat timbulnya gagal jantung.
·         Gangguan fungsi paru-paru
Lagi-lagi timbunan lemak menjadi pemicu masalah. Pada pengidap obesitas, timbunan ini dapat menekan saluran pernapasan. Ini bisa menyebabkan terjadinya henti napas saat tidur (sleep apnea). Gangguan seperti ini lama-lama dapat menyebabkan gagal jantung juga dan berujung dengan kematian.
·         Gangguan persendian
Obesitas akan menyebabkan peningkatan beban pada persendian penyangga berat. Misalnya persendian lutut sehingga lama-lama dapat menimbulkan peradangan persendian (osteoartritis). Gejala-gejalanya antara lain, nyeri pada sendi, diikuti dengan pembengkakan. Sendi juga menjadi kaku tak bisa digerakkan. Yang terparah, penderita tidak sanggup berjalan lagi.
·         Gangguan system hormonal
Obesitas ternyata juga mempengaruhi sistem hormonal dalam tubuh. Pada anak gadis, obesitas menyebabkan haid pertama (menarkhe) datang lebih awal. Pada wanita dewasa, obesitas dapat menyebabkan gangguan keseimbangan hormonal (hiperandrogenisme, hirsutisme), dan gangguan siklus menstruasi.
Hiperandrogenisme berarti jumlah hormon androgen (lelaki) meningkat. Akibatnya terjadi hirsutisme (tanda maskulinisasi). Misalnya jerawatan, distribusi bulu-bulu di wajah dan badan, bahkan mungkin perubahan suara menjadi berat seperti suara lelaki.
Pada wanita, obesitas juga peningkatan risiko timbulnya batu empedu. Ini terjadi karena cairan empedu menjadi lebih kental.
·         Meningkatkan resiko penyakit ganas
Hasil penelitian menunjukkan, pada wanita yang sudah mengalami menopause, obesitas meningkatkan risiko timbulnya kanker rahim (endometrium) dan kanker payudara. Sedangkan pada pria, kegemukan dapat meningkatkan risiko terserang kanker prostat dan kanker usus besar (kolorektal).
·         Gangguan psikologis
Orang dengan obesitas juga sering kali mengalami gangguan psikologis berupa rasa rendah diri, keadaan depresi, bahkan bisa terkucil dari pergaulan sosial. Terlebih lagi bila lingkungan di sekitarnya tidak memberi dukungan, melainkan lebih banyak memperolok-olok kegemukannya.
·         Tidur apneu (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah).
                             
e. Diagnosa
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam mendiagnosa obesitas yaitu :
a). Mengukur lemak tubuh
Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga terlatih:
·         Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.
·         BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
·         DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
Selain tiga car tersebut, ada cara lain yang lebih sederhana dan tidak rumit, yaitu dengan menggunakan peralatan :
·         Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai forseps).
·          Bioelectric impedance analysis (analisis tahanan bioelektrik), penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisis.
Pemeriksaan tersebut bisa memberikan hasil yang tidak.
                                                                                                                                       
f. Pengobatan
Ada beberapa cara untuk mengurangi prevalensi obesitas yaitu `    sebagai berikut :
·         Edukasi
Memberikan pengajaran kepada penderita obesitas bahwa cara yang paling efektif untuk menurunkan barat badan adalah dengan meningkatkan aktifitas fiski dan mengurangi asupan energy.
·         Pencegahan
Meyakinkan bahwa seseorang sudah pada berat badan yang cukup ideal
·         Pengobatan
Memberikan motivasi kepada penderita obesitas untuk membuat suatu rencana dalam rangka menurunkan asupan energi dan meningkatkan aktifitas fisik. Pembatasan kalori dan modifikasi diet seharusnya dilakukan sehingga mereka dapat mencapai dan menjaga berat badan yang diidam-idamkan.           

                           g. Modifikasi Perilaku       
Modifikasi perilaku berhubungan dengan pengurangan diet yang seimbang, membantu mempromosikan penurunan berat badan yang menetap. Modifikasi perilaku ini harus merupakan bagian dari semua program penurunan berat badan. Gambaran utama dari program modifikasi perilaku adalah :
·         Monitor diri sendiri
·         Control stimulus dan pengelolaan lingkungan
·         Dorongan positif
·         Kontrak
·         Modifikasi perilaku untuk mempromosikan penurunan atau mempertahankan berat badan
·         Jangan makan sewaktu ada aktifitas lain, seperti nonton televisi
                                                                                                                                                                                                        

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obesitas merupakan permasalah global yang melanda masyarakat dunia termasuk Indonesia, hal ini di sebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini. Obesitas merupakan suatu akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan secara keseluruhan.Obesitas terjadi disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.

B. SARAN
                        Untuk menghindari terjadinya obesitas remaja dengan memeperbaiki gaya
hidupnya dengan tidak mengkonsumsi junkfood secara berlebihan, berhenti diet yg kurang tepat, serta sering-sering lah melakukan aktifitas fisik seperti berolahrga secara teratur. Dan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan aturan asupan mekanan yang telah ditentukan standrnya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar