Rabu, 11 Juni 2014

Makalah Sreening, Kesehatan Reproduksi dan Promosi Kesehatan


TUGAS  KESEHATAN REPRODUKSI
MAKALAH
SCREENING DAN KESPRO
Stik-c

  




DISUSUN OLEH :
Sarah Febriana Eleujaan  1110118
Yolanda Alviolota Kobesi  1110107

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKTAMALATEA MAKASSAR 2012/2013



BAB I
PENDAHULUAN
   A.   LATAR BELAKANG
kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :
“Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinan masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai Aspek :
a) Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
b) Aspek Klinik
Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi.
c) Aspek praktis
Secara praktis epidemiologi berarti ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum.
d) Aspek Administrasi
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi, sebagai berikut:
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan






BAB II
PEMBAHASAN

A.   SCREENING
Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

1.    Latar belakang sehingga screening ini dilakukan yaitu karena hal berikut ini:
a.    Banyaknya kejadain penomena gunung es (Ice Berg Phenomen)
b.    sebagai langkah pencegahan khususnya Early diagnosis dan prompt treatment
c.    Banyaknya penyakit yang tanpa gejala klinis
d.     Penderita mencari pengobatan setelah studi lanjut
e.    Penderita tanpa gejal amempunyai potensi untuk menularkan penyakit

2.    Tujuan Screening
a.    Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapinya dan Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas terhadap orang- orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit, yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi terkena penyakit (Population at risk).
b.    Mencegah meluasnya penyakit Dengan ditemukan penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas sehingga tidak membahayakan dirinya atau lingkungan dan tidak menjadi sumber penularan penyakit.
c.    Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin
d.    Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini).
e.    Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi.
f.     Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3.    Pelaksanaan Screening
Bentuk Pelaksanaan Screening :
a.    Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu.
b.    Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca serviks pada wanita yang sudah menikah.
c.    Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit.
d.    Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas.

4.    Penemuan Penyakit Secara Screening
a.   Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.
b.   Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
c.    Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.

5.    Hasil evaluasi screening
a.    Validitas
Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat.
Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit).
Komponen Validitas
1). Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit.
2). Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit.



b.    Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan suatu test memberikan hasil yang sama/ konsisten bila test diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran yang sama dan kondisi yang sama.
Ada 2 faktor yg mempengaruhi:
1.    Variasi cara screening: stabilitas alat; fluktuasi keadaan (demam)
2.    Kesalahan/perbedaan pengamat: pengamat beda/ pengamat sama dengan hasil.

c.    Derajat Screening (Yied)
Yied adalah kemungkinan menjaring mereka yang sakit tanpa gejala melalui screening, sehingga dapat ditegakan diagnosis pasti serta pengobatan dini
Faktor yg mempengaruhi:
1.    Derajat sensitivitas tes
2.    Prevalensi penyakit
3.    Frekuensi penyaringan
4.    Konsep sehat masyarakat sehari-hari
Sreening Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dan menemukan penyakit sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dengan cara berikut :
1.    Deteksi tanda dan gejala dini
Untuk dapat mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dibutuhkan pengetahuan tentang tanda dan gejala tersebut yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat. Dengan cara demikian, timbulnya kasus baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan. Biasanya penderita datang untuk mencari pengobatan setelah penyakit menimbulkan gejala dan mengganggu kegiatan sehari-hari yang berarti penyakit telah berada dalam stadium lanjut. Hal ini disebabkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan penderita.

2.    Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala
Penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengadakan screening terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita penyakit. Diagnosis dan pengobatan penyakit yang diperoleh dari penderita yang datang untuk mencari pengobatan setelah timbul gejala relatif sedikit sekali dibandingkan dengan penderita tanpa gejala. Tujuan screening adalah untuk mengidentifikasi penyakit yang tanpa gejala, atau faktor risiko untuk penyakit, dengan melakukan suatu uji pada suatu kelompok populasi yang belum berkembang menjadi gejala-gejala klinis. Sreening test biasanya dan biasanya berusaha untuk mengidentifikasi sebagian kecil individu yang berisiko tinggi untuk kondisi tertentu. Secara garis besar, screening adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.



6.    Bentuk Screening
a.     Screening Seri adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil kedua penyaringan tersebut positif.
b.    Screenig paralel adalah screening yang dilakukan 2 kali penyaringan dan hasilnya dinyatakan positif jika hasil salah satu hasil penyaringan adalah positive.

7.    Screening beserta alat yang digunakan
a.    Mammografi dan Termografi
Untuk mendeteksi ca mammae. Kadangkala dokter-dokter juga menganjurkan penggunaan dari screening magnetic resonance imaging (MRI) pada wanita-wanita lebih muda dengan jaringan payudara yang padat.
b.    Pap smear
Pap smear merupakan kepanjangan dari Papanicolau test. Tes ini ditemukan oleh Georgios Papanikolaou. Tes ini merupakan tes yang digunakan untuk melakukan skrening terhadap adanya proses keganasan (kanker) pada daerah leher rahim (servik).
c.    Sphygmomanometer dan Stetoscope
Untuk mendeteksi hipertensi. Risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) meningkat seiring bertambahnya usia, berat badan dan gaya hidup. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang cukup parah tanpa ada gejala sebelumnya. Tekanan darah tinggi juga dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80. Tekanan darah cukup tinggi adalah 140/90 atau lebih Seberapa sering tekanan darah harus diperiksa tergantung pada seberapa tinggi nilainya dan apa faktor-faktor risiko lainnya yang dimiliki.
d.    Photometer
 Merupakan alat untuk memeriksa kadar gula darah melalui tes darah. Mula-mula darah diambil menggunakan alat khusus yang ditusukkan ke jari. Darah yang menetes keluar diletakkan pada suatu strip khusus. Strip tersebut mengandung zat kimia tertentu yang dapat bereaksi dengan zat gula yang terdapat dalam darah. Setelah beberapa lama, strip tersebut akan mengering dan menunjukkan warna tertentu. Warna yang dihasilkan dibandingkan dengan deret (skala) warna yang dapat menunjukkan kadar glukosa dalam darah tersebut. Tes ini dilakukan sesudah puasa (minimal selama 10 jam) dan 2 jam sesudah makan.
e.    Plano Test
Untuk mendeteksi kehamilan
f.     EKG (Elektrokardiogram)
 Untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner.
g.    Pita Ukur LILA
Untuk mendeteksi apakah seorang ibu hamil menderita kekurangan gizi atau tidak dan apakah nantinya akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) atau tidak.
h.    X-ray, pemeriksaan sputum BTA
Untuk mendeteksi penyakit TBC
i.      Pemeriksaan fisik Head to Toe
Untuk mendeteksi adanya keadaan abnormal pada ibu hamil.
j.      Rectal toucher
 Yang dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi adanya ‘cancer prostat’. Tes skrining mampu mendeteksi kanker ini sebelum gejala-gejalanya semakin berkembang, sehingga pengobatan/treatmennya menjadi lebih efektif. Pria dengan resiko tinggi terhadap kanker prostat adalah pria usia 40 tahunan.
k.    Audio Gram dan Typanogram
 Untuk mendeteksi adanya kelainan atau gangguan pendengaran.
l.      Penapisan (skrining) premarital
 Amat penting dilakukan guna mengetahui “status” kesehatan yang sebenarnya dari pasangan yang akan menikah. Tujuan dilakukannya pemeriksaan premarital untuk mendeteksi dan mengobati jika ada penyakit yang belum terdeteksi sebelumnya, mencegah penularan penyakit yang dapat mempengaruhi seperti siflis, rubella, kelainan hemoglobin, hepatitis B dan HIV/AIDS. Skrining mendeteksi dan mencegah timbulnya penyakit yang diturunkan (genetik) seperti penyakit thalassemia dan sickle cell anemia (anemia sel sabit).
              






B.   KESEHATAN REPRODUKSI

1.    Pengertian Kespro
didefenisikan  sebagai “keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya”. Di Indonesia saat ini, disepakati ada empat komponen prioritas kespro, yaitu :
a.    Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b.    Keluarga berencana
c.    Kespro remaja
d.    PMS (penyakit menular seksual) dan HIV/AIDS, pelayanan yang mencakup empat komponen prioritas diatas disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Usia Lanjut, maka pelayanan yang diberikan disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).

2.    Hak Reproduksi
Hak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas, sosial, suku, umur, agama, dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Secara praktis, hak reproduksi dijabarkan sebagai berikut :
a.    Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
b.    Perempuan dan laki-laki sebagai pasangan atau sebagai individu berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kespro.
c.    Hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan.
d.    Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang sehat.
e.    Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur paksaan, ancaman dan kekerasan.
f.     Remaja laki-laki dan perempuan berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual yang bertanggung jawab.
g.    Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai IMS dan HIV/AIDS.



3.    Siklus hidup reproduksi
Ruang lingkup kespro mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup dikenal lima tahap, yaitu :
a.    Konsepsi :
(1) Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan, 
(2) Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir,
(3) Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi),
(4)Pendekatan pelayanan anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

b.     Bayi dan Anak
 (1) ASI Eksklusif dan penyapihan layak, 
(2) Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang, (3)Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit,
(4) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan, 
(5) Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan, 
(6) Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan primer, imunisasi, pelayanan antennal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll
Asuhan yang diberikan seperti: 
(a) ASI Eksklusif,
(b) Tumbuh kembang anak dan pemberianmakanan dengan gizi seimbang, (c) imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit, 
(d) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP), (e) Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

c.    Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan perkembangan system reproduksi.
 (1) Gizi seimbang,
(2) Informasi tentang kesehatan reproduksi, 
(3) Pencegahan kekerasan termasuk seksual, 
(4) Pencegahan terhadap ketergantungan napza, 
(5) Perkawinan pada usia wajar,
(6) Pendidikan, peningkatan keterampilan, 
(7)  Peningkatan penghargaan diri,
 (8) Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman,
 (9) Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat.

d.    Usia subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometritis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa. 
(1) Kehamilan dan persalinan yang aman,
(2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi,
(3)Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi,
(4) Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS,
(5) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas,
(6) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional,
(7) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim,
(8) Pencegahan dan managemen infertilitas,
(9) Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan,
 (10) Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan seperti:
(1) Kehamilan dan persalinan yang aman,
(2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi,
(3) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi,
(4)Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS,
(5) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas,
(6) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional, (7) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim,
(8) Pencegahan dan managemen infertilitas.

e.    Usia lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif.
(1Perhatian pada problem menapouse,
(2)Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis,
(3Deteksi dini kanker rahim,
(4)Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS,
(5) Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini
Asuhan apa yang diberikan seperti:
(1Perhatian pada problem menapouse,
(2) Penyakit jantung koroner Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner”,
(3) Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah,
(4) Gangguan mata  Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang”,
(5)  Kepikunan“Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan”, (f) Deteksi dini kanker rahim.

4.    Materi Kespro
a.   Organ Reproduksi perempuan
(1). Indung telur. Jumlah dua buah, terletak di kiri dan kanan rahim. Berfungsi
mengeluarkan sel telur sebulan sekali secara bergantian.
(2). Fimbria (ujung rahim). Bentuknya seperti tangan. Berfungsi menangkap sel telur yang
dikeluarkan oleh indung telur.
(3). Saluran telur. Berfungsi mengantar telur dari indung telur menuju rahim.
(4). Rahim, berfungsi sebagai tempat menyimpan janin
(5).  Leher rahim
(6). Liang senggama, berfungsi sebagai tempat keluarnya menstruasi, tempat penis saat
bersenggama dan sebagai jalan keluar bayi saat melahirkan.

b.   Organ reproduksi laki-laki
(1).Scrotum (kantung penis)
(2).Testis, jumlahnya dua buah, berfungsi memproduksi sperma
(3).Saluran sperma, berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju vesica seminalis.
(4).Vesica seminalis, sebagai tempat dikumpulkannya sperma yang dihasilkan oleh
testis. Vesica seminalis memproduksi cairan mani yang kemudian bercampur dengan
sel sperma.
(5).Saluran kencing
(6). Penis

c.   Seks dan Kehamilan
Hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan bila perempuan berada dalam masa subur. 
Artinya walaupun hubungan seks hanya dilakukan satu kali, perempuan sudah bisa hamil. Apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali. Hubungan seks sebelum menikah banyak mengandung risiko, seperti : kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan atau terkena penyakit menular seksual.
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Pada saat hubungan seks dilakukan, alat kelamin laki-laki masuk ke dalam vagina. Bila terjadi ajakulasi (pengeluaran sperma dan cairan mani) dengan posisi alat kelamin laki-laki berada di dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur yang berisiko terjadinya pembuahan dan kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan meliputi : tidak datang haid, pusing dan muntah pada pagi hari, buah dada membesar, sekitar putting susu agak gelap dan perut ibu membesar.
Kehamilan pada masa remaja dapat menyebabkan berbagai risiko yang mengancam remaja dan bayinya, yaitu : keguguran, bayi lahir sebelum waktunya serta berat badan lahir rendah, proses kelahiran dengan penyulit yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu atau bayinya. Risiko lain bagi remaja dapat mengalami gangguan kejiwaan, risiko putus sekolah serta aborsi yang tidak aman.

d.   Pencegahan Kehamilan
Kontrasepsi merupakan suatu metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Macamnya antara lain :
1.     Metode Kontrasepsi Alamiah
Yaitu pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa pemeriksaan medis, meliputi : abstinesia (tidak melakukan hubungan seks), senggama terputus (pada puncak senggama penis dikeluarkan dari vagina sehingga mani keluar di luar vagina), pantang berkala (tidak senggama pada masa subur).
2.    Metode Kontrasepsi Buatan
Yaitu pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat, dan harus melalui pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom, spermisida dan alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil, suntik, susuk)















BAB II
PENUTUP


    A.  KESIMPULAN

1.    Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.


2.    Bentuk screening dibagi menjadi dua bagian Screening Seri dan Screenig parallel.

3.    Ruang lingkup kespro mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kespro adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kespro pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar