DOSEN : PAK BAHARUDIN, SKM, M.KES
TUGAS :
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
MAKALAH
KANKER PAYUDARA
DISUSUN
OLEH :
NAMA : SARAH FEBRIANA ELEUJAAN
NIM : 1110118
KELAS : C
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKTAMALATEA MAKASSAR) 2013/2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kanker
payudara sering ditemukan diseluruh
dunia dengan insidens relatif tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari
seluruh keganasan dan 99% terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya
1%, sehingga kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang
utama pada perempuan. Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker
payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada laki-laki
terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak terlalu
menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut
WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara
sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih
dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000
di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita
terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum
ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama
diantara kanker lainnya pada wanita.
Kanker
payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap
tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena penyakit ini sedangkan
di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar 50% pasien
mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30 bulan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Kanker
payudara pada wanita
2.
Kanker
payudara pada pria
3.
Pencegahan
kanker payudara
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai
bahan bacaan atau referensi bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis
pada khususnya.
D.
Manfaat
Penulisan
Dengan adanya
makalh ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kanker payudara,
bagaimana ciri-cirinya serta bahaya dan pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kanker Payudara Pada Wanita
Payudara
(mammae) adalah kelenjar kulit yang di dalam hidup ini mengambil posisi begitu
penting, sehingga hewan menyusui di beri nama mammalia dan kita memanggil ibu
dengan ‘mama’. Di buat di kulit, seperti kelenjar keringan yang tidak terlihat,
kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang member kita makanan dan
kemesraan pada bulan bulan pertama kehidupan, kecuali ada sesuatu yang
membuatnya tidak mampu atau tidak bias
Setiap
payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing masing
tumbuh besar, unit-unit yang bersama-sama memnbentuk struktur kelenjar payudara
yang berjendal jendul dan semuanya bermuarah di puting. Payudara tudak ada
hubungannya dengan otot dada besar (muskulus pektoralis) yang melaluui suatu
urat yang kokoh melekat pada lengan atas dan di ujung lain berpegangan kuat
pada dinding dada dengan melebar seperti kipas. Burung menggunakan otot ini
untuk terbang, harimau tutul menggunakannya untuk lari cepat memburu korabannya
dan kita memerlukannya untuk saling memeluk.
Jadi,
kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar
kulit di sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system
pengaliran limfe bagi kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di
sini juga kedua lengan. Jumlah kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari
sisi luar atas kelenjar payudara sampai di bawah dan belakang tulang selangkah.
Di sini berhubungan dengan kelenjar limfe leher terbawah saling
berhubungan dengan system pembulu balik, jalan bagi metastatis hematogen
berjarak.
Apabila
pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan masuk
dari kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema
(sembab,pembekakan) limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran
kanker secara limfogen, kelenjar satu persatu terkena.
Kelenjar
yang menempung penyebaran pertama disebut kelennjar penjaga gerbang pengawal.
Terkena tidaknya kelenjar ini akan menentukan pilihan terapi. Jika kelenjar ini
bebas dari metastatis, penyebaran dikelenjar limfe lain yang letaknya lebih ke
atas tidak perlu di fikirkan.
Anatomi Payudara
Payudara pada
pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun) karena hormon
estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara pada wanita.
Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar dan
duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna. Payudara
yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung
mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Payudara
merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya menyekresi susu
untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa yang
mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus. 85%
jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa
terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh
areola.
Puting dan
areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di
sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam
dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol
keluar dari permukaan payudara.
Kanker payudara
dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada
kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Dalam
menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu
kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan median
bawah.
Anatomi
payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Payudara
Keterangan :
1. Korpus
(badan) I Later atas (pinggir atas)
2. Areola II Later Bawah
3. Papilla atau
puting III Medial Atas (tengah atas)
IV Median
Bawah
1.
Penyebab
dan Faktor Resiko
Penyebab pasti kanker payudara tidak
diketahui. Meskipun demikian, riset mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat
meningkatkan risiko pada individu tertentu, Faktor
risiko timbulnya kanker payudara yaitu:
a. Gender
Ini
adalah faktor risiko terbesar gejala kanker payudara. Pria dapat terkena kanker
payudara, tapi itu 100 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria,
terutama karena jaringan payudara perempuan jauh lebih terkena hormon seperti estrogen yang mengembangkan pertumbuhan sel abnormal.
b. Umur
Ini
adalah salah satu faktor risiko terkuat terserang kanker payudara. Sekitar 85%
kasus terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% terjadi pada wanita
dibawah usia 40.
c. Riwayat
keluarga
Wanita
yang memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama (ibu, anak perempuan,
saudara perempuan) yang pernah mengalami kanker payudara atau ovarium memiliki
kemungkinan lebih besar dari 50% terkena kanker payudara. Salah satu alasan
utama untuk risiko ini merupakan mutasi diwariskan dalam salah satu dari dua
gen, BRCA1 dan BRCA2. Mutasi gen lain juga dapat mewarisi kanker payudara,
tetapi ini jarang dan tidak mempengaruhi resiko kanker payudara.
d. Gejala
kanker payudara sebelumnya
Jika
Anda sudah memiliki kanker pada satu payudara, Anda memiliki risiko empat kali
lipat terkena kanker baru pada payudara yang lain atau bagian lain
dari
payudara yang sama. (Ini tidak sama dengan kambuhnya
kanker asli).
e. Kepadatan
payudara
Wanita
dengan jaringan payudara padat, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
payudara daripada wanita yang payudaranya relatif lebih lemak. Proporsi yang
lebih besar dari jaringan payudara yang padat pada mammogram, semakin tinggi risikonya.
f.
Kondisi
payudara jinak tertentu
Wanita
yang pernah menjalani biopsi yang menunjukkan suatu pertumbuhan berlebih dari
sel-sel (hiperplasia) pada duktus atau lobulus memiliki peningkatan risiko
penyakit kanker payudara, terutama jika sel-sel yang abnormal muncul (suatu
kondisi yang
disebut hiperplasia atipikal).
g.
Paparan radiasi
Wanita yang pernah terkena
radiasi tinggi ke dada sebagai
bagian dari pengobatan untuk kanker lain (seperti penyakit Hodgkin) memiliki
peningkatan risiko terkena kanker payudara, terutama jika mereka menjalani
radiasi selama masa remaja.
h.
Paparan
estrogen
Semakin
lama seorang wanita terkena estrogen, semakin besar risiko terkena kanker
payudara. Wanita yang mengalami menstruasi lebih awal, sebelum usia 12, dan /
atau mengalami menopause terlambat (setelah usia 55) memiliki risiko sedikit
lebih tinggi terkena kanker payudara, kemungkinan karena peningkatan paparan
seumur hidup terhadap estrogen. Penggunaan kontrasepsi oral saat ini sedikit
meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi kembali normal setelah pil
dihentikan.Denganpenggunaan terapi hormon postmenopause dengan estrogen plus
progestin meningkatkan risiko kanker payudara.
i.
Dietilstilbestrol (DES) eksposur
Wanita
yang menggunakan DES - obat yang digunakan dari tahun 1940 sampai tahun 1960
untuk mencegah keguguran memiliki risiko sedikit lebih tinggi terkena kanker
payudara.
j.
Berat badan
Kelebihan
berat badan atau obesitas telah dikaitkan dengan risiko kanker payudara,
terutama bagi wanita setelah menopause. Ini mungkin bahwa risiko meningkat pada
wanita yang mengalami kenaikan berat badan di masa dewasa tetapi tidak pada
mereka yang pernah mengalami kelebihan berat badan sejak kecil.
k.
Alkohol
Wanita
yang minum alkohol memiliki peningkatan risiko kanker payudara, dibandingkan
dengan wanita yang tidak minum, dan resiko akan meningkat dengan jumlah minuman
yang dikonsumsi.
l.
Kanker lainnya
Wanita yang telah didiagnosa dengan
kanker ovarium, usus besar, endometrium atau lebih mungkin terkena kanker payudara
daripada wanita yang tidak memiliki kanker ini.
m. Menarche Usia Dini
Risiko terjadinya kanker
payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan
dengan lamanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang
berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara. Penelitian
Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menarche pada umur ≤12
tahun terkena kanker payudara 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok wanita yang menarche pada umur >12 tahun (OR=3,6).
n. Menopause
Usia Lanjut
Menopause
setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara.Kurang dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menapause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.Penelitian Azamris tahun 2006 di RS M. Djamil Padang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko wanita yang menopause setelah
usia 55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).
o. Riwayat
Kehamilan
Usia maternal lanjut saat melahirkan
anak pertama meningkatkan risiko mengalami
kanker payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan
desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai risiko
3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan pertama sebelum 35
tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang nullipara atau belum
pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita
yang multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker
payudara (RR=4,0).
p. Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi
berhubungan
dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek
proliferasi berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause.Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi
Semarang dengan desain case control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi
wanita yang menggunakan kontrasepsi oral > 10 tahun untuk terkena kanker
payudara 3,10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).
q. Konsumsi Rokok
Wanita
yang merokok meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara daripada wanita yang tidak merokok.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang merokok untuk
terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
tidak merokok (OR=2,36).
Menurut
penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki
yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan laki- laki
yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara (RR=1,26).
r.
Faktor hormonal (baik estrogen
maupun androgen)
Dari faktor risiko tersebut di atas,
riwayat keluarga serta usia menjadi faktor terpenting. Riwayat keluarga yang
pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko berkembangnya penyakit
ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2
dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik,
faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan ini
menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai
faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker payudara terjadi pada pasien
yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40
tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi juga
mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang
meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya
olah fisik.
2. Gejala
Kanker Payudara
Gejala
kanker payudara dapat
dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit, pembengkakan, rasa
panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar kewajaran, puting melesak
ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat menyusui) dari puting, atau
benjolan di ketiak.
a. Benjolan
Benjolan
di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi sebagian
besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat
(fibroadenoma/FAM, lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang
jinak, sebenarnya tidak diperlukan pengobatan apapun. Jika benjolan terasa
mengganggu atau terus membesar, dapat dilakukan operasi pengangkatan atau
penyedotan jika benjolan berisi cairan.
b. Nyeri
Nyeri
juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun,
kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering
hilang sendiri tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa
mengganggu, dapat menggunakan obat pengurang rasa nyeri seperti parasetamol.
Untuk rasa nyeri di payudara terjadi dalam waktu lama (di atas 1 bulan) atau
tidak bisa hilang dengan obat pengurang rasa nyeri, sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter langganannya.
c.
Kedua sisi payudara asimetris
Karena
keberadaan tumor atau pelekatan tumor dan dinding dada, payudara bisa mengalami
perubahan volume atau bentuk, ini harus diwaspadai dan segera melakukan
pemeriksaan terkait.
d.
Pembengkakan kelenjar getah bening
Pada
gejala awalnya bisa ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak.
e.
Perubahan pada puting
Saat
tumor invasi ke daerah bawah puting atau areola, bisa menyebabkan putting
mengalami deviasi ke satu sisi, retraksi atau depresi.
f.
Perubahan pada bagian kulit
Kulit payudara bisa berubah seperti kulit
jeruk, pada edema terdapat pori-pori yang memiliki depresi yang jelas,
menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, seperti kulit jeruk.
g. Keluarnya Cairan
Keluarnya
cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah
melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang
dikenal sebagai air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya
disebabkan tumor jinak pada kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang
berwarna kehijauan biasanya disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan
yang bernanah & berbau amis disebabkan oleh infeksi di payudara. Jika
muncul cairan dari payudara yang terlihat normal tetapi di luar masa menyusui
& dalam waktu lama, atau cairan tersebut tidak normal, segera berkonsultasi
dengan dokter langganannya untuk dapat diobati sesuai penyebabnya. Perempuan
yang sudah menopause & mengalami keluarnya cairan adalah tidak normal &
harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk
menghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani dengan cepat
& lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah
pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan
rutin & dapat disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara
sesuai indikasi seperti USG, mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan
hormonal.
3.
Pemeriksaan
Pada Kanker Payudara
Pemeriksaan kanker payudara dapat
dilakukan sendiri atau di kenal dengan istilah SADARI.
Langkah-langkah dalam melakukan SADARI :
a. Langkah
PERTAMA
Berdiri didepan cermin, dada
dibusungkan dan tangan diletakkan di pinggang. Perhatikan UKURAN, BENTUK dan
WARNA payudara, serta puting. Wajib memeriksakan ke dokter, jika ada kulit
payudara pada satu tempat ‘masuk’ kedalam, berkerut, kemerahan , terdapat luka
yang sulit menyembuh atau membengkak. Puting susu retraksi/masuk kedalam atau
letak abnormal.
b. Langkah
KEDUA
Kemudian angkat tangan, perhatikan
payudara seperti pada langkah pertama diatas. Kemudian tekan / pencet puting
susu. Jika ada cairan abnormal yang keluar, maka segeralah periksakan diri ke
dokter.
c. Langkah
KETIGA
Berbaring dengan tangan (pada sisi
yang sama dengan payudara yang akan diperiksa) , diletakkan dibawah kepala.
Tangan kiri dipakai untuk memeriksa payudara kanan begitu sebaliknya. Raba
seluruh payudara (seperti pada gambar) mulai dari atas kebawah, sisi kiri ke
sisi dalam, dari lekukan ketiak sampai kearah payudara. Bisa juga mulai dari
puting, dengan arah melingkar terus sampai ke sisi luar lingkaran payudara.
Pastikan seluruh payudara terdeteksi, raba dengan kekuatan yang ringan, halus
tapi mencapai seluruh kedalaman payudara (bisa merasakan tulang iga dibelakang
payudara).
d. Langkah
KEEMPAT
Langkah terakhir, lakukan dengan
berdiri atau duduk. Lakukan perabaan seperti pada langkah ke tiga. Beberapa
wanita sering melakukan pada waktu mandi, karena lebih mudah melakukan perabaan
payudara dalam keadaan kulit payudara basah. Secara berkala memeriksakan diri
ke dokter, terutama jika mempunyai FAKTOR RESIKO terkena kanker payudara.
4. Stadium
Kanker Payudara
Pembagian
stadium menurut Portmann yang disesuaikan dengan aplikasi klinik yaitu:
Stadium I :
Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot) . Besar tumor
1 - 2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjar getah bening regional
belum teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya adalah agar
sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya.
Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
Stadium II :
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5 - 5 cm, sudah ada satu atau
beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas dengan diameter kurang
dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan
setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel
kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah
30 - 40 %.
Stadium III A :
Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5 - 10 cm, tapi masih bebas di
jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain.Menurut
data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini.
Stadium III B : Tumor melekat pada kulit atau dinding
dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit
payudara), ulserasi, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau
ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke seluruh
bagian payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot
dada.
Stadium IV : Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II,
dan III). Tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening aksila
supra-klavikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang
bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar
limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalang
pengengkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah palliatif
bukan lagi kuratif (menyembuhkan).
5. Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan
kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi pembedahan,
kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi).
Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan
kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan
gejala-gejalanya.
Keberagaman
jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
a. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan
dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker
payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan
pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan
seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup,
pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau
kemoterapi.
b.
Terapi Radiasi
Terapi
radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi
Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan
tumor yang peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir.
d.
Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada
tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi dilakukan
pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau dikombinasikan.
Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker
oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
e.
Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara
menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan
untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara khusus
dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi
pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2 adalah protein yang diproduksi
oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker. protein ini bertindak sebagai
antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker menyebar cepat dan
mematikan.Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan penyakit yang semakin
memburuk dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada semua tahap perkembangan
kanker payudara, sehingga menjadi hal penting bagi pasien yang telah
didiagnosis dengan kanker payudara untuk memeriksa status HER2 mereka .
f.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir
Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah
diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan
tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya sedikit yang
terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada
kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).
Dokter berupaya untuk memperpanjang
serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi
dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2- positif, trastuzumab
memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.
B.
Kanker
Payudara Pada Pria
Kanker
payudara pada pria adalah penyakit yang langka. Kurang dari 1% kanker payudara
terjadi pada pria. Mungkin akan terlintas dalam pikiran kita : Pria
tidak mempunyai payudara, bagaimana mereka bisa terkena kanker payudara? Yang
benar adalah bahwa remaja laki-laki dan perempuan, pria dan wanita semua
mempunyai jaringan payudara. Berbagai macam hormone pada wanita/gadis
menstimulasi jaringan pada payudara sedemikian rupa sehingga membentuk payudara
penuh. Sedangkan pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormone pada
payudara. Akibatnya jaringan payudaranya tetap kecil dan rata. Ada juga, sering
kita lihat pria / anak laki-laki dengan ukuran payudara besar. Biasanya itu
hanya karena gemuk. Tapi kadang ada beberapa pria jaringan kelenjar payudaranya
tumbuh, itu disebabkan karena mereka menggunakan beberapa obat, pecandu
alcohol, pengguna marijuana atau mempunyai tingkat hormone yang tidak normal.
Karena
kanker payudara pada pria sangat jarang, beberapa kasus saat ini sedang
dipelajari. Tapi apabila kasus-kasus itu dikumpulkan maka akan didapat hasil
sebagai berikut , Tanda-tanda yang harus diwaspadai :
- Terasa benjolan di payudara
- Puting terasa sakit
- Puting berubah bentuk (
biasanya menekuk kedalam )
- Keluar cairan dari putting (
bisa bening atau darah )
- Nyeri pada puting atau areola (
area yang berwarna gelap didaerah puting )
- Pembesaran kelenjar getah
bening dibawah lengan ( ketiak )
Perlu diingat bahwa pembesaran kedua
payudara pada pria biasanya bukan kanker. Keadaan ini dalam kedokteran disebut
gynecomastia.
Suatu studi tentang kanker payudara
pada pria menemukan bahwa waktu yang diperlukan antara tanda-tanda awal hingga
diagnose membutuhkan waktu 19 bulan, atau bisa lebih dari satu tahun. Ini
mungkin disebabkan karena orang tidak menyangka / mengharap kanker payudara
terjadi pada pria, sehingga sangat jarang yang terdeteksi dini. Jadi, seperti
yang terjadi pada wanita juga, apabila terjadi perubahan yang mencolok pada
payudaranya, pria juga sebaiknya segera ke dokter. Karena semakin cepat
terdeteksi maka kemungkinan sembuh lebih besar.Sangat perlu dimengerti, factor
resiko kanker payudara pada pria, terutama karena pria tidak mengadakan
screening/pemeriksaan secara rutin untuk tujuan mengetahui ada/ tidaknya kanker
pada payudaranya. Hal ini karena tidak terpikir bahwa ini bisa terjadi.
Akibatnya kanker payudara pada pria biasanya pada deteksi awal kebanyakan sudah
mencapai stadium lanjut.
Dibawah ini adalah factor-faktor
yang bisan menaikkan resiko pria terkena kanker payudara :
1. Usia
Seperti juga pada wanita, usia
bertambah resiko juga bertambah. Usia rata-rata pria yang didiagnose terkena
kanker payudara adalah 67 tahun. Itu berarti bahwa separoh pria yang didiagnose
terkena kanker payudara adalah berusia diatas 67 tahun. Dan setengahnya lagi
dibawah usia itu.
2. Kadar Estrogen yang tinggi
Sel payudara tumbuh, baik yang
normal ataupun abnormal, itu distimulasi oleh adanya hormone estrogen. Pria
bisa mempunyai level estrogen yang tinggi karena beberapa hal :
a. Menggunakan obat-obat hormonal
b. Terlalu gemuk, sehingga meningkatkan
produksi hormone estrogen
c. Terexpose estrogen dari lingkungan (misalnya berasal dari estrogen atau
hormone lain yang digunakan untuk menggemukkan ternak sapi, campuran / turunan
dari produk pestisida, yang menyerupai efek estrogen dalam tubuh ).
d. Pecandu alcohol, yang dapat
mengurangi fungsi lever dalam mengatur kadar estrogen dalam darah.
e. Mempunyai penyakit lever, yang
biasanya mengakibatkan pada kadar endrogen ( hormone laki-laki ) yang rendah,
sebaliknya kadar estrogen ( hormone wanita ) tinggi. Ini juga menaikkan resiko
terjadi gynecomastia dan kanker payudara.
3. Klinefelter Syndrome
Mempunyai kadar hormone endrogen
yang rendah dan kadar estrogen tinggi. Sehingga mempunyai resiko mendapatkan
penyakit gynecomastia dan kanker payudara. Klinefelter syndrome adalah: kondisi
yang terjadi saat lahir ( terjadinya,1 berbanding 1000 pria ). Normalnya
laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Tapi, pria dengan syndrome ini mempunyai
lebih dari satu kromosom X ( kadang empat ). Tanda-tanda syndrome ini adalah :
Mempunyai kaki lebih panjang, suara tinggi, jenggot yang tipis dibandingkan
rata-rata pria, mempunyai testis kecil daripada ukuran normal dan infertile (
tidak bisa memproduksi sperma ).
4. Mempunyai riwayat keluarga yang
banyak menderita kanker payudara atau perubahan genetic.
Riwayat keluarga dapat menaikkan
resiko terkena kanker payudara, terutama apabila didalam keluarga ada pria yang
terkena kanker payudara. Juga apabila terbukti adanya gen abnormal kanker
payudara didalam riwayat keluarga. Pria yang mewarisi gen abnormal BRCA1 dan
BRCA2 resiko terkena kanker payudara meningkat. Tapi bisa juga terjadi pada
pria yang tidak mempunyai riwayat keluarga terkena kanker payudara dan tidak
mewarisi gen abnormal tersebut.
5. Terpapar radias
Memperoleh terapi radiasi didada
sebelum usia 30 tahun, khususnya semasa remaja, meningkatkan resiko terkena
kanker payudara. Ini terlihat pada remaja-remaja pria yang memperoleh radiasi
untuk pengobatan penyakit Hodgkin. ( Disini tidak termasuk terapi radiasi untuk
pengobata kanker payudara ).
Untuk masalah diagnose dan
pengobatan sama dengan kanker payudara pada wanita.
C.
pencegahan
Kanker Payudara
Salah
satu pencegahan kanker payudara adalah pola makan yang sehat. Diperkirakan satu
dari tiga kasus kanker payudara karena faktor pola makan.
Pola
makan yang baik yang akan membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuh Anda
dan ini merupakan pencegahan penyakit yang paling ampuh. Meskipun belum
diketahui adanya makanan yang dapat menyembuhkan kanker, memakan makanan
tertentu dan mengurangi makanan tertentu lainnya dapat menjadi tindakan
pencegahan.
Makanan
yang kaya serat, dapat membantu menurunkan kadar prolaktin dan estrogen,
kemungkinan dengan mengikatkan diri pada hormon-hormon ini lalu membuangnya ke
luar tubuh. Ini dapat menekan fase lanjut dari karsinogenesis (pembentukan
kanker). Selain itu, mengurangi makanan berlemak jenuh dapat menurunkan risiko.
Kacang kedelai dan produk kedelai tanpa difermentasi dapat menghambat
pertumbuhan tumor.
Sayur-sayuran
yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran
berdaun hijau tua seperti bayam, kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu.
Vitamin A mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-buahan
dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko Kanker
Payudara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ca
Mamae adalah sel karsinoma yang tumbuh di daerah payudara. Ca Mamae ini bisa
disebabkan karena faktor internal maupun eksternal. Tanda dan gejala yang biasa
muncul pada pasien Ca Mamae adanya benjolan/massa di payudara, terasa nyeri dan
terjadi pembesaran yang abnormal.
B. Saran
Kita
harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat
kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan
sebelum kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.
Terima kasih informasi makalahnya ,sangat bermanfaat sekali .
BalasHapuskalau boleh nambahkan referensi coba mas bro buka situs ini http://www.tanyadok.com/penyakit/kanker-payudara-pria
makasih kakak
BalasHapusAm Richard, saya di sini untuk bersaksi tentang seorang dukun hebat yang menyembuhkan istri saya dari kanker payudara. Namanya Dr Imoloa. Istri saya mengalami sakit ini selama 3 tahun, saya hampir menghabiskan semua yang saya miliki, sampai saya melihat beberapa testimoni online bagaimana Dr. Imoloa menyembuhkan mereka dari penyakitnya, langsung saya hubungi lewat. lalu dia memberi tahu saya hal-hal yang perlu dilakukan sebelum dia mengirim jamu. Berharap dia melakukannya melalui layanan kurir DHL, Dan dia menginstruksikan kami tentang cara menggunakan atau minum obat selama dua minggu. dan yang paling mengejutkan sebelum minggu ketiga atas istri saya terbebas dari semua rasa sakit, Percayalah, begitulah cara istri saya disembuhkan dari kanker payudara oleh pria hebat ini. Ia juga memiliki obat herbal yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit seperti: penyakit Alzheimer, penyakit parkinson, kanker vagina, Gangguan Kecemasan epilepsi, Penyakit Autoimun, Sakit Punggung, Keseleo Punggung, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxism, Bulimia, Penyakit Cakram Serviks, Kardiovaskular Penyakit, Neoplasma, penyakit pernafasan kronis, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, Asma, Artritis media inflamasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, impotensi, alkohol spektrum feta, gangguan dysthymic, eksim, TBC, sindrom kelelahan kronis, sembelit, penyakit radang usus, penyakit lupus, sariawan, kanker mulut, nyeri tubuh, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, HIV / AIDS, penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, nyeri kronis, nyeri Crohn, fibrosis kistik, fibromyalgia, penyakit radang usus, penyakit kuku jamur, penyakit Lyme, penyakit Celia, Limfoma, Depresi berat, Ganas melanoma, Mania, Melorheostosis, penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple sclerosis, Muscular dystrophy, Rheumatoid arthritis. Anda bisa menghubunginya Email Via drimolaherbalmademedicine@gmail.com / whatsapp +2347081986098 Website / www.drimolaherbalmademedicine.wordpress.com
BalasHapus