TUGAS : KELOMPOK
MATA
KULIAH : METODE KONTRASEPSI
KONTARSEPSI IMPLANT
(SUSUK)
KONTARSEPSI IMPLANT
(SUSUK)

OLEH KELOMPOK 2
SARAH FEBRIANA E 1110118
HADIANTI M PATTIMAHU 1110043
SUMIATI 1110085
STEAFNUS
DJAWA 1110130
KAROLINA
NAGO 1110020
HILDEGARDIS 1110121
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan
kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya
upaya menghormati hak-hak
reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan
visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk
membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan
meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena
dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di
bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi
zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun,
dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil
lagi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Kontrasepsi
Implant ?
2.
Apa Jenis-Jenis Kontrasepsi
Implant ?
3.
Bagaimana Cara Kerja
Kontrasepsi Implant ?
4.
Bagaimana Keuntungan dan
Kerugian Dari Kontrasepsi Implant ?
5.
Apa Kontardiksi Kontrasepsi
Implant ?
6.
Apa Indikasi Kontrasepsi
Implant ?
7.
Bagaimana Efetivitas
Kontrasepsi Implant ?
8.
Bagaimana Efek Samping dan
Cara Penanganannya Kontrasepsi Implant ?
9.
Bagaimana Waktu Pemasangan
Kontrasepsi Implant ?
10.
Bagaimana Prosedur Pemasangan
dan Pelepasan Kontrasepsi Implant ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian
Kontrasespsi Implant
2.
Mengetahui Jenis-Jenis Kontrasepsi Implant
3.
Mengetahui Cara Kerja
Kontrasepsi Implant
4.
Mengetahui Keuntungan dan
Kerugian Dari Kontrasepsi Implant
5.
Mengetahu Kontardiksi
Kontrasepsi Implant
6.
Mengetahui Indikasi
Kontrasepsi Implant
7.
Mengetahui Efetivitas Kontrasepsi
Implant
8.
Mengetahui Efek Samping dan
Cara Penanganannya Kontrasepsi Implant
9.
Mengetahui Waktu Pemasangan
Kontrasepsi Implant
10.
Mengetahui Prosedur Pemasangan
dan Pelepasan Kontrasepsi Implant
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Implant
Susuk (Implant) adalah
suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang
mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon (
polydimethyl siloxane ) yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan
dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk mencegah
kehamilan.
Sedangkan menurut BKKBN
implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan
atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih
pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
B. Jenis-Jenis Implant
1.
Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya
berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun
sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang
paling banyak dipakai.
2.
Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang
berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan
sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg
3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan
pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi
30 mcg per hari selama masa kerjanya..
3.
Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
4.
Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan
panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan
pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.
5.
Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable.
Biodegradable implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang
secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali
tidak perlu dikeluarkan lagi misalnya pada norplant. Tetapi sekali bahan
pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat
penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan
terhadap pe
ngangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung
levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24
cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg
levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg
levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari
kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.
C. Cara Kerja Implant
1.
Menghalangi
terjadinya ovulasi .
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi
pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003).
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003).
2.
Perubahan lendir serviks menjadi
kental dan sedikit .
Mengentalkan lendir serviks, kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata
terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun,
yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
3.
Menghambat perkembangan siklis dari
endometrium
Menggangu proses pembentukan
endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi
siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi.
Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun
demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada
pengguna implan
4.
Mengurangi transportasi
sperma.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan
sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.
D. Keuntungan dan Kerugian Implant
1.
Keuntungan
a.
Efektivitas tinggi
b.
Perlindungan jangka panjang (
sampai 5 tahun )
c.
Mudah dalam pemakaian
d.
Tidak menganggu kegiatan
senggama
e.
Tidak mengganggu pengeluaran
ASI
f.
Klien hanya perlu kembali ke
klinik bila ada keluhan
g.
Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan
h.
Tidak membutuhkan pemeriksaan dalam
i.
Tidak mengandung zat aktif yang
bersiko (bebas estrogen)
j.
Cara penggunanya mudah
k.
Ekonomis
2.
Kerugian
a.
implant harus dipasang dan diangka
oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b.
Gangguan pola haid.
c.
Akseptor tidak dapat
menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
d.
Beberapa wanita mungkin segan untuk
menggunakannya karena kurang mengenalnya.
e.
Perubahan libido dan Berat
Badan
f.
Nyeri kepala, pusing, pening
g.
Nyeri mamae
h.
Jerawat
i.
Perasaan mual
j.
Anoreksia
k.
Efektifitas turun jika
menggunakan obat – obatan tuberkolosis dan epilepsy
l.
Tidak bisa melindungi dari IMS
m.
Membutuhkan tindak pembedahan
minor untuk insersi dan pencabutan.
E. Kontradiksi
2.
Penderita penyakit hati akut.
3.
Riwayat kangker payudarah
4.
kelainan jiwa (Psikis, neurosis).
5.
Penyakit jantung, hipertensi,
diabettes mellitus.
6.
Penyakit trombo emboli.
8.
Perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya.
9.
Memekai obat-obatan untuk epilepsi /
TBC
F. Indikasi
Merupakan metode kontrasepsi yang
sesuai bagi wanita dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Wanita-wanita yang ingin
memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi tidak
tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
3.
Usia reproduksi Perempuan
pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
4.
Punya anak atau belum
5.
Postpartum atau menyusui
6.
Pasca keguguran
7.
Tekanan Darah < 180/110 mmHg
8.
Wanita yang mengalami kesulitan
untuk mempergunakan kontrasepsi barrier / merasa kurang disiplin untuk minum
pil setiap hari
9.
Menghendaki penjarangan kehamilan
jangka panjang (2 Tahun / lebih) atau telah mempunyai cukup anak sesuai
keinginan, tetapi belum siap ikut program sterilisasi
10.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
11.
Tekanan darah < 180/100 mmHg,
dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)
12.
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen
G. Efektivitas
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
1.
Efektivitasnya tinggi, angka
kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier
2.
Efektivitasnya norplant berkurang
sedikit setelah sedikit setelah 5 tahun,
dan pada Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
3.
Norplant -2 sama efektifnya seperti
norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3
tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu
sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam
pelepasan hormonnya.
H. Efek Samping dan Penanganannya
1.
Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2.
Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama
penggunaan. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
mengeluh dapat diberikan :
a.
Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug
EE) selama 1 siklus 1, atau
b.
Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali
sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
3.
Pertambahan atau kehilangan berat
badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2
Kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok.
Bila BB berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi
yang lain.
4.
Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau ganti cara.
5.
Infeksi pada daerah insersi
Bila infeksi tanpa nanah : bersihkan dengan
sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak
membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti
cara. Bila ada abses : bersihkan dengan
antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan
perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
I. Waktu
pemasangan Implant
1.
Sewaktu haid berlangsung
2.
Setiap saat asal diyakini klien
tidak hamil
3.
Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan
pasca salin
4.
Saat ganti cara dari metode yang
lain
5.
Pasca keguguran
J. Prosedur Pemasangan dan
Pelepasan Implant
1.
Prosedur Pemasangan
a)
Terhadap calon akseptor dilakukan
konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant
ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya sebagai
cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed consent
untuk ditanda tangani oleh suami istri.
b)
Persiapan
alat-alat yang diperlukan :
1)
Sabun
antiseptic
2)
kasa steril
3)
cairan antiseptic (betadine)
4)
kain steril yang mempunyai lubang
5)
Obat anestesi lokal
6)
Semprit dan jarum suntik
7)
Trokar no. 10
8)
sepasang sarung tangan steril
9)
satu set kapsul norplant (6
bulan)10) Scalpel yang tajam.
c)
Teknik pemasangan
1)
Tenaga kesehatan mencuci tangan
dengan sabun
2)
Pasien dibaringakan di tempat tidur
dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di samping tempat tidur pasien.
3)
Daerah tempat pemasangan (lengan
kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic.
4)
Daerah tempat pemasangan inplant di
tutup dengan kain steril yang berlubang.
5)
Lakukan injeksi obat anastesi
kira-kira 6-10 cm di atas
lipatan siku
6)
Setelah itu dibuat insisi lebih
kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
7)
Troika dimasukkan melalui lubang
insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
8)
Kemudian kapsul dimasukan kedalam
troikar dan didorong dengan plunger sampaim kapsul terletak dibawah kulit.
9)
Kemudian dilakukan secara
berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenam kapsul
dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas.
10)
Setelah semua kapsul berada dibawh
kulit, troikar ditarik pelan-pelan keluar.
11)
Control luka apakah ada perdarahan
atau tidak.
12)
Jika tidak ada perdarahan tutup luka
dengan kasa steril, kemudian diplester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
13)
Nasehati pasien agar luka jangan
basah selama lebih kurang 4 hari dan
datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu.
2.
Prosedur
Pencabutan / Ekstraksi
a)
Alat-alat yang diperlukan
Selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu
pemasangan kapsul inplant diperlukan satu forceps lurus dan satu forceps
bengkok.
b)
Tentukan letak posisi kapsul inplant
(kapsul 1-6) kalau perlu kapsul didorong kearah tempat insisi akan di lakukan.
c)
Daerah insisi didisinfeksi, kemudian
ditutup dengan kain steril yang berlubang.
d)
Lakukan anastesi local, jangan
menyuntikkan anastesi local di atas Implant karena pembengkakan kulit dapat
menghalangi pandangan dari letak implannya.
Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul inplant.
Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul inplant.
e)
Forsep dimasukkan melalui lubang
insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan ke arah ujung forceps.
f)
Forceps dibuka lalu kapsul dijepit
dengan ujung forceps
Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.
Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.
Lakukanlah prosedur ini
berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan
kapsul inplant terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan terlebih dahulu
umpama dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan kain kasa steril.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan,tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian diplester.
Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.
Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang 4 hari.
(Sumber: Sarwono Prawirohardjo, 2008 dan KB dan dr.Hanafi Hartanto.2004)
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan,tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian diplester.
Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.
Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang 4 hari.
(Sumber: Sarwono Prawirohardjo, 2008 dan KB dan dr.Hanafi Hartanto.2004)
Selain itu Sampai saat
ini dikenal 4 cara pencabutan implant :
1)
Cara POP –
OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila
memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk
mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah
diistal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara
jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul
menekan kulit.
2)
Cara standard, jepit ujung distal
“kapsul” dengan klem mosquito, sampai kira-kira 0,5 -1 cm dari ujung
klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada
posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan
jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet
atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul”
yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito
dan
keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3)
Cara “U”, Teknik ini dikembangkan
oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm
kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul” di antara kapsul ke-3
dan kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan
jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul”
dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari
ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas / bahu
akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat
dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai
skalpel untuk seterusnya dicabut keluar.
4)
Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh
Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda,
satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil
serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan
lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator setelah
“kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat dibersihkan
dengan pisau sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat tusuk “ma”
ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi bila
diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Kontrasepsi implan adalah
kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah, diinsersikan
subdermal dengan masa kerja panjang.
2.
Kontrasepsi implan mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental,
mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma dan
menekan ovulasi.
3.
Terdapat lima jenis
kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, uniplant dan capronor.
4.
Beberapa keuntungan
kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi, metode yang
baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah pengangkatan
terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan implan,
diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80%
pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan.
B. Saran
Dalam
memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti
bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam pemasangan implant
adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah
melakukan konseling kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan implant merupakan
pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan ibu mengetahui efek samping
maupun keuntungan dari implant tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asma Matriks. 2013. “Makalah Implant”. Online.
Desi Septiani. 2013. “Makalah Implan”. Online.
Ervina. 2012. “Alat Kontrasepsi Bawah Kulit”. Online.
Eligia Tutut Chandraningrum. 2013. “Alat Kontrasepsi Implan”. Online.
(http://midwifeligia.blogspot.com) Dikases 14 Mei 2014
(http://midwifeligia.blogspot.com) Dikases 14 Mei 2014
Muaniz. 2013. “Kontrasepsi
Implan”. Online.
Nanda Yarfau. 2011. “Berbagai Macam Tentang Kontrasepsi Implant”. Online.
Nurlalela Kurnia Rahayu. 2012. “Makalah KB Implant”. Online.
Patno Media. 2013. “Makalah
Kebidanan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit dan Mekanisme Kerja KB Implant”. Online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar