Kamis, 05 Juni 2014

Makalah Metode Kontrasepssi Implant


TUGAS                      : KELOMPOK
MATA KULIAH       : METODE KONTRASEPSI



KONTARSEPSI IMPLANT (SUSUK)


KONTARSEPSI IMPLANT (SUSUK)

Stik-c










OLEH  KELOMPOK 2




SARAH FEBRIANA E                                            1110118
HADIANTI M PATTIMAHU                                1110043
         SUMIATI                                                                 1110085
        STEAFNUS DJAWA                                                1110130
        KAROLINA NAGO                                                 1110020
         HILDEGARDIS                                                      1110121


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014


BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.

   B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Kontrasepsi Implant ?
2.      Apa Jenis-Jenis Kontrasepsi Implant ?
3.      Bagaimana Cara Kerja Kontrasepsi Implant ?
4.      Bagaimana Keuntungan dan Kerugian Dari Kontrasepsi Implant ?
5.      Apa Kontardiksi Kontrasepsi Implant ?
6.      Apa Indikasi Kontrasepsi Implant ?
7.      Bagaimana Efetivitas Kontrasepsi Implant ?
8.      Bagaimana Efek Samping dan Cara Penanganannya Kontrasepsi Implant ?
9.      Bagaimana Waktu Pemasangan Kontrasepsi Implant ?
10.  Bagaimana Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Kontrasepsi Implant ?

   C.    Tujuan
1.      Mengetahui Pengertian Kontrasespsi Implant
2.      Mengetahui  Jenis-Jenis Kontrasepsi Implant
3.      Mengetahui Cara Kerja Kontrasepsi Implant
4.      Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Dari Kontrasepsi Implant
5.      Mengetahu Kontardiksi Kontrasepsi Implant
6.      Mengetahui Indikasi Kontrasepsi Implant
7.      Mengetahui Efetivitas Kontrasepsi Implant
8.      Mengetahui Efek Samping dan Cara Penanganannya Kontrasepsi Implant
9.      Mengetahui Waktu Pemasangan Kontrasepsi Implant
10.  Mengetahui Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Kontrasepsi Implant











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Implant
Susuk (Implant) adalah suatu  alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik silicon ( polydimethyl siloxane ) yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
Sedangkan menurut BKKBN implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).

B.     Jenis-Jenis Implant
1.      Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.
2.      Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya..
3.      Jadena dan Indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
4.      Uniplant
Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.
5.      Capronor
Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misalnya pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pe
ngangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.

C.    Cara Kerja Implant
1.      Menghalangi terjadinya ovulasi .
Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)
.
2.      Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
Mengentalkan lendir serviks, kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
3.      Menghambat perkembangan siklis dari endometrium
Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan
4.      Mengurangi transportasi sperma.
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.


D.    Keuntungan dan Kerugian Implant
1.      Keuntungan
a.       Efektivitas tinggi
b.      Perlindungan jangka panjang ( sampai 5 tahun )
c.       Mudah dalam pemakaian
d.      Tidak menganggu kegiatan senggama
e.       Tidak mengganggu pengeluaran ASI
f.       Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
g.      Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan
h.      Tidak membutuhkan pemeriksaan dalam
i.        Tidak mengandung zat aktif yang bersiko (bebas estrogen)
j.        Cara penggunanya mudah
k.      Ekonomis
2.      Kerugian
a.       implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan yang  terlatih.
b.      Gangguan pola haid.
c.       Akseptor  tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
d.      Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
e.       Perubahan libido dan Berat Badan
f.       Nyeri kepala, pusing, pening
g.      Nyeri mamae
h.      Jerawat
i.        Perasaan mual
j.        Anoreksia
k.      Efektifitas turun jika menggunakan obat – obatan tuberkolosis dan epilepsy
l.        Tidak bisa melindungi dari IMS
m.    Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

E.     Kontradiksi
1.      kehamilan atau disangka hamil.
2.      Penderita  penyakit hati akut.
3.      Riwayat kangker payudarah
4.      kelainan jiwa (Psikis, neurosis).
5.      Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
6.      Penyakit trombo emboli.
7.      Riwayat kehamilan etropik.
8.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
9.      Memekai obat-obatan untuk epilepsi / TBC

F.     Indikasi
Merupakan metode kontrasepsi yang sesuai bagi wanita dengan kriteria sebagai berikut:
1.      Wanita-wanita yang ingin memakai  kontrasepsi untuk jangka waktu  yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
2.      Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.
3.      Usia reproduksi Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
4.      Punya anak atau belum
5.      Postpartum atau menyusui
6.      Pasca keguguran
7.      Tekanan Darah  < 180/110 mmHg
8.      Wanita yang mengalami kesulitan untuk mempergunakan kontrasepsi barrier / merasa kurang disiplin untuk minum pil setiap hari
9.      Menghendaki penjarangan kehamilan jangka panjang (2 Tahun / lebih) atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan, tetapi belum siap ikut program sterilisasi
10.  Pasca persalinan dan tidak menyusui
11.  Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell)
12.  Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen

G.    Efektivitas
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
1.      Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam  tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier
2.      Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setelah 5 tahun, dan pada  Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
3.      Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.

H.    Efek Samping dan Penanganannya
1.      Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius. Evaluasi untuk mengetahui apakah ada
kehamilan, terutama jika terjadi amenorrhea  setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
2.      Perdarahan bercak (sepotting) ringan
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien mengeluh   dapat diberikan :
a.       Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b.      Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
3.      Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan  suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
4.      Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan  yang lain atau ganti cara.
5.      Infeksi pada daerah insersi
Bila infeksi  tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 minggu lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru di lengan yang lain atau ganti cara. Bila ada abses : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut  implant,  lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]

I.       Waktu pemasangan Implant
1.      Sewaktu haid berlangsung
2.      Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil
3.      Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
4.      Saat ganti cara dari metode yang lain
5.      Pasca keguguran

J.      Prosedur Pemasangan dan Pelepasan Implant
1.      Prosedur Pemasangan
a)      Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan  KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan  menerimanya sebagai cara  kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed  consent untuk ditanda tangani oleh suami istri.
b)      Persiapan alat-alat yang diperlukan :
1)      Sabun antiseptic
2)      kasa steril
3)      cairan antiseptic (betadine)
4)      kain steril yang mempunyai lubang
5)      Obat anestesi lokal
6)      Semprit dan jarum suntik
7)      Trokar no. 10
8)      sepasang sarung tangan steril
9)      satu set kapsul norplant (6 bulan)10)   Scalpel yang tajam.
c)      Teknik pemasangan
1)      Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2)      Pasien dibaringakan di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan di atas meja kecil di samping tempat tidur pasien.
3)      Daerah tempat pemasangan (lengan kiri atas) dicuci denagan sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic.
4)      Daerah tempat pemasangan inplant di tutup dengan kain steril yang berlubang.
5)      Lakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
6)      Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5cm dengan scalpel yang tajam.
7)      Troika dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.
8)      Kemudian kapsul dimasukan kedalam troikar dan didorong dengan plunger sampaim kapsul terletak dibawah kulit.
9)      Kemudian dilakukan secara berturut-turut sampai kapsul keenam. Keenam kapsul dibawah kulit diletakkan sedemikian rupa sehingga susunanya seperti kipas.
10)  Setelah semua kapsul berada dibawh kulit, troikar ditarik pelan-pelan keluar.
11)  Control luka apakah ada perdarahan atau tidak.
12)  Jika tidak ada perdarahan tutup luka dengan kasa steril, kemudian diplester , umumnya tidak diperlukan jahitan.
13)  Nasehati pasien agar luka jangan basah selama lebih kurang 4 hari dan datang kembali jika ada keluhan-keluhan yang mengganggu.

2.      Prosedur Pencabutan / Ekstraksi
a)      Alat-alat yang diperlukan   
Selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul inplant diperlukan satu forceps lurus dan satu forceps bengkok.
b)      Tentukan letak posisi kapsul inplant (kapsul 1-6) kalau perlu kapsul didorong kearah tempat insisi akan di lakukan.
c)      Daerah insisi didisinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berlubang.
d)     Lakukan anastesi local, jangan menyuntikkan anastesi local di atas Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak implannya.
 Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul inplant.
e)      Forsep dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan ke arah ujung forceps.
f)       Forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps
 Kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalau perlu dapat dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan disekitarnya. Dalam hal ini lakkukanlah insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar.

Lakukanlah prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul lainnya. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul inplant terjadi perdarahan, hentikanlah perdarahan terlebih dahulu umpama dengan menekan daerah yang berdarah tersebut dengan kain kasa steril.
 Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak di jumpai lagi perdarahan,tutuplah luka insisi dengan kasa steril, kemudian diplester.
       Umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit, apabila akseptor ingin dipasang implant yang baru ini dapat segera dilakukan.
 Nasehati pasien agar luka tidak basah dan selalu dalam keadaan bersih selama lebih kurang 4
hari.
(Sumber: Sarwono Prawirohardjo, 2008 dan KB dan dr.Hanafi Hartanto.2004)

Selain itu Sampai saat ini dikenal 4 cara pencabutan implant :
1)      Cara POP – OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila  memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal  dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara  jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.
2)      Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito, sampai kira-kira  0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito dan               keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3)      Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal  “kapsul” di antara kapsul ke-3 dan  kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul”                dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung  distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas / bahu akseptor sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari  jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel  untuk   seterusnya dicabut keluar.
4)      Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai  untuk pegangan operator setelah “kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai “kapsul” tampak putih. Kemudian alat  tusuk “ma” ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.








BAB III
PENUTUP

    A.    Kesimpulan
1.      Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang.
2.      Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi.
3.      Terdapat lima jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, uniplant dan capronor.
4.      Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaan.

    B.     Saran
Dalam memasang implant di perlukan orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti bidan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bidan dalam pemasangan implant adalah, teknik, steril, sebaiknya bidan yang akan memasang implant sudah melakukan konseling kepada ibu dan keluarga sehingga pilihan implant merupakan pilihan yang tepat untuk ibu dan keluarga, dan ibu mengetahui efek samping maupun keuntungan dari implant tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Asma Matriks. 2013. “Makalah Implant”. Online.

Desi Septiani. 2013. “Makalah Implan”. Online.
(http://kesehatan94.blogspot.com) Diakses 14 Mei 2014

Ervina. 2012. “Alat Kontrasepsi Bawah Kulit”. Online.

Eligia Tutut Chandraningrum. 2013. “Alat Kontrasepsi Implan”. Online.
            (
http://midwifeligia.blogspot.com) Dikases 14 Mei 2014

Muaniz. 2013. “Kontrasepsi Implan”. Online.
Nanda Yarfau. 2011. “Berbagai Macam Tentang Kontrasepsi Implant”. Online.

Nurlalela Kurnia Rahayu. 2012. “Makalah KB Implant”. Online.
            (http://nk12.blogspot.com) Diakses 14 Mei 2014

Patno Media. 2013. “Makalah Kebidanan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit dan Mekanisme Kerja KB Implant”. Online.
           











Tidak ada komentar:

Posting Komentar