Minggu, 15 Juni 2014

MAKALAH HYGIENE PERUSAHAN




TUGAS  HYGIENE PERUSAHAN (HYPER)
MAKALAH
VENTILASI DI PERUSAHAAN TAMBANG











DISUSUN OLEH :
NAMA : SARAH FEBRIANA ELEUJAAN
NIM : 1110118
KELAS : C

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKTAMALATEA MAKASSAR 2012/2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit kita tentu akan menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita. Diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas dari tubuh. Di sinilah pentingnya udara yang mengalir di satu ruangan.
Hal tersebut dapat kita siasati dengan pembuatan ventilasi pada bangunan-bangunan Hunian, dimana ventilasi tersebut mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan akan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Tujuan utama dari sebuah sistem ventilasi udara adalah untuk dapat menyediakan sebuah kondisi iklim mikro yang dapat diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan maupun kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant). Dalam hal ini, iklim mikro mengacu pada lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam (IAQ, Indoor Air Quality). Dua faktor ini wajib dipertimbangkan pada desain sebuah sistem ventilasi udara, karena faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kelayakan tempat beraktivitas bagi penghuni manusia atau untuk sebuah kualitas dari hasil sebuah proses industri.
Pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90% seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial environment), mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah kendaraan. Sebagai reaksi dari gerakan penghematan energi yang terjadi pada awal 1970 an hal tersebut selanjutnya akan menghasilkan lingkungan ruang dalam (indoor) yang mengalami perubahan radikal, beberapa positif namun sebagian negatif. Dari sisi positif, meningkatkan tingkat kenyamanan termal dengan melalui pengembangan isolasi termal dan juga peralatan penyejukan udara atau desain sistem pemanasan. Sisi negatifnya adalah penurunan kualitas udara ruang dalam (indoor air quality) yang dialami khususnya pada gedung-gedung fasilitas umum. Istilah ‘sick building syndrome’ semakin menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan kualitas udara ruang dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah, konsentrasi tinggi dari polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan (supply) udara luar rendah.
Penjelasan mengenai kenyamanan termal sebuah ruangan telah diuraikan dengan cukup baik oleh McIntyre (1980) dan pada ASHRAE Handbook (1985) juga oleh Awbi (1991). Sebelumnya, Madsen (1976) juga menjelaskan peralatantermal comfort meter yang telah tersedia secara komersial.

B.  TUJUAN VENTILASI TAMBANG

a.   Menyediakan udara bersih dan oksigen yang cukup untuk kebutuhan pernapasan pekerja tambang dan proses kegiatan didalam tambang.
b.   Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan berbahaya dan debu di dalam tambang sampai dibawah NAB dan mengeluarkannya dari dalam tambang.
c.   Menjaga suhu dan kelembaban udara tambang sehingga dapat menjaga kenyamanan pekerja

BAB II
PEMBAHASAN

A.   VENTILASI TAMBANG
      Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja. oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan.

1.   Fungsi Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
a.   Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan oksigen.
b.   Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.

c.   Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
d.   Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah tanah sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.

2.   Prinsip Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa;
a.   Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke temperatur panas.
b.   Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi yang memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan yang lebih besar.
c.   Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam perhitungan dalam ventilasi tambang.

3.   Lingkup Bahasan  Ventilasi  Tambang
Ventilasi tambang antara lain :
a.   Pengaturan./Pengendalian kualitas udara tambang. Dalam hal ini akan dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara (Quality control).
b.   Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang diperlukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas perhitungan untuk jumlah aliran udara yang diperlukan dalam ventilasi dan pengaturan jaringan ventilasi tambang sampai perhitungan kapasitas dari kipas angin.
c.   Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri (psychrometry).

4.   Pengertian Udara Tambang
Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari ; Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain .



B.  SISTEM VENTILASI

     Di bawah tanah dari suatu tambang batu bara, diasumsikan terjadi berbagai jenis kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industri lain, dan ternyata pada masa lalu di Jepang juga pernah banyak terjadi kecelakaan. Di antaranya yang paling mengerikan adalah ledakan gas dan debu batu bara. Sudah barang tentu, penyebabnya adalah keberadaan gas metan yang mencapai batas ledakan. Pada tambang bawah tanah, yang paling penting dari segi keselamatan adalah mengencerkan dan menyingkirkan gas metan yang timbul dari lapisan batu bara, dengan ventilasi. Oleh karena itu, perencanaan ventilasi merupakan masalah khas tambang batu bara bawah tanah yang perlu ditentukan paling hati-hati.

1.   Tujuan Ventilasi Dan Pokok Pertimbangan Mengenai Ventilasi
a.   Tujuan Ventilasi
·        Mengencerkan dan menyingkirkan berbagai macam gas, terutama metan, yang muncul di dalam tambang bawah tanah.
·        Menyediakan udara segar yang diperlukan untuk pernapasan pekerja.
·        Menyediakan udara yang diperlukan untuk mengendalikan peningkatan temperatur tambang bawah tanah akibat panas bumi, panas oksidasi dan lain-lain.
       Di antara tujuan di atas, sudah barang tentu menyediakan udara yang diperlukan untuk pernapasan pekerja adalah hal yang penting, namun pengaturan temperatur di dalam tambang bawah tanah juga hal yang penting dilihat dari segi pelaksanaan pekerjaan. Akan tetapi, dengan melakukan ventilasi yang cukup untuk menyingkirkan gas, tujuan tersebut biasanya dapat tercapai dengan sendirinya.
Oleh karena itu, perancangan ventilasi dan struktur tambang bawah tanah, serta manajemen pada waktu pengoperasian sebenarnya, harus dilakukan dengan meletakkan titik berat pada jaminan keselamatan, sambil mempertimbangkan rencana ekstraksi dan rencana pengangkutan di masa depan.
Dalam rangka penentuan rencana ventilasi, sebaiknya mempertimbangkan persyaratan di bawah ini :
a.   Konstruksinya dibuat sedemikian rupa, agar ventilasi yang diperlukan untuk pengembangan tambang bawah tanah dapat dilakukan dengan paling ekonomis, dan konstruksinya dibuat memiliki kelonggaran (kelebihan) udara ventilasi secukupnya, untuk menghadapi perkembangan tambang bawah tanah di kemudian hari, serta peningkatan gas yang mungkin timbul.
b.   Struktur yang diinginkan untuk metode ventilasi adalah sistem diagonal pada ventilasi utama (penjelasannya akan diberikan kemudian). Sedangkan menyediakan sumuran tegak khusus untuk ventilasi tehadap penambangan bagian dalam, adalah tindakan yang rasional. Di tempat yang sulit dilakukan penggalian sumuran tegak (misalnya di tambang batu bara dasar laut), diharapkan memiliki sumuran miring khusus dengan penampang berbentuk lingkaran. Selain itu, konstruksinya dibuat sedemikian rupa agar tahanan ventilasi jalan udara (lorong ventilasi) utama menjadi sekecil mungkin, dan memungkinkan mengambil ventilasi cabang sebanyak mungkin dari lorong ini.
c.   Dalam melaksanakan pengembangan tambang bawah tanah dan penambangan, maka dilihat dari segi konstruksi tambang bawah tanah, adalah penting untuk membuat ventilasi permuka kerja ekstraksi batu bara dan penggalian lubang bukaan menjadi independen secara sempurna, dan ventilasi untuk zona yang luas diharapkan mempunyai sistem ventilasi, baik udara masuk maupun udara buang, yang terpisah dari daerah lain.

2.   Penentuan Ventilasi Yang Diperlukan
Penentuan ventilasi yang diperlukan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal di atas. Berikut ini akan dijelaskan secara ringkas, hal-hal yang dapat menjadi referensi dalam perancangan yang konkrit.
a.   Jumlah udara masuk per ton produksi batu bara per hari.Dari prestasi di tambang batu bara Jepang, jumlah udara per ton produksi batu bara per hari adalah sekitar 1~8(m3/min). Angka ini akan berbeda menurut jumlah emisi gas, tingkat pemusatan permuka kerja dan jumlah aliran cabang, di mana pada tambang bawah tanah yang jumlah emisi gasnya banyak, angka ini umumnya di atas 4(m3/min). Dari contoh di lapangan batu bara Eropa dikatakan, bahwa tambang bawah tanah yang tidak ada masalah dari segi emisi gas dan kondisi atmosfir tambang bawah tanah, angka ini adalah 2(m3/min), tambang bawah tanah yang baru mulai konstruksi adalah 3(m3/min) dan tambang bawah tanah yang mempunyai masalah dari segi kondisi atmosfirnya adalah sekitar 4(m3/min).

Catatan :     Menurut hasil penelitian yang memplotkan jumlah emisi metan dan kedalaman tambang rata-rata untuk tambang batu bara bawah tanah 8 negara penghasil utama batu bara, yaitu Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Polandia, RRC, Cekoslovakia dan bekas Uni Soviet, maka
Y = 4,1 + 0,023X
Y  : jumlah emisi metan (m3/t)
X  : kedalaman ekstraksi rata-rata (m)

Hal yang ditentukan di dalam peraturan keselamatan tambang batu bara
Peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang mengatur mengenai udara tambang bawah tanah sebagai berikut :
a.   Kandungan oksigen pada udara di dalam tambang bawah tanah harus lebih besar dari 19% dan kandungan gas karbon dioksida harus lebih kecil dari 1%.
b.   Kandungan gas mudah nyala di dalam udara buang aliran cabang utama serta di lokasi kerja harus lebih kecil dari 1,5% dan di dalam aliran udara di tempat lalu lintas di dalam tambang bawah tanah harus lebih kecil dari 2%.
c.   Temperatur udara di lokasi kerja di dalam tambang bawah tanah harus lebih rendah dari 37°C.

d.   Jumlah udara ventilasi di portal udara masuk mengambil standar jumlah udara maksimum untuk pekerja tambang yang bekerja dalam waktu bersamaan di dalam tambang bawah tanah selama satu hari, dan untuk tambang batu bara kelas A harus dibuat lebih besar dari 3m3 per menit per orang.
e.   Kecepatan udara ventilasi harus lebih rendah dari 450 m/menit. Kecuali pada sumuran tegak dan lorong khusus untuk ventilasi boleh ditingkatkan sampai 600 m/menit.

3.   Struktur Tambang Bawah Tanah Dilihat Dari Segi Ventilasi

a.   Sistem Terpusat Dan Sistem Diagonal
Pada waktu pembangunan tambang batu bara, 2 buah sumuran miring atau sumuran tegak digali saling berdekatan, misalnya sumuran miring utama dan sumuran miring paralel, lorong kemajuan utama dan lorong kemajuan paralel, sumuran tegak udara masuk dan sumuran tegak udara buang, di mana salah satunya dijadikan jalan udara masuk dan satunya lagi udara buang, dan hingga tambang bawah tanah berkembang mencapai tahap tertentu, ventilasi dilakukan melalui jalan udara masuk dan udara buang ini. Metode ventilasi di mana jalan udara masuk dan jalan udara buangnya saling berdekatan dinamakan ventilasi sistem terpusat.
Dengan berkembang dan meluasnya tambang bawah tanah, jalan udara menjadi semakin panjang, tekanan ventilasi yang diperlukan juga semakin besar, sehingga pada ventilasi sistem terpusat, tahanan ventilasinya membesar, dan selain itu, karena jalan udara masuk dan udara buang berdekatan, bersamaan dengan meningkatnya tekanan ventilasi, udara bocor semakin meningkat, hingga jumlah udara efektif berkurang. Oleh karena itu, biasanya di tempat yang terpisah jauh digali jalan udara buang baru, sedangkan lorong kemajuan utama dan lorong kemajuan paralel yang digunakan selama ini, keduanya dijadikan jalan udara masuk. Metode ventilasi yang jalan udara masuk dan udara buangnya terpisah jauh seperti ini disebut ventilasi sistem diagonal.
Keunggulan ventilasi sistem diagonal antara lain adalah :
·        Perpanjangan jalan udara utama dapat dikurangi drastis. Jadi tahanan ventilasi dan biaya perawatan lorong dapat berkurang.

·        Karena jalan udara masuk dan jalan udara buang tidak berdekatan, kebocoran udara di antaranya berkurang, dan pintu udara serta alur udara tidak perlu banyak.
·        Seandainya terjadi kecelakaan seperti ledakan di dalam tambang bawah tanah, pemulihan sistem ventilasi mudah dilakukan.
·        Karena portal udara masuk dan udara buang terpisah jauh, tidak ada kekhawatiran udara buang bercampur masuk ke dalam udara masuk akibat arah angin.

b.   Pembagian Aliran Udara
Aliran cabang utama pada ventilasi tambang bawah tanah, pecah menjadi beberapa aliran cabang, kemudian setiap aliran cabang terbagi lagi untuk menyapu permuka kerja dan menjadi udara buang. Lama-lama aliran cabang udara buang lain juga berkumpul dan bergabung dengan udara buang utama dan dibuang ke luar tambang bawah tanah. Berpecah dan mengalirnya aliran udara seperti ini disebut pembagian aliran udara atau pencabangan aliran udara.
Pembagian aliran udara mempunyai efek sebagai berikut :
1.   Tahanan ventilasi menjadi kecil karena pembagian, sehingga dengan memakai kipas angin yang sama dapat dilakukan ventilasi udara lebih banyak.
2.   Dapat mengantarkan udara segar ke setiap permuka kerja di setiap zona.
3.   Apabila di jalan udara terjadi kerusakan seperti ambrukan (caving), pengaruhnya dapat dibatasi pada satu zona saja.
4.   Pengaruh kecelakaan seperti kebakaran tambang bawah tanah, semburan gas, swabakar dan ledakan dapat dibatasi pada satu zona.
5.   Dapat mengurangi kecepatan udara di lorong arteri.
6.   Dapat mengantarkan udara bertemperatur relatif rendah hingga ke dekat permuka kerja.


C.  PSIKOMETRI UDARA TAMBANG
Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah tanah akan mengalami beberapa proses seperti penekanan atau pengembangan, pemanasan atau pendingin, pelembaban atau pengawalembaban.
Panas dan kelembaban mempengaruhi manusia dalam beberapa hal antara lain :
·        Menurunkan efisiensi
·        Menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan
·        Menyebabkan sakit dan kematian.
 1.   Perencanaan Ventilasi Tambang Dalam
Dalam rangka perencanaan pembuatan ventilasi tambang, sebaiknnya diperhatikan persyaratan – persyaratan seperti :
a.   Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa agar ventilasi untuk pengembangan pit kedepan dapat dilakukan menerus dan ekonimis.
b.   Struktur yang di inginkan untuk sistem ventilasi induk adalah sistem diagonal. Sedangkan pembuatan vertical shaft  dapat dilakukan bila kondisi tambang dalam memungkinkan.
c.   Dalam melaksanakan pengembangan pit  dan penambangan serta dilihat dari konstruksi pit, penting dibuat ventilasi (bantu) pemuka kerja.
1.   Penentuan Ventilasi Yang Diperlukan
Jumlah udara masuk per ton produksin batu bara sehari, dijepang jumlah udara yang dibutuhkan untuk memproduksi batu bara setiap hari adalah sekitar 1~8m3/min (0,017-0,133m3/dt).
Angka ini berbeda menurut jumlah pancaran gas, tingkat pemusatan permuka kerja dan jumlah aliran cabang, dimana pada lubang bawah tanah yang jumlah pancaran gasnya banyak,angaka ini umumnya diatas 4 (m3/min).
Di eropa dikatakan bahwa, lubang bawah tanah yang tidak ada masalah dari segi pancaran gas dan kondisinya, angka ini adalah 2 (m3/min), lubang yang baru mulai konstruksi adalah 3 (m3/min) dan lubang yang mempunyai masalah dari segi kondisinya adalah sekitar 4(m3/min).
Jumlah pancaran gas methan pada tambang batu bara bawah tanah 8 negara penghasil utama, yaitu : Ameriks Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Polandia, RRC, Cekoslovakia dan bekas Uni Soviet, dirumuskan sebagai :

                    Y = 4,1 + 0,023X
                    Y = jumlah pancaran metan (m3/t)
Dimana      X = kedalaman penambangan rata-rata (m)

2.   Peraturan Merencanakan Dan Mengevaluasi Ventilasi
Peraturan yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan dan mengevaluasi ventilasi tambang bawah tanah :
a.   Kadar gas-gas tambang harus dibawah nilai ambang batas (NAB), kecuali oksigen harus diatas nilai ambang.
b.   Kecepatan udara ventilasi minimum 7 m/mnt (=0,12 m/dt).
c.   Temperatur efektifmaksimum 240C, sedangkan kelembababan relatif (RH) maksimum 85%.
d.   Tidak diperbolehkan terjadi resikulasi udara pada sistem ventilasi bantu (auxiliary ventilation).
e.   Kuantitas udara minimum pda permukaan kerja 1,4 m3/dt dan pada croos cut paling ujunh 4,2 m3/dt.
f.     Kebutuhan udara untuk mengendalikan kualitas udara tambang sebesar 0,3 m/dt.
g.   Kecepatan udara untuk mengendalikan udara tambang sebesar  (0,5 – 2,5) m/dt.
h.   Kandunga debu maksimum dalam  udara tambang tergantung dari tempat kerja :
·        Permukaan kerja penambangan (longwall face) sebesar 7 mg/m3
·        Persiapan lubang bukaan sebesar 3 mg/m3.
·        Tempat-tempat operasi lainnya sebesar 5 mg/m3
i.     Kecapatan udara ventilasi harus lebih kecil dari 450 m/menit  (7,5 m/dt). Kecuali  pada verticak shaft dan terowongan khusus untuk ventilasi boleh sampai 600 m/menit  (10 m/dt).

3.   Struktur Lubang Bukaan Dilihat Dari Segi Ventilasi
a.   Sistim terpusat dan sistim diagonal
Metode ventilasi dimana ‘intake air’ dan  ‘ retum airnya’ saling berdekatan dinamakan Ventilasi Sistem Terpusat.
Metode ventilase ‘intake air’ dan ‘retum airnya’ terpisah jauh disebut Vebtilasi Sistem diagonal.
b.   Pembagian Aliran Udara
Aliran cabang utama pada ventilasi pit bawah tanah, pecah menjadi beberapa aliran cabang terbagi lagi untuk menyapu pemuka kerja dan menjadi ‘exhaust air’.
Berpecah dan mengalirnya aliran udarah disebut pembagian aliran udara atau pencabangan aliran udra.

4.   Efek Pembagian Aliran Udara
a.   Tahanan ventilasi menjadi kecil.
b.   Dapat mengantarkan udara segar kesetiap permuka kerja disetiap blok.
c.   Apabila di ‘airway’ terjadi kerusakan seperti ‘caving’’, pengaruhnya dapat dibatasi pada satu blok saja.
d.   Pengaruh bencana seperti kebakaran pit, semburan gas, swabakar dan ledakan dapat dibatasi pada satu blok.
e.   Dapat mengurangi kecepatan angin di terowongan utama.
f.     Dapat mengantarkan udara bertemperatur relatif rendah hingga kedekat permukaan kerja.
A.  MACAM – MACAM VENTILASI
1.   Pembagian Berdasarkan metode ventilasi, terdirir dari :
a.   ventilasi alami
setiap kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 10c , semua jenis gas akan memuai atau mennyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 00c.
Penyabab yang dapat membangkitkan daya ventilasi adalah sebagai berikut :
·        Perbedaan tinggi mulut pit intake dan outtake
·        Perbedaan temperatur intake dan retum air
·        Perbedaan temperatur didalam dan luar pit
·        Komposisi udara didalam pit
·        Tekanan atmosfir
a.   ventilasi mekanis
Metode yang menggunakan fan/kipas angin untuk melakukan ventilasi adalah dengan menciptakan tekanan ventilasi (positif atau negatif)  dimulut tambang/pit (intake/outtake).

1.   Pembagian berdasarkan jenis tekanan ventilasi yang ditimbulkan mesin, terdiri atas :
a.   Ventilasi Sistem Hembus
Vebtilasi sistem hembus adalah metode ventilasi yang memebangkitkan tekanan dimulut intake lebih tinggi (tekanan positif) dari pada tekanan atmosfir, udara dihembus masuk kedalam tambang bawah tanah /pit.
b.   Ventilasi Sistem Hisap
Pada sistem hisap, fan/kipas ditempatkan dimulut tambang/pit (outtake), memebangkitkan tekanan lebih rendah (tekanan negatif) dari pada tekanan atmosfir, untuk menghisap udara keluar dari tambang bawah tanah./pit.

2.   Pembagian berdasarkan letak intake dan outtake air, terdiri dari : ventilasi terpusat dan ventilasi diagonal.

3.   Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)
Ventilasi bantu dapat dibagi menjadi 4 bagian :
a.   Sistem Hembus (Forcing System)
b.   Sistem Hisap (Exhausting System)
c.   Sistem Hembus Overlap (Forcing Overlap System)
d.   Sistem Hisap Overlap (Exhauting Overlap System)


A.  TEORI VENTILASI

Koefisien Gesek Tiap jenis terowongan tambang
Jenis Terowongan
Besar
Kecil
Rata-Rata

Tipe busur

Terowongan
telanjang
Lapis batu bata
Lapis beton
Steels sets
Biasa
Banyak tonjolan
0.00072


0,00130
0,00030


0,00037
0,00055
0,00069
0,00140
0,00081
0,00207
Penyangga Kayu
Biasa
Tidak beraturan
0,00237
0,00087
0,00166
0,00414
Permuka Kerja


0,00264
Seluruh Pit
0,00424
0,00154
0,00222
Vertical Shaft
0,00240
0,00020
0,00130

BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit kita tentu akan menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita. Diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas dari tubuh.
Ventilasi terbagia atas :
*    ventilasi alami
*    ventilasi mekanis
*    Ventilasi Sistem Hembus dan Ventilasi Hisap
*     ventilasi terpusat dan ventilasi diagonal.
*    Ventilasi Bantu (Auxiliary Ventilation)


Oleh sebab itu aspek-aspek tersebut perlu diteliti agar didapatkan sistim ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh suatu rancang bangun sistim ventilasi yang efektif dalam peningkatan kenyamanan dan penjagaan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Copyright.2013.”Pengertian kesehatan”. Online. Diakses 12 Juli 2013

Copyright.2013.scribd Inc. Online (http://www.language) Diakses 12 Juli 13

Ekky Putra 'bibur' S. “Dunia Tambang”. Online. Diakses 12 Juli 2013

(http://www.Powerdby by Blogger) Diakses 12 Juli 2013.

Kemal fasya.sabtu,12 februari 2011. “Udara Tambang Bawang
Pengantar Ventilasi Tambang”. Online. (http://www.cal.org) Diakses 12 Juli 2013

Putryaser. “Kuliah 1-“Pengatar Ventilasi Tambang”. Online.
(http://www.scribd.com/doc/73742153) Diakses 12 Juli 2013

Tanah”. Online. (http://wwwcal.org) Diakses 12 Juli 2013-07-12
“Ventilasi Tambang”. Online (http://www.cal.org) Diaskes 12 Juli 2013
Minggu, 07 April 2013. “Dunia tambang,wawasan pertambangan bagi kita semua”. Online (http://www.ericll) Diakses 12 juli 2013-07-12

Posted by Aphiin. on March 9, 2012.  in Ventilasi Tambang” . Online (http://www.View all posts in Ventilasi Tambang) Diakses 12 Juli 2013

Minggu,05 Agustus 2012. “Ventilasi Tambang”. Online. Diakses 12 Juli 2013
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar