TUGAS HYGIENE
PERUSAHAN (HYPER)
MAKALAH
VENTILASI
DI PERUSAHAAN TAMBANG
DISUSUN OLEH :
NAMA :
SARAH FEBRIANA ELEUJAAN
NIM :
1110118
KELAS :
C
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKTAMALATEA MAKASSAR 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu
udara segar ke dalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai
kebutuhan. Udara yang mengalir dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh
sistem pendingin tubuh manusia yang mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui
permukaan kulit. Udara dengan kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan
kulit kita tentu akan menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita.
Diperlukan udara pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas
dari tubuh. Di sinilah pentingnya udara yang mengalir di satu ruangan.
Hal tersebut dapat kita siasati dengan
pembuatan ventilasi pada bangunan-bangunan Hunian, dimana ventilasi tersebut
mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
untuk menjaga agar aliran udara. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang
diperlukan akan tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya
O2 yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).Fungsi kedua
daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri
terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang
terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Tujuan utama dari sebuah
sistem ventilasi udara adalah untuk dapat menyediakan sebuah kondisi iklim
mikro yang dapat diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek kenyamanan
maupun kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant). Dalam hal ini,
iklim mikro mengacu pada lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam (IAQ,
Indoor Air Quality). Dua faktor ini wajib dipertimbangkan pada desain
sebuah sistem ventilasi udara, karena faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap
kenyamanan dan kelayakan tempat beraktivitas bagi penghuni manusia atau untuk
sebuah kualitas dari hasil sebuah proses industri.
Pada sebuah masyarakat modern, manusia menghabiskan waktu lebih
dari 90% seluruh waktunya berada didalam lingkungan buatan (artificial
environment), mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah kendaraan. Sebagai
reaksi dari gerakan penghematan energi yang terjadi pada awal 1970 an hal
tersebut selanjutnya akan menghasilkan lingkungan ruang dalam (indoor)
yang mengalami perubahan radikal, beberapa positif namun sebagian negatif. Dari
sisi positif, meningkatkan tingkat kenyamanan termal dengan melalui
pengembangan isolasi termal dan juga peralatan penyejukan udara atau desain sistem
pemanasan. Sisi negatifnya adalah penurunan kualitas udara ruang dalam (indoor
air quality) yang dialami khususnya pada gedung-gedung
fasilitas umum. Istilah ‘sick building syndrome’ semakin menjadi
fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan kualitas udara ruang
dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah, konsentrasi tinggi
dari polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan (supply)
udara luar rendah.
Penjelasan mengenai kenyamanan termal sebuah ruangan telah diuraikan
dengan cukup baik oleh McIntyre (1980) dan pada ASHRAE Handbook (1985) juga
oleh Awbi (1991). Sebelumnya, Madsen (1976) juga menjelaskan peralatantermal
comfort meter yang telah tersedia secara komersial.
B.
TUJUAN
VENTILASI TAMBANG
a.
Menyediakan udara bersih dan oksigen yang
cukup untuk kebutuhan pernapasan pekerja tambang dan proses kegiatan didalam
tambang.
b.
Mengencerkan konsentrasi gas-gas beracun dan
berbahaya dan debu di dalam tambang sampai dibawah NAB dan mengeluarkannya dari
dalam tambang.
c.
Menjaga suhu dan kelembaban udara tambang
sehingga dapat menjaga kenyamanan pekerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. VENTILASI TAMBANG
Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang
penting adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang
tidak kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para
pekerja. oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
1.
Fungsi
Ventilasi Tambang
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
Ventilasi tambang berfungsi untuk :
a.
Menyediakan dan mengalirkan udara segar kedalam tambang untuk
keperluan menyediakan udara segar (oksigen) bagi pernapasan para pekerja dalam
tambang dan juga bagi segala proses yang terjadi dalam tambang yang memerlukan
oksigen.
b.
Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran
dari gas-gas yang ada di dalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas
dalam udara tambang yang memenuhi syarat bagi pernapasan.
c.
Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang
bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.
d.
Mengatur panas dan kelembaban udara ventilasi tambang bawah
tanah sehingga dapat diperoleh suasana / lingkungan kerja yang nyaman.
2.
Prinsip
Ventilasi Tambang
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa;
Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah tanah, berlaku hukum alam bahwa;
a.
Udara akan mengalir dari kondisi bertemperatur rendah ke
temperatur panas.
b.
Udara akan lebih banyak mengalir melalui jalur-jalur ventilasi
yang memberikan tahanan yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur bertahanan
yang lebih besar.
c.
Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam
perhitungan dalam ventilasi tambang.
3. Lingkup Bahasan Ventilasi
Tambang
Ventilasi tambang antara lain :
a.
Pengaturan./Pengendalian kualitas udara tambang. Dalam hal ini
akan dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh para
pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara (Quality
control).
b.
Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang
diperlukan oleh pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas
perhitungan untuk jumlah aliran udara yang diperlukan dalam ventilasi dan
pengaturan jaringan ventilasi tambang sampai perhitungan kapasitas dari kipas
angin.
c.
Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat
diperoleh lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai
penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri
(psychrometry).
4.
Pengertian
Udara Tambang
Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri
dari ; Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain .
B.
SISTEM
VENTILASI
Di bawah tanah dari suatu tambang batu bara, diasumsikan terjadi
berbagai jenis kecelakaan yang sama sekali tidak terbayangkan pada industri
lain, dan ternyata pada masa lalu di Jepang juga pernah banyak terjadi
kecelakaan. Di antaranya yang paling mengerikan adalah ledakan gas dan debu
batu bara. Sudah barang tentu, penyebabnya adalah keberadaan gas metan yang
mencapai batas ledakan. Pada tambang bawah tanah, yang paling penting dari segi
keselamatan adalah mengencerkan dan menyingkirkan gas metan yang timbul dari
lapisan batu bara, dengan ventilasi. Oleh karena itu, perencanaan ventilasi
merupakan masalah khas tambang batu bara bawah tanah yang perlu ditentukan
paling hati-hati.
1.
Tujuan Ventilasi Dan
Pokok Pertimbangan Mengenai Ventilasi
a. Tujuan Ventilasi
·
Mengencerkan dan menyingkirkan berbagai macam gas, terutama
metan, yang muncul di dalam tambang bawah tanah.
·
Menyediakan udara segar yang diperlukan untuk pernapasan
pekerja.
·
Menyediakan udara yang diperlukan untuk mengendalikan
peningkatan temperatur tambang bawah tanah akibat panas bumi, panas oksidasi
dan lain-lain.
Di antara tujuan di atas, sudah barang tentu menyediakan udara
yang diperlukan untuk pernapasan pekerja adalah hal yang penting, namun
pengaturan temperatur di dalam tambang bawah tanah juga hal yang penting
dilihat dari segi pelaksanaan pekerjaan. Akan tetapi, dengan melakukan ventilasi
yang cukup untuk menyingkirkan gas, tujuan tersebut biasanya dapat tercapai
dengan sendirinya.
Oleh karena itu,
perancangan ventilasi dan struktur tambang bawah tanah, serta manajemen pada
waktu pengoperasian sebenarnya, harus dilakukan dengan meletakkan titik berat
pada jaminan keselamatan, sambil mempertimbangkan rencana ekstraksi dan rencana
pengangkutan di masa depan.
Dalam rangka penentuan rencana ventilasi, sebaiknya mempertimbangkan
persyaratan di bawah ini :
a. Konstruksinya dibuat
sedemikian rupa, agar ventilasi yang diperlukan untuk pengembangan tambang
bawah tanah dapat dilakukan dengan paling ekonomis, dan konstruksinya dibuat
memiliki kelonggaran (kelebihan) udara ventilasi secukupnya, untuk menghadapi
perkembangan tambang bawah tanah di kemudian hari, serta peningkatan gas yang
mungkin timbul.
b. Struktur yang
diinginkan untuk metode ventilasi adalah sistem diagonal pada ventilasi utama
(penjelasannya akan diberikan kemudian). Sedangkan menyediakan sumuran tegak
khusus untuk ventilasi tehadap penambangan bagian dalam, adalah tindakan yang
rasional. Di tempat yang sulit dilakukan penggalian sumuran tegak (misalnya di
tambang batu bara dasar laut), diharapkan memiliki sumuran miring khusus dengan
penampang berbentuk lingkaran. Selain itu, konstruksinya dibuat sedemikian rupa
agar tahanan ventilasi jalan udara (lorong ventilasi) utama menjadi sekecil
mungkin, dan memungkinkan mengambil ventilasi cabang sebanyak mungkin dari
lorong ini.
c. Dalam melaksanakan
pengembangan tambang bawah tanah dan penambangan, maka dilihat dari segi
konstruksi tambang bawah tanah, adalah penting untuk membuat ventilasi permuka
kerja ekstraksi batu bara dan penggalian lubang bukaan menjadi independen
secara sempurna, dan ventilasi untuk zona yang luas diharapkan mempunyai sistem
ventilasi, baik udara masuk maupun udara buang, yang terpisah dari daerah lain.
2. Penentuan Ventilasi
Yang Diperlukan
Penentuan ventilasi
yang diperlukan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal di atas. Berikut
ini akan dijelaskan secara ringkas, hal-hal yang dapat menjadi referensi dalam
perancangan yang konkrit.
a. Jumlah udara masuk per
ton produksi batu bara per hari.Dari prestasi di tambang batu bara Jepang, jumlah udara per ton
produksi batu bara per hari adalah sekitar 1~8(m3/min). Angka ini
akan berbeda menurut jumlah emisi gas, tingkat pemusatan permuka kerja dan
jumlah aliran cabang, di mana pada tambang bawah tanah yang jumlah emisi gasnya
banyak, angka ini umumnya di atas 4(m3/min). Dari
contoh di lapangan batu bara Eropa dikatakan, bahwa tambang bawah tanah yang
tidak ada masalah dari segi emisi gas dan kondisi atmosfir tambang bawah tanah,
angka ini adalah 2(m3/min), tambang bawah tanah yang
baru mulai konstruksi adalah 3(m3/min) dan tambang
bawah tanah yang mempunyai masalah dari segi kondisi atmosfirnya adalah sekitar
4(m3/min).
Catatan : Menurut hasil penelitian yang
memplotkan jumlah emisi metan dan kedalaman tambang rata-rata untuk tambang
batu bara bawah tanah 8 negara penghasil utama batu bara, yaitu Amerika
Serikat, Australia, Inggris, Jerman, Polandia, RRC, Cekoslovakia dan bekas Uni
Soviet, maka
Y = 4,1 + 0,023X
Y : jumlah emisi metan (m3/t)
X : kedalaman ekstraksi rata-rata (m)
Hal yang ditentukan di dalam peraturan keselamatan tambang batu
bara
Peraturan keselamatan tambang batu bara Jepang mengatur mengenai
udara tambang bawah tanah sebagai berikut :
a. Kandungan oksigen pada
udara di dalam tambang bawah tanah harus lebih besar dari 19% dan kandungan gas
karbon dioksida harus lebih kecil dari 1%.
b. Kandungan gas mudah
nyala di dalam udara buang aliran cabang utama serta di lokasi kerja harus
lebih kecil dari 1,5% dan di dalam aliran udara di tempat lalu lintas di dalam
tambang bawah tanah harus lebih kecil dari 2%.
c. Temperatur udara di
lokasi kerja di dalam tambang bawah tanah harus lebih rendah dari 37°C.
d. Jumlah udara ventilasi
di portal udara masuk mengambil standar jumlah udara maksimum untuk pekerja
tambang yang bekerja dalam waktu bersamaan di dalam tambang bawah tanah selama
satu hari, dan untuk tambang batu bara kelas A harus dibuat lebih besar dari 3m3 per menit per orang.
e. Kecepatan udara
ventilasi harus lebih rendah dari 450 m/menit. Kecuali pada sumuran tegak dan
lorong khusus untuk ventilasi boleh ditingkatkan sampai 600 m/menit.
3.
Struktur Tambang Bawah Tanah Dilihat Dari Segi Ventilasi
a.
Sistem Terpusat Dan Sistem Diagonal
Pada waktu pembangunan
tambang batu bara, 2 buah sumuran miring atau sumuran tegak digali saling
berdekatan, misalnya sumuran miring utama dan sumuran miring paralel, lorong
kemajuan utama dan lorong kemajuan paralel, sumuran tegak udara masuk dan
sumuran tegak udara buang, di mana salah satunya dijadikan jalan udara masuk
dan satunya lagi udara buang, dan hingga tambang bawah tanah berkembang
mencapai tahap tertentu, ventilasi dilakukan melalui jalan udara masuk dan
udara buang ini. Metode ventilasi di mana jalan udara masuk dan jalan udara
buangnya saling berdekatan dinamakan ventilasi sistem terpusat.
Dengan berkembang dan
meluasnya tambang bawah tanah, jalan udara menjadi semakin panjang, tekanan
ventilasi yang diperlukan juga semakin besar, sehingga pada ventilasi sistem
terpusat, tahanan ventilasinya membesar, dan selain itu, karena jalan udara
masuk dan udara buang berdekatan, bersamaan dengan meningkatnya tekanan
ventilasi, udara bocor semakin meningkat, hingga jumlah udara efektif
berkurang. Oleh karena itu, biasanya di tempat yang terpisah jauh digali jalan
udara buang baru, sedangkan lorong kemajuan utama dan lorong kemajuan paralel
yang digunakan selama ini, keduanya dijadikan jalan udara masuk. Metode
ventilasi yang jalan udara masuk dan udara buangnya terpisah jauh seperti ini
disebut ventilasi sistem diagonal.
Keunggulan ventilasi
sistem diagonal antara lain adalah :
·
Perpanjangan jalan udara utama dapat dikurangi drastis. Jadi
tahanan ventilasi dan biaya perawatan lorong dapat berkurang.
·
Karena jalan udara masuk dan jalan udara buang tidak berdekatan,
kebocoran udara di antaranya berkurang, dan pintu udara serta alur udara tidak
perlu banyak.
·
Seandainya terjadi kecelakaan seperti ledakan di dalam tambang
bawah tanah, pemulihan sistem ventilasi mudah dilakukan.
·
Karena portal udara masuk dan udara buang terpisah jauh, tidak
ada kekhawatiran udara buang bercampur masuk ke dalam udara masuk akibat arah
angin.
b.
Pembagian Aliran Udara
Aliran cabang utama
pada ventilasi tambang bawah tanah, pecah menjadi beberapa aliran cabang,
kemudian setiap aliran cabang terbagi lagi untuk menyapu permuka kerja dan
menjadi udara buang. Lama-lama aliran cabang udara buang lain juga berkumpul
dan bergabung dengan udara buang utama dan dibuang ke luar tambang bawah tanah.
Berpecah dan mengalirnya aliran udara seperti ini disebut pembagian aliran
udara atau pencabangan aliran udara.
Pembagian aliran udara
mempunyai efek sebagai berikut :
1. Tahanan ventilasi
menjadi kecil karena pembagian, sehingga dengan memakai kipas angin yang sama
dapat dilakukan ventilasi udara lebih banyak.
2. Dapat mengantarkan
udara segar ke setiap permuka kerja di setiap zona.
3. Apabila di jalan udara
terjadi kerusakan seperti ambrukan (caving), pengaruhnya dapat dibatasi
pada satu zona saja.
4. Pengaruh kecelakaan
seperti kebakaran tambang bawah tanah, semburan gas, swabakar dan ledakan dapat
dibatasi pada satu zona.
5. Dapat mengurangi
kecepatan udara di lorong arteri.
6. Dapat mengantarkan
udara bertemperatur relatif rendah hingga ke dekat permuka kerja.
C. PSIKOMETRI UDARA TAMBANG
Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah tanah
akan mengalami beberapa proses seperti penekanan atau pengembangan, pemanasan
atau pendingin, pelembaban atau pengawalembaban.
Panas
dan kelembaban mempengaruhi manusia dalam beberapa hal antara lain :
·
Menurunkan efisiensi
·
Menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan
·
Menyebabkan sakit dan kematian.
1.
Perencanaan
Ventilasi Tambang Dalam
Dalam rangka perencanaan pembuatan
ventilasi tambang, sebaiknnya diperhatikan persyaratan – persyaratan seperti :
a. Konstruksinya
harus dibuat sedemikian rupa agar ventilasi untuk pengembangan pit kedepan
dapat dilakukan menerus dan ekonimis.
b. Struktur
yang di inginkan untuk sistem ventilasi induk adalah sistem diagonal. Sedangkan
pembuatan vertical shaft dapat dilakukan
bila kondisi tambang dalam memungkinkan.
c. Dalam
melaksanakan pengembangan pit dan
penambangan serta dilihat dari konstruksi pit, penting dibuat ventilasi (bantu)
pemuka kerja.
1.
Penentuan
Ventilasi Yang Diperlukan
Jumlah udara masuk per ton produksin batu
bara sehari, dijepang jumlah udara yang dibutuhkan untuk memproduksi batu bara
setiap hari adalah sekitar 1~8m3/min (0,017-0,133m3/dt).
Angka ini berbeda menurut jumlah pancaran
gas, tingkat pemusatan permuka kerja dan jumlah aliran cabang, dimana pada
lubang bawah tanah yang jumlah pancaran gasnya banyak,angaka ini umumnya diatas
4 (m3/min).
Di eropa dikatakan bahwa, lubang bawah
tanah yang tidak ada masalah dari segi pancaran gas dan kondisinya, angka ini
adalah 2 (m3/min), lubang yang baru mulai konstruksi adalah 3 (m3/min)
dan lubang yang mempunyai masalah dari segi kondisinya adalah sekitar 4(m3/min).
Jumlah pancaran gas methan pada tambang
batu bara bawah tanah 8 negara penghasil utama, yaitu : Ameriks Serikat,
Australia, Inggris, Jerman, Polandia, RRC, Cekoslovakia dan bekas Uni Soviet,
dirumuskan sebagai :
Y = 4,1 + 0,023X
Y = jumlah pancaran metan
(m3/t)
Dimana X = kedalaman penambangan rata-rata (m)
2. Peraturan
Merencanakan Dan Mengevaluasi Ventilasi
Peraturan yang harus dipertimbangkan
dalam merencanakan dan mengevaluasi ventilasi tambang bawah tanah :
a.
Kadar
gas-gas tambang harus dibawah nilai ambang batas (NAB), kecuali oksigen harus
diatas nilai ambang.
b.
Kecepatan
udara ventilasi minimum 7 m/mnt (=0,12 m/dt).
c.
Temperatur
efektifmaksimum 240C, sedangkan kelembababan relatif (RH) maksimum
85%.
d.
Tidak
diperbolehkan terjadi resikulasi udara pada sistem ventilasi bantu (auxiliary
ventilation).
e.
Kuantitas
udara minimum pda permukaan kerja 1,4 m3/dt dan pada croos cut
paling ujunh 4,2 m3/dt.
f.
Kebutuhan
udara untuk mengendalikan kualitas udara tambang sebesar 0,3 m/dt.
g.
Kecepatan
udara untuk mengendalikan udara tambang sebesar
(0,5 – 2,5) m/dt.
h.
Kandunga
debu maksimum dalam udara tambang
tergantung dari tempat kerja :
·
Permukaan
kerja penambangan (longwall face) sebesar 7 mg/m3
·
Persiapan
lubang bukaan sebesar 3 mg/m3.
·
Tempat-tempat
operasi lainnya sebesar 5 mg/m3
i.
Kecapatan
udara ventilasi harus lebih kecil dari 450 m/menit (7,5 m/dt). Kecuali pada verticak shaft dan terowongan khusus
untuk ventilasi boleh sampai 600 m/menit
(10 m/dt).
3.
Struktur Lubang Bukaan Dilihat Dari
Segi Ventilasi
a. Sistim terpusat dan sistim diagonal
Metode
ventilasi dimana ‘intake air’ dan ‘
retum airnya’ saling berdekatan dinamakan Ventilasi Sistem Terpusat.
Metode
ventilase ‘intake air’ dan ‘retum airnya’ terpisah jauh disebut Vebtilasi
Sistem diagonal.
b. Pembagian
Aliran Udara
Aliran
cabang utama pada ventilasi pit bawah tanah, pecah menjadi beberapa aliran
cabang terbagi lagi untuk menyapu pemuka kerja dan menjadi ‘exhaust air’.
Berpecah
dan mengalirnya aliran udarah disebut pembagian aliran udara atau pencabangan
aliran udra.
4.
Efek
Pembagian Aliran Udara
a. Tahanan
ventilasi menjadi kecil.
b. Dapat
mengantarkan udara segar kesetiap permuka kerja disetiap blok.
c. Apabila
di ‘airway’ terjadi kerusakan seperti ‘caving’’, pengaruhnya dapat dibatasi
pada satu blok saja.
d. Pengaruh
bencana seperti kebakaran pit, semburan gas, swabakar dan ledakan dapat
dibatasi pada satu blok.
e. Dapat
mengurangi kecepatan angin di terowongan utama.
f. Dapat
mengantarkan udara bertemperatur relatif rendah hingga kedekat permukaan kerja.
A. MACAM – MACAM VENTILASI
1. Pembagian
Berdasarkan metode ventilasi, terdirir dari :
a.
ventilasi
alami
setiap kenaikan atau penurunan temperatur
sebesar 10c , semua jenis gas akan memuai atau mennyusut sebesar
1/273 kali volumenya pada 00c.
Penyabab yang dapat membangkitkan daya
ventilasi adalah sebagai berikut :
·
Perbedaan tinggi mulut pit intake dan
outtake
·
Perbedaan temperatur intake dan retum air
·
Perbedaan temperatur didalam dan luar pit
·
Komposisi udara didalam pit
·
Tekanan atmosfir
a.
ventilasi
mekanis
Metode yang menggunakan fan/kipas angin
untuk melakukan ventilasi adalah dengan menciptakan tekanan ventilasi (positif
atau negatif) dimulut tambang/pit (intake/outtake).
1. Pembagian
berdasarkan jenis tekanan ventilasi yang ditimbulkan mesin, terdiri atas :
a.
Ventilasi
Sistem Hembus
Vebtilasi sistem hembus adalah metode
ventilasi yang memebangkitkan tekanan dimulut intake lebih tinggi (tekanan
positif) dari pada tekanan atmosfir, udara dihembus masuk kedalam tambang bawah
tanah /pit.
b.
Ventilasi
Sistem Hisap
Pada sistem hisap, fan/kipas ditempatkan
dimulut tambang/pit (outtake), memebangkitkan tekanan lebih rendah (tekanan
negatif) dari pada tekanan atmosfir, untuk menghisap udara keluar dari tambang
bawah tanah./pit.
2. Pembagian
berdasarkan letak intake dan outtake air, terdiri dari : ventilasi terpusat dan
ventilasi diagonal.
3. Ventilasi
Bantu (Auxiliary Ventilation)
Ventilasi bantu dapat dibagi menjadi 4
bagian :
a. Sistem
Hembus (Forcing System)
b. Sistem
Hisap (Exhausting System)
c. Sistem
Hembus Overlap (Forcing Overlap System)
d. Sistem
Hisap Overlap (Exhauting Overlap System)
A. TEORI VENTILASI
Koefisien Gesek Tiap jenis terowongan tambang
Jenis Terowongan
|
Besar
|
Kecil
|
Rata-Rata
|
|
Tipe busur
Terowongan
telanjang
|
Lapis batu bata
Lapis beton
Steels sets
Biasa
Banyak tonjolan
|
0.00072
0,00130
|
0,00030
0,00037
|
0,00055
0,00069
0,00140
0,00081
0,00207
|
Penyangga Kayu
|
Biasa
Tidak beraturan
|
0,00237
|
0,00087
|
0,00166
0,00414
|
Permuka Kerja
|
|
|
0,00264
|
|
Seluruh Pit
|
0,00424
|
0,00154
|
0,00222
|
|
Vertical Shaft
|
0,00240
|
0,00020
|
0,00130
|
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ventilasi merupakan proses untuk mencatu udara segar ke dalam
bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Udara yang mengalir
dan selalu berganti memang dibutuhkan oleh sistem pendingin tubuh manusia yang
mengandalkan pelepasan panas tubuh melalui permukaan kulit. Udara dengan
kejenuhan tinggi yang tidak mengalir di permukaan kulit kita tentu akan
menghambat sistem pelepasan kalor panas dari tubuh kita. Diperlukan udara
pengganti yang kurang jenuh untuk memperlancar pelepasan panas dari tubuh.
Ventilasi terbagia atas :





Oleh sebab itu aspek-aspek tersebut perlu diteliti agar didapatkan
sistim ventilasi yang terbaik,
sehingga akan diperoleh suatu rancang bangun sistim ventilasi yang efektif
dalam peningkatan kenyamanan dan penjagaan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Copyright.2013.”Pengertian kesehatan”. Online. Diakses
12 Juli 2013
Kemal
fasya.sabtu,12 februari 2011. “Udara
Tambang Bawang
Putryaser.
“Kuliah 1-“Pengatar Ventilasi Tambang”.
Online.
Minggu,
07 April 2013. “Dunia tambang,wawasan
pertambangan bagi kita semua”. Online (http://www.ericll)
Diakses 12 juli 2013-07-12
Posted by Aphiin.
on March 9, 2012.
“in Ventilasi Tambang” .
Online (http://www.View all posts in Ventilasi Tambang) Diakses 12 Juli 2013
Minggu,05
Agustus 2012. “Ventilasi Tambang”. Online. Diakses 12 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar