Rabu, 11 Juni 2014

Makalah Gempa Bumi


Tugas Kelompok Mata Kuliah Epidemiologi Gawat Darurat (EGD)

Dosen : Musfira, SKM, M.kes

 

EPIDEMIOLOGI GEMPA BUMI






KELOMPOK III

OSCARIANI PASERANG 1110002

SARAH FEBRIANA 1110118

MARIA ASRIANI 1110018

RIAN SUHUBURUA 1110068


                                                                                                       
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Bumi yang kita tempati memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini. Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa bumi.
Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.
Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.    Apa pengertian dari gempa bumi?
2.    Apa penyebab terjadinya gempa bumi?
3.    Bagaimana proses terjadinya gempa bumi?
4.    Apa saja jenis-jenis gelombang gempa bumi?
5.    Apa saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa?
6.    Bagaimana klasifikasi gempa bumi yang terjadi di muka bumi?
7.    Bagaimana aktivitas gempa bumi di Indonesia?
8.    Apa saja dampak dari gempa bumi yang terjadi?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1.    Mengetahui pengertian dari gempa bumi.
2.    Mengetahui penyebab dari terjadinya gempa bumi.
3.    Mengerti tentang proses terjadinya gempa bumi.
4.    Mengetahui jenis-jenis gelombang gempa bumi.
5.    Mengetahui faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi.
6.    Mengetahui jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya.
7.    Mengetahui aktivitas gempa bumi di Indonesia.
8.    Mengetahui dampak dari gempa bumi yang terjadi













BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN GEMPA BUMI
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut siesmograf. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

B.  PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi.  Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.

C.  PROSES TERJADINYA GEMPA
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi dengan cepat.

D.  MACAM-MACAM GELOMBANG GEMPA
1.    Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer dan dirambatkan secara menyebar dan cenderung cepat. Jenis gelombang longitudinal ini sifatnya sama seperti gelombang suara yang bisa merambat melalui zat padat, cair dan padat.
2.    Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih rendah dibandingkan gelombang longitudinal dan bergerak tegak lurus dengan arah rambatannya. Gelombang transversal hanya dapat merambat melalui zat padat. Jika ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan hilang dan tidak tercatat lagi pada seismograf.
3.    Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat merusak karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa bumi.

E.  FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESAR KECILNYA GEMPA BUMI

Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan gempa yang berskala besar maupun gempa yang berskala kecil. Besar kecilnya gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu:
1.    Skala atau magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan berdasarkan lokasi observasi pada suatu daerah . Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa terjadi dan dicatat oleh seismograf yang dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.
2.    Durasi dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada suatau daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada daerah tempat terjadinya gempa bumi.
3.    Jarak sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa yang jauh dari perkotaan akan memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.
4.    Kedalaman sumber gempa. Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.
5.    Kualitas tanah dan bangunan. Kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat  mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
6.    Lokasi perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah rawan gempa karena perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng. Sehingga dapat mempengaruhi besar kecil kekuatan gempa berdasarkan hiposentrumnya.

F.   KLASIFIKASI GEMPA BUMI
1.  Berdasarkan Penyebabnya
a)    Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan yang mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
b)   Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah permukaan bumi.
c)    Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pada terowongan bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan getaran yang kuat.
2.  Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
a)    Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik 1Ahiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.
b)   Gempa Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah permukaan laut.
c)    Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat jauh dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.
3.  Berdasarkan Jarak Episentrum
a)    Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah setempat saja.
b)   Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan guncangan yang kuat.
c)    Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4.  Berdasarkan Bentuk Episentrum
a)    Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang dirasakan pada daerah setempat.
b)   Gempa Linier: gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
5.  Berdasarkan Letak Episentrum
a)    Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
b)   Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada pada lempeng benua.

G. AKTIVITAS GEMPA BUMI DI INDONESIA

Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus terjadi dan membentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sikum mediterania ini bertemu di wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang cenderung bergerak ke barat.  Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu Sumatra terutama bagian pesisir barat,  Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1)   Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin   terjadi di daerah ini. Yaitu di Halmahera, pantai utara Irian.
2)   Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi. Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3)   Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.
4)   Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.
5)   Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6)   Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian, Kalimantan bagian barat.
Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya yang berada pada dasar laut.

H.  DAMPAK TERJADINYA GEMPA BUMI

Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar. Banyak dari korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan.
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga Aakan mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi perekonomian negara karena secara tidak langsung negara perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mengatasi korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun sangat diperlukan untuk mengatasi dampak dari bencana tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsunami apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.

I.     ALAT PENCATAT GEMPA BUMI
Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.    Seismograf Horizontal
b.    Seismograf Vertikal
Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada seismograf.Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin melebar dan apabiila semakin lama getaran gempa di suatu tempat, maka semakin panjang pita seismograf yang menggambarkan seismogram.


Pleistosista adalah garis khayal yang membatasu sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat dari gempa bumi.


J.    PERSIAPAN MEGHADAPI GEMPA BUMI
Persiapan untuk Keadaan Darurat
1.   Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
2.    Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3.   Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a.    Lampu senter berikut baterai cadangannya
b.    Air minum
c.    Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
d.   Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e.    Sejumlah uang tunai
f.     Buku tabungan
g.    Korek api
h.    Lilin
i.      Helm
j.      Pakaian dalam
4.   Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5.   Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film.
6.   Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.

Ketika Terjadi Gempa Bumi
1.   Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan menggunakan
alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2.   Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
3.   Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
4.   Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
5.   Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6.   Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung.
7.   Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
8.   Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.

K. TIPS MENGHADAPI GEMPA BUMI
1.    Bila Berada di dalam rumah :
a.    Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
b.    Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda empuk lainnya.
c.    Jauhi rak buku, lemari, dan jendela kaca.
d.   Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin akan runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding, dan sebagainya.
2.    Bila berada di luar ruangan :
a.    Jauhi bangunan tinggi, dinding, terbing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb.
b.    Usahakan dapat mencapai daerah terbuka.
c.    Jauhi rak-rak dan jendela kaca.
3.    Bila berada di dalam ruangan umum :
a.    Jangan panik dan jangan berlari keluar ruangan karena kemungkinan dipenuhi orang.
b.    Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir.
4.    Bila Sedang Mengendarai Kendaraan
a.    Segera hentikan di tempat terbuka.
b.    Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/ jembatan penyebrangan.
5.    Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall
a.  Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan
b.  Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam
6.    Bila sedang berada di dalam lift
a.    Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat
b.    jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol
c.    Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah
d.   Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia
7.    Bila sedang berada di dalam kereta api
a.    Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
b.    Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
c.    Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
8.    Bila sedang berada di gunung/pantai
a.    Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
b.    Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9.    Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda.
10.               Evakuasi
a.    Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.Bawalah barang-barang secukupnya.
b.    Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
11.               Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
a.    Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
b.    Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
c.    Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
d.   Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
e.    Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
f.     Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
g.    Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
h.    Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
i.      Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
j.      Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
k.    Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
l.      Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
m.  Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.

L.  PENYIKAPAN BENCANA DALAM EPIDEMIOLOGI
1.    Epidemiologi Bencana di Indonesia
Beberapa bencana yang paling sering terjadi di Indonesia yang berpotensi untuk merugikan jika diurutkan berdasarkan cakupan populasi tertinggi ialah gempa bumi (11.056.806 penduduk), tsunami (5.402.239 penduduk), kekeringan/kemarau (2.029.350 penduduk), longsor (197.372 penduduk), serta badai tropis (1.636 penduduk). Selain itu, jumlah kejadian bencana yang terjadi di Indonesia tergolong yang terbesar di dunia. Indonesia berada pada ranking pertama dari total 265 negara yang beresiko untuk bencana tsunami, rangking pertama untuk bencana longsor dari total 162 negara paling beresiko, ranking ke tiga dari total 153 negara paling beresiko untuk bencana gempa bumi, serta ranking ke enam dari total 162 negara paling beresiko untuk bencana banjir (EM-DAT, 2008). Dampak Bencana
a)    Kerugian Korban Jiwa
Presentase orang-orang yang terkena dampak bencana mulai dari yang terbesar ialah 38% oleh banjir, 31% oleh gempa bumi, 17% oleh kebakaran, 6% oleh kemarau, 4% oleh penyakit epidemik, dan oleh 3% gunung merapi. Selanjutnya, presentase tipe bencana yang dilaporkan paling banyak memakan korban (kematian) di Indonesia 95% berasal dari bencana gempa bumi, 3% disebabkan oleh banjir, dan 2% disebabkan oleh epidemik penyakit (EM-DAT, 2008).
b)   Kerugian Dana dan Material
Total kerugian ekonomi berdasarkan data yang dilansir oleh CDER dari tahun 1980 hingga 2008, dana terbesar dikeluarkan untuk mengatasi bencana gempa bumi dan tsunami ialah sebesar $.8.451.600,- , wabah sebesar $.9.300.000, dan banjir sebesar $.1.755.800 (EM-DAT, 2008).
Sementara itu, dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi bencana yang akhir-akhir ini menimpa Indonesia seperti banjir bandang di Wasior, tsunami di Mentawai, serta gunung Merapi di Jogjakarta seluruhnya masih belum dapat dihitung. Berdasarkan klaim Bappenas, ditemukan bahwa hingga saat ini total kerugian dana dan materi yang masuk baru disumbang oleh bencana banjir di Wasior, yakni mencapai 300 miliar rupiah (Hariandja, 2010).
c)    Menurunkan Resiko Bencana
Dalam menanggulangi bencana yang terjadi, terdapat suatu siklus untuk mengelola bencana.
Siklus 1. Manajemen Bencana
Dari siklus di atas, tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang paling besar dibandingkan dengan peran tenaga kesehatan lainnya, yakni dimulai dari tahap rehabilitasi, rekonstruksi, mitigasi, hingga kesiapsiagaan menghadapi bencana sementara peran tenaga medis lebih besar dibutuhkan dalam merespon bencana.
1.    Rehabiltasi merupakan upaya untuk mengembalikan struktur dan fungsi ke bentuk seperti semula (sebelum terjadinya bencana), seperti misalnya dalam pemulihan suplay air dan listrik, penyediaan tempat pembuangan, serta memulihkan sarana transportasi dan komunikasi.
2.    Rekonstruksi merupakan upaya untuk mengembalikan sistem dan struktur ke fungsi atau bentuk yang lebih baik dari sebelum terjadi bencana. Hal yang dilakukan dalam tahap ini di antaranya ialah seperti Penilaian awal dan re-evaluasi bencana, Imunisasi dan skrining, Pengelolaan air dan sanitasi dan lain sebagainya.
3.    Mitigasi
4.    Kesiapsiagaan






















BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Gempa bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa disebabkan oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi oleh jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa ada 3 yaitu gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala atau magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber gempa dengan perkotaan, kedalaman sumber gempa, kualitas tanah dan bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai. Gempa dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1)   Berdasarkan penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan
2)   Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3)   Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4)   Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier
5)   Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar
Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang dilalui oleh lempeng tersebut sehingga mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa bumi adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan satu pulau yang aman dari gempa bumi karena posisinya yang berada di tengah-tengah lempeng.
Gempa dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Baik secara fisik maupun psikologis. Secara fisik tentu dapat merusak bangunan-bangunan tempat terjadinya gempa sehingga banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu juga banyak korban jiwa yang timbul karena tertimbun oleh bangunan-bangunan yang runtuh. Dampak negatif dari segi psikologis adalah beberapa dari korban bencana gempa dapat mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Gempa yang berkekuatan besar dan yang memiliki sumber gempa di dasar laut juga memiliki dampak terjadinya tsunami. Dampak-dampak tersebut juga dapat berpengaruh bagi keadaan negara karena mempengaruhi perekonomian juga keamanan negara seperti banyaknya bantuan yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi bencana tersebut.

B.  SARAN
Masyarakat harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di Indonesia dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa bumi.
Pemerintah juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana yang terjadi agar tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila dihadapkan dengan bencana gempa bumi, disaranakan yang pertama paling penting adalah menyelamatkan diri dibandingkan harta benda yang dimiliki.



DAFTAR PUSTAKA


http://thinkwijaya.blogspot.com/2012/05/ makalah-gempa-bumi.html 
http://josahulata.wordpress.com/2012/08/30/makalah-gempa-bumi-paper/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
http://www.scribd.com/doc/51168694/Gempa-Bumi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar