Tugas
Kelompok Mata Kuliah
Epidemiologi Gawat Darurat (EGD)
Dosen : Musfira, SKM, M.kes
EPIDEMIOLOGI
GEMPA BUMI
KELOMPOK III
OSCARIANI PASERANG 1110002
SARAH FEBRIANA 1110118
MARIA ASRIANI 1110018
RIAN SUHUBURUA 1110068
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
TAMALATEA MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Bumi
yang kita tempati memiliki banyak rahasia alam yang tidak kita ketahui. Kita
tidak pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi di muka bumi ini.
Banyak kejadian-kejadian alam yang mendatangkan pertanyaan bagi manusia. Salah
satu kejadian alam yang sudah tidak asing di telinga masyarakat yaitu gempa
bumi.
Gempa
bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat sering terjadi di muka bumi ini.
Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia sendiri memiliki
titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.
Mungkin
kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia, tapi bencana
tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita. Gempa bumi
sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah banyak sekali korban-korban yang berjatuhan
akibat bencana tersebut. Berarti gempa bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi
masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak dari masyarakat tidak mengerti akan apa
sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini. Maka sangatlah perlu bagi mereka
untuk tahu dan mengerti serta memahami peristiwa-peristiwa gempa bumi yang
terjadi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian dari gempa bumi?
2.
Apa
penyebab terjadinya gempa bumi?
3.
Bagaimana
proses terjadinya gempa bumi?
4.
Apa
saja jenis-jenis gelombang gempa bumi?
5.
Apa
saja faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa?
6.
Bagaimana
klasifikasi gempa bumi yang terjadi di muka bumi?
7.
Bagaimana aktivitas
gempa bumi di Indonesia?
8.
Apa
saja dampak dari gempa bumi yang terjadi?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan-tujuan dari penulisan makalah ini:
1.
Mengetahui
pengertian dari gempa bumi.
2.
Mengetahui
penyebab dari terjadinya gempa bumi.
3.
Mengerti tentang proses
terjadinya gempa bumi.
4.
Mengetahui
jenis-jenis gelombang gempa bumi.
5.
Mengetahui
faktor yang mempengaruhi besar kecilnya gempa bumi.
6.
Mengetahui
jenis-jenis gempa dan pengertiannya berdasarkan klasifikasinya.
7.
Mengetahui
aktivitas gempa bumi di Indonesia.
8.
Mengetahui
dampak dari gempa bumi yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
GEMPA BUMI
Gempa
Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang timbul di
permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi. Gempa bumi
juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang berasa
dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau lapisan
bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang disebabkan
oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran
gempa biasa dinyatakan dalam skala richter. Ilmuwan yang mempelajari tentang
gempa bumi disebut seismologist dan alat yang digunakan sisemologist untuk
mengukur setiap getaran yang terjadi disebut siesmograf.
Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan
yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
B. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng
bumi. Bumi kita ini memiliki
lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi
dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen),
mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng
tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi
yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai
akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan
pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan
terjadinya getaran pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng
tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit
bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang
menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga
akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk keluar
dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami
pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan
tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Gempa
bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh
peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit
listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat
menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
C.
PROSES
TERJADINYA GEMPA
Dalam
proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan episentrum.
Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan bumi
sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan
bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan
lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran. Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat
sampai pada episentrum dan terus merambat ke segala arah di permukaan bumi
dengan cepat.
D.
MACAM-MACAM GELOMBANG GEMPA
1. Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali
tercatat pada seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui
lapisan litosfer dan dirambatkan secara menyebar dan cenderung cepat. Jenis
gelombang longitudinal ini sifatnya sama seperti gelombang suara yang bisa
merambat melalui zat padat, cair dan padat.
2.
Gelombang
Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal
dan tercatat pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelombang ini
dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan
kecepatannya lebih rendah dibandingkan gelombang longitudinal dan bergerak
tegak lurus dengan arah rambatannya. Gelombang transversal hanya dapat merambat
melalui zat padat. Jika ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang
ini akan hilang dan tidak tercatat lagi pada seismograf.
3.
Gelombang
Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui
episentrum dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini
melanjutkan perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring
setelah gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang
bersifat merusak karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar
pusat gempa bumi.
E.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESAR KECILNYA GEMPA BUMI
Gempa bumi yang terjadi pada suatu daerah bisa merupakan
gempa yang berskala besar maupun gempa yang berskala kecil. Besar kecilnya
gempa itu dikarenakan beberapa faktor yaitu:
1.
Skala
atau magnitude gempa. Yaitu kekuatan gempa yang terjadi yang bukan berdasarkan
lokasi observasi pada suatu daerah . Magnitude gempa biasa dihitung tiap gempa
terjadi dan dicatat oleh seismograf yang dinyatakan dalam satuan Skala Ricther.
2.
Durasi
dan kekuatan gempa. Yaitu lamanya guncangan gempa yang terjadi pada suatau
daerah dan kekuatan gempa yang terjadi dengan melihat kerusakan pada daerah
tempat terjadinya gempa bumi.
3.
Jarak
sumber gempa terhadap perkotaan. Jarak sumber gempa yang jauh dari perkotaan
akan memungkinkan intensitas gempa semakin rendah.
4.
Kedalaman sumber gempa.
Yaitu kedalaman pusat terjadinya gempa diukur dari permukaan bumi. Semakin
dalam pusat gempa maka semakin rendah kekuatan gempa yang terjadi.
5.
Kualitas tanah dan
bangunan. Kualitas tanah yang buruk akibat bangunan dapat mengakibatkan serangan gempa bumi yang kuat.
6.
Lokasi
perbukitan dan pantai. Pantai atau daerah perbukitan merupakan daerah rawan
gempa karena perbukitan dan pantai merupakan daerah pertemuan lempeng. Sehingga
dapat mempengaruhi besar kecil kekuatan gempa berdasarkan hiposentrumnya.
F.
KLASIFIKASI
GEMPA BUMI
1. Berdasarkan
Penyebabnya
a) Gempa
Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan yang
mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
b) Gempa
Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas magma dalam lapisan bawah
permukaan bumi.
c) Gempa
Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pada terowongan bawah tanah
akibat aktivitas pertambangan. Runtuhan
terowongan yang besar tersebut dapat mengakibatkan getaran yang kuat.
2. Berdasarkan
Kedalaman Hiposentrum
a)
Gempa
Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik 1Ahiposentrumnya rendah. Titik hiposentrum ini dihitung
dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa berada.
b)
Gempa
Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya tidak terlalu
dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah
permukaan laut.
c)
Gempa
Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposentrumnya sangat jauh dari
permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.
3. Berdasarkan Jarak Episentrum
a)
Gempa
Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi namun hanya
pada daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa semacam ini
memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh wilayah
setempat saja.
b)
Gempa
Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan getarannya
dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada. Gempa ini
dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga mengakibatkan
guncangan yang kuat.
c)
Gempa
Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi dan
getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal
gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga
menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
4. Berdasarkan
Bentuk Episentrum
a)
Gempa
Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang dirasakan pada
daerah setempat.
b)
Gempa
Linier: gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini dirasakan oleh
daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan terus merambat
hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
5. Berdasarkan
Letak Episentrum
a)
Gempa
Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini terjadi
karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan dan
getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan tsunami
apa bila kekuatannya sangat besar.
b)
Gempa
Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau daratan. Gempa
ini terjadi apabila hiposentrumnya berada di bawah permukaan bumi dan berada
pada lempeng benua.
G. AKTIVITAS
GEMPA BUMI DI INDONESIA
Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu
dari proses pembentukan batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi
sehingga mengakibatkan tumbukan antar lempeng terus terjadi dan membentuk suatu
pegunungan yang panjang. Sirkum pasifik dan sikum mediterania ini bertemu di
wilayah Asia dan Indonesia merupakan salah satu negara yang berada diantara
jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar yaitu Pasifik, Amerika Utara,
Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat Indonesia berada.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng
Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng
Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng
Pasifik yang cenderung bergerak ke barat.
Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan bencana gempa
bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu Sumatra
terutama bagian pesisir barat, Jawa,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa,
aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi menjadi 6 daerah aktivitas:
1) Daerah
sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu di Halmahera,
pantai utara Irian.
2) Daerah
aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi. Yaitu
di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR
mungkin terjadi. Yaitu di pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi
tengah.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude
kurang dari 7 SR bisa terjadi. Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan
bagian timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang
terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra,
Kalimantan tengah.
6) Daerah
stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian,
Kalimantan bagian barat.
Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu
gempa yang terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang
Aceh dan sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini
mengakibatkan timbulnya tsunami karena hiposentrumnya yang berada pada dasar
laut.
H. DAMPAK
TERJADINYA GEMPA BUMI
Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia
diantaranya kerusakan berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat
kejadian. Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar.
Banyak dari korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat berlindung.
Selain itu gempa yang menyebabkan banyaknya bangunan yang runtuh akan
mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan.
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak
negative bagi psikologis korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban
juga Aakan
mengalami trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi
perekonomian negara karena secara tidak langsung negara perlu mengeluarkan
banyak biaya untuk mengatasi korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun
sandang. Tenaga medis dan fasilitasnyapun sangat diperlukan untuk mengatasi
dampak dari bencana tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar
tsunami apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan
memiliki kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua
benda yang dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.
I. ALAT
PENCATAT GEMPA BUMI
Seismograf
adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.
Seismograf Horizontal
b.
Seismograf Vertikal
Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang
dicatat pada seismograf.Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah.
Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin melebar dan
apabiila semakin lama getaran gempa di suatu tempat, maka semakin panjang pita
seismograf yang menggambarkan seismogram.
|
Pleistosista
adalah garis khayal yang membatasu sekitar episentrum yang mengalami kerusakan
terhebat akibat dari gempa bumi.
J. PERSIAPAN MEGHADAPI
GEMPA BUMI
Persiapan
untuk Keadaan Darurat
1.
Menentukan
tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung
yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh
atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
2.
Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan
air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3.
Menyiapkan tas ransel
yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
sangat dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam keadaan darurat misalnya:
a.
Lampu senter berikut
baterai cadangannya
b.
Air minum
c.
Kotak P3K berisi obat
penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan sebagainya
d.
Makanan yang tahan lama
seperti biskuit
e.
Sejumlah uang tunai
f.
Buku tabungan
g.
Korek api
h.
Lilin
i.
Helm
j.
Pakaian dalam
4.
Mengencangkan mebel
yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding
dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di
saat terjadi gempa bumi.
5.
Mencegah kaca jendela
atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan
memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass)
atau dengan menempelkan kaca film.
6.
Mencari tahu lokasi
tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak
mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih
rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari
Tsunami.
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1.
Matikan api kompor jika
anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang dapat menyebabkan
timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan api dengan
menggunakan
alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2.
Membuka pintu dan
mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
3.
Cari informasi mengenai
gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
4.
Utamakan keselamatan
terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada, segeralah
mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
5.
Tetap tenang dan tidak
terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu sampai gempa mereda, dan
sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi barang-barang keperluan darurat
dan keluar dari rumah/gedung menuju ke tanah kosong sambil melindungi kepala
dengan helm atau barang-barang yang dapat digunakan untuk melindungi kepala
6.
Jika anda harus
berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan reklame yang jatuh,
tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan kaca, dan benda-benda
yang berjatuhan dari atas gedung.
7.
Pastikan tidak ada
anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa
ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
8.
Jika gempa bumi terjadi
pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan sekali-kali mengerem dengan
mendadak atau menggunakan rem darurat. Kurangilah kecepatan secara bertahap dan
hentikan kendaraan Anda di bahu jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin,
di bawah
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
kabel tegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan.
K. TIPS MENGHADAPI GEMPA
BUMI
1. Bila Berada
di dalam rumah :
a.
Jangan panik dan jangan berlari
keluar, berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
b.
Bila tidak ada, lindungilah kepala
dengan bantal atau benda empuk lainnya.
c.
Jauhi rak buku, lemari, dan jendela
kaca.
d.
Hati-hati terhadap langit-langit
yang mungkin akan runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding, dan
sebagainya.
2. Bila berada
di luar ruangan :
a.
Jauhi bangunan tinggi, dinding,
terbing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang
tinggi, dsb.
b.
Usahakan dapat mencapai daerah
terbuka.
c.
Jauhi rak-rak dan jendela kaca.
3. Bila berada
di dalam ruangan umum :
a.
Jangan panik dan jangan berlari
keluar ruangan karena kemungkinan dipenuhi orang.
b.
Jauhi benda-benda yang mudah
tergelincir.
4. Bila Sedang
Mengendarai Kendaraan
a.
Segera hentikan di tempat terbuka.
b.
Jangan berhenti di atas jembatan
atau di bawah jembatan layang/ jembatan penyebrangan.
a. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban
dari kepanikan
b. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau
satpam
a.
Jangan
menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan
tangga darurat
b.
jika anda merasakan getaran gempabumi saat
berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol
c.
Ketika
lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah
d.
Jika
anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia
a.
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak
b.
Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
c.
Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan
8.
Bila sedang berada di gunung/pantai
b. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari
tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran
yang tinggi.
9.
Beri pertolongan
Sudah
dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi besar.
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang
ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang
berada di sekitar anda.
10.
Evakuasi
a. Tempat-tempat pengungsian biasanya telah
diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran
meluas akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki
dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah.Bawalah barang-barang
secukupnya.
b. Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat
terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang
bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar
dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang
yang tidak jelas.
11.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
a. Harus dibangun dengan konstruksi tahan
getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
b. Perkuatan bangunan dengan mengikuti
standar kualitas bangunan.
c. Pembangunan fasilitas umum dengan standar
kualitas yang tinggi.
d. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang
telah ada.
e. Rencanakan penempatan pemukiman untuk
mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
f. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan
pengaturan penggunaan lahan.
g. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatan diri jika terjadi gempa
bumi.
h. Ikut serta dalam pelatihan program upaya
penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam
kebakaran dan pertolongan pertama.
i.
Persiapan
alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
j.
Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
k. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan
bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
l.
Persiapan
alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
m. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk
melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
L. PENYIKAPAN
BENCANA DALAM EPIDEMIOLOGI
1.
Epidemiologi Bencana di Indonesia
Beberapa
bencana yang paling sering terjadi di Indonesia yang berpotensi untuk merugikan
jika diurutkan berdasarkan cakupan populasi tertinggi ialah gempa bumi
(11.056.806 penduduk), tsunami (5.402.239 penduduk), kekeringan/kemarau
(2.029.350 penduduk), longsor (197.372 penduduk), serta badai tropis (1.636
penduduk). Selain itu, jumlah kejadian bencana yang terjadi di Indonesia
tergolong yang terbesar di dunia. Indonesia berada pada ranking pertama dari total
265 negara yang beresiko untuk bencana tsunami, rangking pertama untuk bencana
longsor dari total 162 negara paling beresiko, ranking ke tiga dari total 153
negara paling beresiko untuk bencana gempa bumi, serta ranking ke enam dari
total 162 negara paling beresiko untuk bencana banjir (EM-DAT, 2008). Dampak
Bencana
a)
Kerugian Korban Jiwa
Presentase
orang-orang yang terkena dampak bencana mulai dari yang terbesar ialah 38% oleh
banjir, 31% oleh gempa bumi, 17% oleh kebakaran, 6% oleh kemarau, 4% oleh penyakit
epidemik, dan oleh 3% gunung merapi. Selanjutnya, presentase tipe bencana yang
dilaporkan paling banyak memakan korban (kematian) di Indonesia 95% berasal
dari bencana gempa bumi, 3% disebabkan oleh banjir, dan 2% disebabkan oleh
epidemik penyakit (EM-DAT, 2008).
b)
Kerugian Dana dan Material
Total
kerugian ekonomi berdasarkan data yang dilansir oleh CDER dari tahun 1980
hingga 2008, dana terbesar dikeluarkan untuk mengatasi bencana gempa bumi dan
tsunami ialah sebesar $.8.451.600,- , wabah sebesar $.9.300.000, dan banjir
sebesar $.1.755.800 (EM-DAT, 2008).
Sementara
itu, dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi bencana yang akhir-akhir ini
menimpa Indonesia seperti banjir bandang di Wasior, tsunami di Mentawai, serta
gunung Merapi di Jogjakarta seluruhnya masih belum dapat dihitung. Berdasarkan
klaim Bappenas, ditemukan bahwa hingga saat ini total kerugian dana dan materi
yang masuk baru disumbang oleh bencana banjir di Wasior, yakni mencapai 300
miliar rupiah (Hariandja, 2010).
c)
Menurunkan Resiko Bencana
Dalam
menanggulangi bencana yang terjadi, terdapat suatu siklus untuk mengelola
bencana.
Siklus 1. Manajemen Bencana
Dari siklus
di atas, tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang paling besar
dibandingkan dengan peran tenaga kesehatan lainnya, yakni dimulai dari tahap
rehabilitasi, rekonstruksi, mitigasi, hingga kesiapsiagaan menghadapi bencana
sementara peran tenaga medis lebih besar dibutuhkan dalam merespon bencana.
1.
Rehabiltasi merupakan upaya untuk
mengembalikan struktur dan fungsi ke bentuk seperti semula (sebelum terjadinya
bencana), seperti misalnya dalam pemulihan suplay air dan listrik, penyediaan
tempat pembuangan, serta memulihkan sarana transportasi dan komunikasi.
2.
Rekonstruksi merupakan upaya untuk
mengembalikan sistem dan struktur ke fungsi atau bentuk yang lebih baik dari
sebelum terjadi bencana. Hal yang dilakukan dalam tahap ini di antaranya ialah
seperti Penilaian awal dan re-evaluasi bencana, Imunisasi dan skrining,
Pengelolaan air dan sanitasi dan lain sebagainya.
3.
Mitigasi
4.
Kesiapsiagaan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Gempa
bumi adalah getaran yang berasal dari energi dalam bumi yang bisa disebabkan
oleh pergerakan batuan atau pergerakan lempeng, aktivitas magma, maupun
aktivitas yang dilakukan manusia. Proses terjadinya gempa bumi juga dipengaruhi
oleh jenis gempa yang terjadi baik tektonik maupun vulkanik. Gelombang gempa
ada 3 yaitu gelombang longitudinal, transversal dan panjang. ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya gempa yaitu, skala atau
magnitude, durasi dan kekuatan, jarak sumber gempa dengan perkotaan, kedalaman
sumber gempa, kualitas tanah dan bangunan, dan lokasi perbukitan dan pantai.
Gempa dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1) Berdasarkan
penyebabnya: tektonik-vulkanik-runtuhan
2) Berdasarkan kedalaman hiposentrum: dangkal-menengah-dalam
3) Berdasarkan jarak episentrum: setempat-jauh-sangat jauh
4) Berdasarkan bentuk episentrum: sentral-linier
5) Berdasarkan letak episentrum: laut-dasar
Indonesia
merupakan salah satu negara yang rawan bencana gempa karena Indonesia berada
pada pertemuan tiga lempeng besar di dunia yaitu lempeng Eurasia,
Indo-Australia an Pasifik. Wilayah-wilayah di Indonesia yang dilalui oleh
lempeng tersebut sehingga mengakibatkan wilayah tersebut rawan bencana gempa
bumi adalah Sumatra, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Kalimantan merupakan
satu pulau yang aman dari gempa bumi karena posisinya yang berada di
tengah-tengah lempeng.
Gempa
dapat membawa dampak negatif bagi manusia. Baik secara fisik maupun psikologis.
Secara fisik tentu dapat merusak bangunan-bangunan tempat terjadinya gempa
sehingga banyak warga yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu juga banyak
korban jiwa yang timbul karena tertimbun oleh bangunan-bangunan yang runtuh.
Dampak negatif dari segi psikologis adalah beberapa dari korban bencana gempa
dapat mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Gempa yang berkekuatan besar
dan yang memiliki sumber gempa di dasar laut juga memiliki dampak terjadinya
tsunami. Dampak-dampak tersebut juga dapat berpengaruh bagi keadaan negara
karena mempengaruhi perekonomian juga keamanan negara seperti banyaknya bantuan
yang harus dijalankan pemerintah untung mengatasi bencana tersebut.
B.
SARAN
Masyarakat
harus lebih tahu mengenai gejala-gelaja alam yang sering terjadi di Indonesia
dan pemerintah juga harus sering mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta
pengetahuan bagi masyarakat agar mereka mengerti dan dapat mengetahui apa yang
harus mereka lakukan apabila suatu saat mereka dihadapkan dengan bencana gempa
bumi.
Pemerintah
juga harus betindak cepat dalam menangani segala bencana yang terjadi agar
tidak memakan banyak korban jiwa. Apabila dihadapkan dengan bencana gempa bumi,
disaranakan yang pertama paling penting adalah menyelamatkan diri dibandingkan
harta benda yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
http://josahulata.wordpress.com/2012/08/30/makalah-gempa-bumi-paper/
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi
http://www.scribd.com/doc/51168694/Gempa-Bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar